Dejavu - Part 1

120 12 0
                                    


(AUTHOR POV)
"Jiyeon ah~ ... Jiyeon ah~..." terlihat seorang yeoja imut sedang berlari-lari, kepang duanya berayun-ayun dengan lucunya seperti kepang anak kecil. Tiba-tiba yeoja itu menepuk pundak seorang yeoja yang sedari tadi dipanggil, kelihatannya temannya itu sedang tertidur lelap dengan kedua telapak tangan sebagai bantalnya. Rambut panjang coklatnya menutupi seluruh wajahnya. Tiba-tiba...
"Aiisshhh.. Apo!" Yeoja yang ditepuk bahunya itu seketika pun terbangun. Ia mengangkat wajahnya sembari memegangi bahunya yang sakit. Ia menoleh pada yeoja disampingnya dengan pandangan kesal.
"Aiisshhh... Ya~ Lee Ji Eun! Tidak bisakah kau membiarkanku tidur?? Kau tau kan, sangat jarang ada jam pelajaran kosong seperti ini.. aiisshh... " ia melanjutkan mengomeli temannya yang bernama Lee Ji Eun. Sementara yeoja yang diomeli itu hanya bias tersenyum pasrah.
"Eoh. Jiyeon ah~ Mian. Aku.. aku punya kabar baik." Hihihihiii. Ji eun tersenyum sambil sedikit memelankan suaranya.
"Mwo? Kabar baik apa?" Tanya Jiyeon sedikit cuek seraya menyisir rambutnya dengan jari-jarinya yang panjang dan lentik.
"Ada murid baru. Namja. Sangat tampan!! Aku melihatnya sedang duduk di ruang kepala sekolah. Menurut gossip, dia pindahan dari Gangnam District. Aigooo... Jinjja mositta!! Baru beberapa menit di sini, dia sudah banyak penggemar. Dan beruntungnya, dia akan pindah ke kelas kita. Kyaaa~!!! Senangnya.. " Ji Eun menjelaskan panjang lebar dengan mata berbinar-binar.
"MWO??!!!!" Jiyeon berteriak.
(AUTHOR POV END)



(JIYEON POV)
"MWO??!!!!" aku beteriak.
"Wae?" Jieun bertanya dengan wajah polosnya.
"Neo! Jadi, kau membangunkanku hanya untuk memberitahuku hal ini?? Jadi,, ini kabar baiknya??"
'Aaiisshhh.. Lee Jieun... Eui yeoja jeongmal... Jadi, dia membangunkanku dari tidurku yang nyenyak hanya untuk memberitahuku hal yang tidak penting ini?? Murid baru?? Apa urusannya denganku?! Memangnya aku penggemar murid baru itu?? Untung saja Jieun adalah sahabat terbaikku selama 2 tahun ini di SMA, dan lebih untungnya lagi tampangnya sangat imut dan polos, jika tidak, aku ingin sekali menjitak kepalanya.' Batinku.
Aku melihat raut wajahnya yang menampakkan rasa bersalah, dia pasti menyesal telah membangunkanku. Sahabatku ini sudah tahu dengan pasti kalau aku sangat suka tidur. Kekekekkekek
"Mian. Mianhae..." dengan lemas Jieun duduk di kursinya. Tiba-tiba aku merasa bersalah padanya.
"Lalu.. Bagaimana tampang anak baru itu?" tanyaku asal. Aku sama sekali tidak tertarik dengan anak baru itu. Aku hanya pura-pura peduli agar Jieun tidak bersedih.
"Eoh?? Kau benar-benar ingin tahu?? Jinjja???" kulihat matanya kembali bersinar dengan tatapan bahagia. Aigoo...
"Eoh..." jawabku singkat.
"Dia benar-benar tampan, tinggi, kakinya jenjang, kulitnya putih.. Ah!! Warna rambutnya sama denganmu..."
"Jeongmal?? Apa... apa kau menyukainya??" tanyaku penasaran.
"Geurom! Siapa yang tidak menyukai namja seperti itu. Neo..." Jieun menggantungkan kalimatnya seraya mengarahkan jari telunjuknya padaku.
"Naega wae??" tanyaku sembari menjauhkan wajahku dari jari telunjuknya dan menepisnya dengan tanganku.
"Kau.. Benar-benar beruntung Jiyeon ah~" Jieun melipat kedua tangannya seperti orang yang sedang berdoa sambil menatap iri kepadaku. Aku benar-benar bingung sekarang. Tiba-tiba saja aku menjadi tertarik dengan ceritanya yang tadinya kuanggap tidak penting.
"Eoh? Beruntung?" tanyaku bingung.
"Aigooo.. Park Jiyeon~!! Kenapa kau tidak cepat tanggap??" terlihat ekspresi kesal dan kecewa di wajah Jieun. Kenapa dia berkata begitu, seolah meremehkan responku.
"Yak! Apa maksudmu? Kau ingin bilang kalau aku bodoh, begitu?"
"Geurae! Neo jeongmal pabo ya.."
"Yak! Lee Jieun."
'Aigoo.. Kenapa sahabatku mengatai aku bodoh??? Apa ada yang tidak aku mengerti di sini???'
*author juga gak ngerti sama maksudnya Jieun...*
Next >>>>>>>>>>>>>>>>>

"Neo.. Dengarkan baik-baik. Di kelas kita ada20 pasang meja dan kursi, tapi hanya ada 19 murid. Sejak Kim Na Eun tidak lagi menjadi murid di kelas kita, kursinya yang ada di samping kananmu itu menjadi kosong. Kau tau kan tidak ada yang mau duduk di kursi itu karena mereka bilang itu kursi kutukan. Siapa pun yang duduk di kursi itu pasti dibully hingga dia pindah sekolah. Jadi....." Jieun menggantungkan kalimatnya lagi dan membuatku berpikir keras.
"Mak.. maskudmu,, murid baru itu akan duduk disampingku???" tanyaku kaget setelah menyadari maksud penjelasan Jieun yang panjang lebar tadi. Dia benar juga. Posisi kursi di kelasku memang dipasang-pasangkan dengan dua meja dan dua kursi digabungkan. Selama setahun lebih aku duduk sendiri dipojok belakang kelas dengan kursi kosong disamping kananku. Jieun duduk disamping kiriku bersama Jang Woo Young. Dia tidak mau pindah untuk duduk denganku karena percaya dengan mitos itu. Kim Na Eun yang sejak awal sekolah menjadi pasanganku, sudah pindah karena sering dibully temen-temanku. Apalagi dia sakit-sakitan, pasti dia merasa tidak sanggup. Jadinya, aku duduk sendiri di pojok belakang kelas.
"Ne. Jadi, kau paham juga kan sekarang. Dasar lamban. " Jieun menyadarkanku dari lamunanku dengan perkataannya yang agak menyakitkan. Tapi tiba-tiba, kulihat dia mengepalkan telapak tangan kanannya, mengangkat lengannya dan berkata...
"Hwaiting~!!!" lalu mengedipkan sebelah matanya.

'Omo.. apa maksud kedipannya itu??'
(JIYEON POV END)

DejavuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang