(AUTHOR POV)
Keesokkan harinya, Jiyeon tidak masuk sekolah. Tiba-tiba saja dia malas untuk berbuat apapun hari ini. Kyuhyun dan Jieun terlihat cemas. Tanpa pikir panjang Kyuhyun merogoh handphone-nya dari saku kiri celananya. Dia terlihat menyentuh layar handphone-nye dan memainkan jari-jarinya di atas layar sentuh telepon selular berwarna putih itu.
To : 지연
'Jiyeon ah~ Gwaenchanha? Kenapa hari ini kau tidak masuk sekolah? Apakah kau sakit? Aku dan Jieun mencemaskanmu.'
Di rumahnya, Jiyeon hanya duduk di atas kasurnya dengan menyandarkan punggungnya di atas bantal empuk berwarna biru langit yang ia letakkan di balik punggungnya, sementara bedcover berwarna senada menutupi tubuhnya. Beberapa saat Jiyeon terlihat menghayal dengan tatapan kosong, tiba-tiba terdengar bunyi lagu yang mengalun merdu di dalam kamar kecilnya yang sepi.
~Geurae neoyeosseo nal derigo naon geon
Nae jumeoni sog nae soneul kkog jabdeon
Geu hae neujgaeurui neo ijen eodireul geodni
Neoui balsoriga geuriwo~ (Late Autumn)
Jiyeon sontak kaget dan mencoba mencari sumber suara dari potongan lagu favoritnya itu. Terlihat dia membalik-balikkan bedcovernya, lalu meletakkannya kembali. Diangkatnya bantal di sampingnya dan lalu mengambil benda kecil berwarna putih. Jiyeon sedikit memainkan jari-jarinya di atas handphone-nya, lalu menyunggingkan senyum kecil setelah melihat nama yang terpampang di layar handphonenya.
From : 규현
'Jiyeon ah~ Gwaenchanha? Kenapa hari ini kau tidak masuk sekolah? Apakah kau sakit? Aku dan Jieun mencemaskanmu.'
Tiba-tiba saja senyum di bibirnya luntur seketika.
"Ciihh. Apa dia benar-benar menghawatirkanku? Dia bahkan menyebut nama Jieun dalam pesannya. Kenapa tidak menyuruh Jieun langsung yang menyampaikannya? Kenapa harus dia yang mewakili kecemasan Jieun padaku?" Jiyeon sedikit bergumam sambil memandangi layar handphone-nya.
Dengan ragu-ragu, Jiyeon memutuskan untuk membalas pesan singkat dari Kyuhyun.
To : 규현
'Nan gwaenchanha. Geogjeongma.'
From : 규현
'Jeongmal? Geurom,,, apakah sore ini kita bisa bertemu?'
To : 규현
'Geurae. Jam berapa?'
From : 규현
'Jam 5. Aku akan menjemputmu. Kalau begitu, sampai jumpa nanti sore. Kim saem baru saja masuk kelas. Annyeong. '
"Park Jiyeon. Kau benar-benar bodoh. Menerima pesan singkat darinya saja sudah membuatmu senang dan tersenyum sendiri seperti orang yang kurang waras. Tapi, kenapa dia mau bertemu denganku? Apakah ada hal penting yang ingin dibicarakan? Dia bahkan akan menjemputku. Aigooo.. jangan percaya diri dulu. Bagaimana jika dia ingin membicarakan hubungannya dengan Jieun? Mulai sekarang janganlah terlau banyak berharap padanya." Jiyeon berbicara panjang lebar pada dirinya sendiri seolah ada pantulan dirinya di hadapannya sekarang.
Sekali lagi Jiyeon membuka folder pesannya, membaca-baca kembali semua pesan singkatnya dengan Kyuhyun. Sesekali dia tersenyum dan tertawa kecil.
"Pabo ya. Kau bahkan menambahkan gambar hati di belakang namanya." Jiyeon tersenyum pilu kali ini.
.
Jam menunjukkan pukul 4.45 dan Jiyeon, yeoja cantik itu sedang duduk di depan meja riasnya. Dia sedang mengoleskan lip-glossnya pada kedua bibir tipisnya. Kecantikkan alaminya terpancar begitu jelas, dengan sedikir eye-liner tipis di bagian ujung matanya dan rambut coklat panjangnya yang dibiarkan tergerai natural. Hari ini, rambutnya sengaja ditata sedikit bergelombang. Dia sendiri tidak tahu kenapa dia berdandan lebih untuk hari ini. Yang dia tahu, dia hanya ingin terlihat cantik di depan Kyuhyun.
"Chagi ya~ Kyuhyun baru saja sampai. Palli wa.." Jiyeon sedikit kaget mendengar suara Eomma-nya kali itu.
Jiyeon beranjak dari tempat duduknya, menatap dirinya di depan cermin, merapikan mini dressnya yang berwarna baby pink dan meraih postman bag-nya yang berwarna cream. Yeoja itu lalu melangkahkan kakinya menuju sudut di kamarnya di mana terdapat deretan sepatu mulai dari flat shoes, boots sampai high heels yang tertata rapi. Matanya menoleh ke arah deretan sepatunya, dari ujung ke ujung, lalu ia putuskan untuk memakai flat shoes berwarna cream dengan aksen pita di depannya, sangat serasi dengan postman bag-nya.
