2.Hari pertama

27 3 8
                                    

Author POV

Hari ini adalah hari Senin, hari yang paling di tunggu-tunggu oleh seorang pria tampan dan sempurna. Bagaimana tidak? Rahangnya yang kokoh serta alis tebal dan tak kalah juga dengan bibir yang merah. Karena dia memang bukan tipikal cowok yang suka merokok.

Hari ini adalah hari pertamanya memasuki wilayah sekolah yang hampir dua bulan tidak di tempati di karenakan libur.
Hari ini juga hari pertamanya menjadi Kakak kelas di sekolah islamic Bangkalan.
Dia tidak sabar ingin segera masuk sekolah karena ada satu alasan yang mampu membuatnya gundah beberapa bulan ini.

Ya, dia adalah Muhammad Azam Ramadhan. Pria berumur 18 tahun ini ingin segera masuk ke sekolah nya karena dia selalu di hadiri mimpi bertemu dengan sosok wanita yang selama ini tidak pernah ia lirik.
Tapi beda halnya dengan sekarang, sekarang dia ingin mengungkapkan perasaannya kepada wanita tersebut setelah ia meminta petunjuk Allah dengan melaksanakan sholat istikharah.
Dan dia merasa wanita itulah yang selama ini ada di mimpinya dan diapun ingin berniat baik dengan mengajaknya ta'aruf dan berjanji akan meminangnya setelah mereka lulus nanti.
***

Disinilah pria itu berada. Di kelas baru dan status baru. Pria tersebut selalu berangkat awal, alasannya agar tidak terlambat.

Di dalam kelas sudah ada dua sahabatnya yaitu Rayhan dan Nanda. Mereka bersahabat sejak awal masuk sekolah, hingga sekarangpun hubungan mereka masih sangat baik tanpa pertengkaran.

"Assalamualaikum bro" sapanya kepada kedua sahabatnya yang masih sibuk dengan handphone masing-masing.

"Yaelah jawab napa, sampe segitunya amat mainnya" sindirnya kepada kedua sahabatnya tersebut.

"Iya-iya wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Puas?" Jawab Rayhan seraya masih fokus pada handphone nya.

"Kemana aja lu zam selama liburan?di ajak main gak pernah mau, ya gak Ray?" Tanya Nanda sambil meletakan handphone nya.

"Iya lu kemana aja zam?gua chat gak pernah tuh di bales" cibir Rayhan pada Azzam.

"Maaf-maaf, gua tu sibuk bantu ayah gua ngurusin perusahaannya. Gua di suruh belajar biar nanti bisa jadi penerus ayah" jawab Azzam memberi pengertian kepada kedua sahabatnya.

"Iya-iya gua percaya kok. Santay aja kali. Ya gak Ray?" Balas Nanda bertanya percaya.

"Yoi bro" jawab Rayhan mengiyakan pertanyaan Nanda.
***

Di tempat lain, Zahra baru nyampe ke parkiran sekolahnya dan dia langsung menuju ke kelas yang amat ia rindukan.

Setelah nyampe, dia pun mengucap salam kepada teman-teman yang ada di dalam kelas yang memang sudah banyak yang datang tak terkecuali Fida dan Lia, sahabatnya.

"Assalamualaikum temen-temen" ucap Zahra bersemangat.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" ucap siswa yang berada di dalam kelas tersebut serentak, tak terkecuali Azam.

"Zahraa kamu apakabar?" Tanya fida dan Lia seraya memeluk Zahra.

"Alhamdulillah aku baik kok. Kalian apakabar?" Tanya Zahra kepada kedua sahabatnya.

"Kita juga Alhamdulillah baik juga kok" jawab Lia seraya melepas pelukannya.

Setelah kangen- kangenan, mereka bertiga pun langsung duduk di meja masing.
Tak terkecuali Zahra yang langsung membuka handphone nya karena ini tahun ajaran baru, jadi Zahra tidak mempunyai buku baru. Di karenakan memang belum di bagiin.

Di dalam kelas, anak-anak banyak melakukan aktivitas nya masing masing karena tadi ketua kelas mengumumkan bahwa sekarang free.
Ada yang tidur, ada juga yang bercerita sambil bercanda dan ada pula yang hanya bermain handphone. Ya sama halnya dengan yang di lakukan Zahra sekarang.
Tetapi ketika Zahra lagi asik bermain game di handphone nya, Zahra di minta Fida dan Lia untuk ikut ke kantin. Padahal kan baru masuk tapi kenapa ke kantin?
Zahra pun hanya pasrah dan ikut dengan kedua sahabatnya tersebut. Tetapi setelah sampai di kantin, mereka cuman ngajak Zahra buat duduk dan bermain handphone. Katanya, bosen di kelas.
***

Setelah hampir setengah jam duduk di kantin tanpa memesan makanan apapun, mereka ngajak Zahra buat kembali ke kelas. Zahra pun ikut mereka kembali ke kelas.
Tetapi setelah berada di depan kelas, mereka menyuruh Zahra buat merem, dan merekapun menutupi mata Zahra dengan kain. Zahra awalnya menolak, tetapi dengan paksaan akhirnya Zahra pun mau di tutupi kain dan di arah ke dalam kelas.
Setelah sampai di dalam kelas, zahra di suruh membuka tutup matanya tersebut dan betapa terkejutnya zahra setelah melihat tulisan yang ada di depan papan tersebut.

Maukah kamu menjadi penyempurna agamaku? Dan berjuang bersamaku?

Cukup sekian untuk part ini :)

Jazakillah Khair...

Kaulah TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang