Setelah Nara memperkenalkan diri dia duduk di bangku sebelah Yuna. Saat itu kebetulan adalah hari pertama kelas musik dimulai pada semester baru.
Yuna sudah mengikuti kelas musik sejak satu tahun lalu dimana ia baru saja masuk sekolah tersebut, Yuna merupakan anak yang sangat pintar dalam mempelajari musik dia juga sangat pandai bergaul sehingga dia di jadikan asisten guru musik oleh tuan Albert.
Bagi Yuna musik adalah segalanya, menurutnya musik dapat membangkitkan emosi dalam diri manusia. Awalnya dia berfikir bahwa emosi pada setiap orang dapat dikendalikan dan ikut terpengaruh oleh musik. Namun, ia mulai ragu dengan pemikirannya itu saat bertemu dengan Nara tepat tiga bulan yang lalu. Saat itu sedang diadakan acara Pentas Seni yang setiap tahun selalu diadakan di sekolah.
Flashback On
SMA Hankook,2 April 2019
“Di beritahukan kepada seluruh murid agar segera memasuki ruang pentas karena acara akan segera di mulai’ Ucap salah satu panitia pensi lewat speaker.
“Yuna ayo cepat kita masuk kamu bilang ingin duduk di kursi depan” Ajak seorang gadis bernama Hana.
“Hana kamu bisa masuk duluan? Aku ingin ke toilet sebentar” ucap Yuna.
“Kenapa harus disaat seperti ini?”
"Hanya sebentar kok, dan tolong carikan kursi untukku juga"“Baiklah!”
Saat di toilet Yuna bertemu dengan Nara, saat itu merupakan kali pertamanya bertemu dengannya. Menurutnya Nara terlihat sangat dingin dia bahkan tidak menengok sedikit pun kearahnya, mereka berdua sama-sama sedang mencuci tangan, karena suasananya terasa begitu canggung Yuna mencoba untuk membuka pembicaraan.
“Haii!!” sapa Yuna sedangkan Nara hanya meliriknya sekilas.
‘kenapa dia tidak menjawabnya, dia benar-benar dingin bahkan wajahnya saja tidak menunjukkan ekspresi apapun’"Mmm...aku mau ke ruang pentas apa kau ingin pergi bersama?" tawar Yuna.
“Aku tidak pergi kesana, bagiku itu hanya mebuang buang waktu” jawab Nara dengan dingin.
“Apa? Bintang tamunya adalah IU dan Pianis handal Yiruma tidak mungkin kau tidak tertarik orang-orang bahkan tidak sabar menunggunya”
Yuna tampak kaget dengan reaksi yang ditunjukkan Nara dia begitu tenang bahkan nada bicaranya saja begitu dingin, padahal pentas sekolah dan hal-hal yang berhubungan dengan musik merupakan kegiatan yang paling di sukai siswa.
“Melihat reaksimu sejak awal, kau terlihat seperti tidak memiliki emosi”
“Itu bukan urusanmu”
“Apaa?? Jadi benar kau tidak bisa merasakan emosi?” kaget Yuna sambil memegang kedua bahu Nara.
“Pergilah sepertinya acaranya akan segera dimulai” Perintah Nara sambil meningalkan Yuna.
“Oh kau benar, tapi ingat mulai sekarang aku akan membantumu akan kubuat kau bisa merasakan emosi” Teriak Yuna, setelah itu dia langsung berlari menuju ruang pentas dan sejak saat itu Yuna terus membujuk Nara bahwa dirinya ingin membantunya.
Flashback off
Jangan lupa vote and coment
KAMU SEDANG MEMBACA
Alexithymia
FantezieNara seorang gadis yang tidak dapat merasakan emosi bertemu dengan Yuna yang menganggap musik adalah segalanya. Bagaimana kehidupannya setelah bertemu Yuna? Dan haruskah dia percaya dewa dalam mitologi Yunani lah yang telah mengambil emosinya.