(AUTHOR POV END)
(KYUHYUN POV)
Aku berada di rumah Jiyeon sekarang, duduk di ruang tamu, sejujurnya aku sangat gugup. Ini pertama kalinya aku menjemputnya dengan mobilku. Aku sengaja menggunakan transportasi umum ke sekolah agar tidak mencolok dan menjadi pusat perhatian.
Aku mendengar langkah kaki yang lama kelamaan semakin mendekat. Aku memberanikan diriku untuk berdiri dan sedikit berjalan menuju ujung anak tangga yang ada di sisi lain ruang tamu.
DEG!!!
Jiyeon, yeoja itu sedang menuruni anak tangga satu persatu. Dia terlihat sangat cantik, benar-benar seperti bidadari. Rambutnya.. rambutnya bergelombang, sangat berbeda dari biasanya. Kaki jenjangnya yang mulus benar-benar terekspos dengan jelas tanpa ditutupi kaos kaki panjang yang sering ia kenakan ke sekolah. Warna bajunya sangat cocok di kulitnya yang putih mulus. Apakah dia sengaja berdandan untukku hari ini?
Dia sudah berada di depanku! Aku tidak tahu harus berkata apa.
"Eheeuummm..." tiba-tiba Eomma Jiyeon muncul di samping kami.
"Eoh. Eommoni." Aku membungkukkan tengkuk kepalaku.
"Kyuhyun ah~ Jangan memandang uri Jiyeon seperti itu. Matamu terlihat seperti mau copot." Eomma Jiyeon benar-benar tahu cara membuatku malu di depan putrinya.
"Eomma..." Jiyeon tersenyum malu. Huwaaa... Bahkan saat tersenyum malu seperti ini pun dia terlihat sangat cantik.
"Arrasseo. Palli ka. Jangan pulang terlalu larut. Arrasseo Kyuhyun ah~???"
"Ne. Algesseubnida. Annyeonghi gaseyo, eommoni." Aku dan Jiyeon menundukkan kepala kami dan melangkah ke luar rumahnya.
Aku dan Jiyeon tiba di restoran milik keluargaku beberapa menit sebelum jam 6. Aku sudah memesan tempat di lantai dua, di meja paling pojok di dekat dinding kaca dengan pemandangan menghadap pantai. Karena hari ini sudah memasuki musim panas, jadi matahari akan tebenam sedikit terlambat dari biasanya. Karena itu cuaca di luar masih cukup terang.
"Kyuhun ah~ Apakah ini restoran keluargamu yang pernah kau ceritakan padaku?" Jiyeon terlihat kagum sambil memandangi ruangan restoran yang luas dengan bola matanya yang membulat. Dan saat dia melihat pemandangan di luar restoran itu, mulutnya terbuka. Dia terlihat sangat lucu dengan ekspresi seperti itu. Sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya, Jiyeon berjalan cepat menuju dinding kaca di sisi lain ruangan restoran dan saat Jiyeon berada tepat di depan kaca, Jiyeon menyandarkan kedua telapak tangannya di kaca sambil memandangi pemandangan pantai yang airnya sedang teduh dengan gulungan ombak kecil yang dibawa angin sampai ke tepi pantai. Aku hanya bisa mengikutinya dari belakang. Aku sangat menyukai binar di matanya hari ini.
"Eoh. Duduklah. Aku sudah memesankan meja untuk kita." Aku menarik salah satu kursi dan mempersilahkan Jiyeon untuk duduk lebih dulu.
Setelah duduk, Jiyeon kembali memandang ke luar dinding kaca sambil tersenyum.
"Yeppeuda." Gumamnya.
Menurutku, senyumnya adalah perhiasan termahal dan terindah yang dimiki oleh seorang Jiyeon.
"Kau suka?" Jiyeon tidak menjawab, dia hanya menganggukkan kepalanya dua kali dengan cepat sambil tersenyum.
Tiba-tiba saja, ada orang yang menepuk pundakku.
"Cho Kyuhyun." Aku menolehkan pandanganku ke belakang dan betapa kagetnya aku ketika melihat orang yang sedang berdiri di hadapanku sekarang.
"Hyung!" Aku sangat bahagia. Leeteuk hyung. Kapan dia dibebas tugaskan dari wajib militer?
"Wae? Kenapa kau terkejut melihatku?" Hyung tersenyum padaku sambil merentangkan kedua tangannya. Aku sangat merindukan senyumnya itu.
"Kapan kau selesai wamil? Kenapa tidak menghubungiku? Aku kan bisa menjemputmu hyung." Setelah menjawab pertanyaannya, aku pun memeluk Leeteuk Hyung dengan erat.
"Aigoo.. Aku sudah beberapa hari ini dibebas tugaskan. Bagaimana mungkin kau bisa menjemputku? Kau kan sedang sibuk pacaran.." Aku kaget dengan ledekkan hyung. Aku pun memalingkan pandanganku pada Jiyeon.
