Zahra POV
Pagi ini begitu cerah, secerah hatiku yang tidak sabar ingin bertemu sahabat²ku di sekolah islamic di Bangkalan.
Ya, namaku Alisa Fatia Zahra. Umurku baru menginjak 17 tahun, aku putri pertama dari ketiga bersaudara. Dan dari pasangan Ali dan Anisa.Pagi ini aku akan ke sekolah dengan status baru yaitu kakak kelas. Aku baru naik kelas. Ke kelas 11. Selama kelas 10, aku menyukai seorang pria. Dia adalah ketua kelasku sendiri. Aku menyukainya semenjak aku masuk di sekolahku itu. Tetapi aku tidak berani mengatakannya karena aku seorang wanita. Jadi cara terbaikku adalah mendoakannya di sepertiga malam ku.
Sebelum aku siap-siap untuk pergi ke sekolah, kebiasaan ku adalah menyapa umiku di dapur. Tujuanku supaya bersemangat nanti di sekolah. Hehe...
"Assalamualaikum, selamat pagi umi" ucapku seraya memeluk umiku yang sedang berkutat di dapur.
"Wa'alaikumsalam sayang. Kamu gak siap-siap? Sebentar lagi jam 6 lho" ucap umiku seraya melepas pelukanku.
"Hehe iya umi ini Zahra mau siap-siap" ucapku cengengesan.
"Yasudah sana, nanti kalo sudah selesai cepat turun dan sarapan biar gak telat. Ini kan hari pertama kamu sekolah lagi" suruh umiku dengan lembut.
"Yaudah umi, Zahra ke kamar dulu ya mau siap-siap" ucapku meninggalkan umiku yang masih memasak di dapur.
***Setelah selesai siap-siap aku langsung menuju tempat makan yang disana suda ada Abi,umi dan adik²ku.
"Assalamualaikum Abi,umi,dan adik² mba" salamku yang langsung duduk di meja makan.
"Wa'alaikumsalam" balas umi,Abi dan adik²ku bersamaan.Setelah itu Abi langsung membacakan doa sebelum kita makan. Setelah selesai doa kita pun langsung menyantap sarapan dengan khidmat.
***Setelah selesai makan, akupun langsung mencium tangan kedua orang tuaku. Seraya berpamitan untuk berangkat ke sekolah.
Awalnya Abi menawarkan agar aku diantar nya ke sekolah. Tapi aku menolaknya karena aku sudah nyaman berangkat ke sekolah dengan mengendarai motor.Cukup sekian ya part perkenalanku ini...
Jazakillah Khair...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaulah Takdirku
Teen FictionAku pernah menyerah atas takdir Allah yang tidak mungkin bisa menyatukan aku dan kamu dalam suatu ikatan halal. Tapi siapa yang menyangka? Bahwa kamulah orang yang akan menjabat tangan ayahku dan menjadi takdirku... Mampir yuk :)