Maukah kamu menjadi penyempurna agamaku? Dan berjuang bersamaku?
Ya itulah yang di baca Zahra saat ini. Dia bingung maksudnya apa dan siapa yang telah menulis kata kata tersebut?
"Itu aku Ra, Azam." Ucapnya seraya membuyarkan lamunan Zahra.
Setelah itu, Zahra memberanikan diri membalikan badan, dan betapa terkejutnya zahra setelah melihat orang-orang yang ada di kelasnya tersebut.
Dan seketika Zahra menoleh ke arah Azam, laki laki tersebut nampak menunggu jawaban dari Zahra. Tapi Zahra bingung harus menjawab gimana.
Dan beberapa menit kemudian, Azam pun membuka suara."Aku, Muhammad Azam Ramadhan. Ingin mengungkapkan bahwa aku menyukaimu. Alisa Fatia Zahra. Maukah kamu menjadi pelengkap agamaku? Dan berjuang bersamaku?" Ucap lelaki yang ada di hadapan Zahra.
Hening.
Hingga akhirnya Zahra pun membuka suara.
"Azam maaf, niatmu sudah baik untuk meminang ku, tetapi alangkah baiknya jika kamu mengutarakan niat baikmu itu langsung pada abiku. Bukan aku menolak atau menerimamu, tapi ridho Allah ada pada ridho orang tua. Jadi kalau kamu memang serius padaku, kamu langsung datang ke rumahku dan utarakan niat baikmu kepada orang tuaku. Karena kita juga masih dalam keadaan pelajar." Ucap zahra memberi pengertian pada Azam."Aku tau Ra, dan aku sadar ini bukan waktu yang tepat untuk aku meminangmu. Aku juga tau caraku ini salah. Tapi aku hanya ingin kamu tau, bahwa aku menyukaimu dan aku ingin menjagamu hingga waktu yang tepat datang, aku akan ke rumahmu dan membawa kedua orang tuaku. Jadi, bolehkah aku melindungimu hingga waktu yang tepat itu datang?" Ucap azam lembut.
"Silahkan Azam, asalkan kamu tau batasanmu." Ucap Zahra dengan tetap menundukkan kepalanya.
"Baiklah Ra. Terimakasih karena kamu telah mengizinkanku untuk menjagamu" kata lelaki tersebut dengan senyum bahagianya.
Sontak seluruh siswa dan siswi yang ada di dalam kelas tersebut bersorak bahagia atas apa yang mereka lihat barusan.
"Kalau begitu aku permisi dulu. Assalamualaikum" pamit zahra pada Azam yang selalu ketua kelas dalam kelas 11 ipa1 dan langsung diikuti oleh kedua sahabatnya.
"Baiklah, Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" balas Azam seraya tersenyum. manis.
Sekian dan terimakasih :)
Jazakillah Khair...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaulah Takdirku
Подростковая литератураAku pernah menyerah atas takdir Allah yang tidak mungkin bisa menyatukan aku dan kamu dalam suatu ikatan halal. Tapi siapa yang menyangka? Bahwa kamulah orang yang akan menjabat tangan ayahku dan menjadi takdirku... Mampir yuk :)