"Eoh? Hyung. Aku lupa memperkenalkan temanku. Ini Jiyeon, teman sekelasku." Leeteuk hyung menghampiri Jiyeon yang sudah berdiri dan menjabat tangannya.
"Annyeonghaseyo. Leeteuk ibnida...." Leeteuk hyung memamerkan senyum khasnya di depan Jiyeon.
" Yaahhh~ Cho Kyuhyun! Kau memiliki yeojachingu yang sangat cantik." Aku hanya tersenyum sambil melirik Jiyeon. Yah, Jiyeon, dia memang sangat cantik.
"Jeongmalyo? Hyung, kau segeralah cari yeojachingu lalu kita bisa double date." Leeteuk hyung tetawa renyah mendengar celetukanku.
DEG!!
'Kyuhyun? Dia mengakuiku sebagai yeojachingu-nya di depan hyungnya. Apakah dia sedang bercanda? Sejak kapan dia memintaku menjadi yeojachingunya? Tapi... Tapi... aku sangat bahagia mendengarnya.' Ucap Jiyeon dalam hati.
Jiyeon terlihat membulatkan matanya tapi setelah itu dia hanya tertunduk malu.
'Itu pertanda bagus Cho Kyuhyun. Dia pasti menyukaimu. Tinggal sedikit lagi.' Kyuhyun berkata dalam hati.
"Oh yah. Kyuhyun ah~ Apakah Shindong masih bekerja di restoran ini?" hyung terlihat mengarahkan pandangannya ke arah belakang restoran, tempat di mana dapur restoran ini terletak.
"Ne hyung. Apakah kau datang kemari untuk memberikan kejutan padanya?"
"Eoh. Aku ingin melihat tampangnya sekarang."
"Berilah ucapan selamat padanya. Dia sudah menjadi kepala koki sekarang." Sudah kuduga Leeteuk hyung akan terkejut mendengar berita ini. Sahabatnya sudah menjadi koki terkenal sekarang.
"Jinjja? Baiklah, kalau begitu aku akan mengagetkannya dulu, mumpung belum banyak pengunjung." Leeteuk hyung pun melangkah pergi dari meja kami, tapi kulihat dia berhenti dan membalikkan badannya.
"Kyuhyun ah~ Sebenarnya kemarin hyung melihatmu sedang bersama Jiyeon di mall. Tapi, karena kalian terlihat sangat menikmati kencan kalian, jadi hyung tidak berani mengganggumu." Setelah mengucapkan kalimatnya, hyung kembali melangkah meninggalkanku dan Jiyeon yang sedang terkejut.
"Jiyeon ah~ Itu... Sebenarnya..." Aku bingung harus menjelaskan bagaimana. Tiba-tiba saja aku menyesal telah beremu dengan Leeteuk hyung hari ini. Kenapa dia harus mengucapkannya di depan Jiyeon. Yang kemarin bersamaku kan Jieun.
"Kyuhyun ah~ bukankah kemarin aku sama sekali tidak bersama-sama denganmu. Itu berarti..." Jiyeon, dia terlihat sedih. Ada sorot kekecewaan di dalam pandangan matanya. Aku harus jujur padanya sekarang. Tapi, kulihat Jiyeon sudah berdiri dan bersiap-siap beranjak dari meja kami. Saat aku akan bersiap untuk berdiri dan bermaksud menahannya, dengan cepat dia berlari melawatiku. Dengan cepat pun aku berlari mengejarnya, aku berhasil meraih tangannya sebelum dia masuk ke dalam lift untuk turun dan keluar dari restoran ini. Saat aku menarik tangannya dengan maksud untuk menghadapkan tubuhnya padaku, aku terperanjat, Jiyeon, dia,, dia menangis. Air matanya berderai dengan deras. Entah kenapa aku menjadi lupa dengan kalimat yang harus kuucapkan padanya.
"Jiyeon ah~ Kau... Kau menangis?" aku menatap kedua matanya yang sembab dan mulai memerah. Aku meraih pipinya, ku elus pipinya dengan lembut dan menyeka air matanya dengan ibu jariku.
"Aku ingin pulang sekarang." Hanya itu yang diucapkannya sambil menampik kedua tanganku dari pipinya.
"Jiyeon ah~ Kau, jangan salah paham dulu. Jebal." Aku meraih tangannya dan menggenggamnya dengan erat. Aku tak akan membiarkannya pergi sebelum tahu semua kebenarannya.
"Salah paham? Kenapa aku harus salah paham?" Jiyeon menatapku dengan tatapan dinginnya.
"Jiyeon ah~ Tolong jangan seperti ini. Nan.. Nan.. Nan neo johae... Jeongmal johae Jiyeon ah~.
Aku tahu, kau juga menyukaiku Yeonni ah~."
(KYUHYUN POV END)

KAMU SEDANG MEMBACA
Dejavu
FanficApa rasanya bertemu dengan orang yang pernah hadir di mimpimu sebelumnya? Kyuhyun hadir sebagai murid baru di sekolah Jiyeon. Lambat laun mereka menjadi akrab sehingga muncul benih-benih asmara di antara mereka. Tapi, suatu hari Jiyeon melihat Kyuhy...