P.R.O.L.O.G

39 8 8
                                    

     Dua orang remaja yang ingin merasakan manisnya kehidupan, bahkan semua remajadi dunia ini menginginkannya. Dan juga orangtua mereka ingin sekali anak-anaknya merasakan itu, manisnya
kehidupan remaja.

     Inilah masalahnya, bagi kumpulan remaja yang ada di skeliling  mereka, yang kerap disebut Teman. Teman yang seharusnya saling membuat kenangan manis, ini malah sebaliknya melempar kepahitan yang belum saatnya mereka dapatkan. Menyedihkan….Sekali lagi,
Menyedihkan!

Sahila Xevalion
     Yap! Itulah dia, gadis SMA bertubuh mungil. Et jangan salah tubuh mungil yang suka kali bercek cok, dia tidak suka diganggu apalagi jika ia merasa dirinya terusik, siap siaplah untuk baku hantam melepas tinjunya tanpa ampun.
   
     Dia kerap kali di panggil Sila oleh seorang laki-laki kecil nan lucu saat mereka berumur 6 tahun, ya dia adalah gadis kecil manis sahabat si laki-laki lucu ini.

“SILA…..!” Teriak si lucu dari kejauhan, sembari menghampiri si gadis manis yang sedang menunggu kehadirannya.

“kau terlihat tergesa -gesa, ada apa?” Tanya gadis itu ketika mendapatkan sahabatnya yang terengah-engah.
“ ayo! Sini naiklah” Sambungnya-si lucu pun menaiki bundaran berbentuk telur tersebut yang diujung puncaknya terdapat gadis kecil yang tengah duduk bersenang ria. Layaknya gadis berumur 6 tahun.

“kuberi tau suatu hal.” Kata si lucu ketika mencapai puncaknya.

“apa?” gadis itu menoleh. ”Apakah itu akan membuatku senang?” Tanya gadis itu terlihat tak sabaran.

Ellubi Zanquen
     Lubi, itulah nama singkatnya. Dia sering memponis keadaan keluarganya dengan
sebutan nomadem. Karna itulah ia tengah belajar dirumah saat ini atau biasa di sebut
Homeschooling, pendidikan informal bersama orangtua, sudah 10 tahun ia menjalani hidup seperti dikekang tanpa merasakan manisnya kehidupan di luar sana –hampa rasanya, membosankan. Tapi ia juga takut, hal itu terjadi lagi.

     Walaupun di dalam hatinya ia sangat menginginkan manisnya hidup, apa lagi jalinan pertemanan. Apalah daya, keadaannya sekarang tidak mengizinkanya melangkah keluar bahkan bersosialisasi.    

     Semenjak hari itu terjadi, hari dimana kejadian buruk itu terjadi, membuat kehidupannya berubah 360°. Dimulai
dari sikapnya yang mulanya ceria sekarang menjadi amat pendiam dan bahkan sikap orang lain kepadanya. Miris sekali kehidupannya, Lubi yang malang.

“Lubi…!” Itu Dewi –bundanya Lubi.

“ya bunda?” Lubi menyaut dari balik kamarnya yang tengah ia bersihkan.

“udah bersih-bersihnya? Sini bunda bantuin.”Ucap Dewi penuh perhatian, meski keadaan anaknya sekarang seperti itu, hal tersebut tidak menyurutkan kasih sayangnya kepada sang anak.

“tinggal masukin ke mobil aja.” Tunjuk Lubi mengarahkan.
.
.
“udah semuakan, yuk berangkat.” Tukas Dewi pada Lubi yang di jawab dengan anggukan.

.
..
...
....
.....
....
...
..
.

∩__∩.

____________________________________
"Aku tidak pernah benar-benar meninggalkanmu. Aku akan selalu berada di hati kecilmu dan selalu muncul disetiap kepingan mimpi manismu"
-Ez-
____________________________________

To. Reader
Haiiii... Gimana? Moga like ya.
Mohon bantuannya buat next chapter👇
+ Vote ☆
+ Comment ♡
+ Follow⇧(Folback⇩)👍

To. Author
(Terima saran & kritikan)

Sekian & Trimakasih💙
Wassalam-.

Choco Pie || Sahila x EllubiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang