Tepat malam jam 7, karyawan yang lain sudah berbondong-bondong menuju restoran Beef Grill depan kantor. Kiel masih merapikan kubikelnya dan persiapan untuk pulang. Sengaja ia bawa tasnya menuju restoran karena ia tak mau mondar mandir.
Di sela sela ia memasukkan laptop beseta adapternya, ia melihat Pak Yudi , Office Boy Kantor, masih sibuk melapi jendela dan sibuk membersihkan meja meja. Kiel pun menghampiri Pak Yudi agar ikut ke restoran bersama sama.
" Pak Yudi kerjaannya masih banyak kah?" tanya Kiel dengan sopan
" iya mas. ini kurang bersihin ruang rapat, cuci cuci gelas."
" Yaelah pak. Udah tinggal aja dulu. Ikut saya ke depan kantor"
"ndak mas. itukan acaranya Pak Rival sama karyawan kantor kan" ujar pak Yudi yang merasa tidak enak.
" bapak kan juga karyawan. Sekarang Shiftnya siapa?"
" Saya sama dek Bagus"
" tolong panggilin Bagus suruh ke sini. Sama OB yang lain suruh kesini"
" gausah mas, gausah repot..." ujar Pak yudi yang merasa tidak enak
" udah telfon salah satu deh. Saya yang ngomong"
Pak Yudi pun mengambil ponselnya yang jadul itu dari saku celananya. Iapun mengetik nomer telfon seseorang dari keypad ponsel 3x4 itu. Setelah tersambung, ia berikan kepada Kiel.
" halo Pak Herman. Iya pak ini Kiel pak. Bapak sama temen temen yang lain segera ke kantor ya. Sama kabari bapak yang satpam juga suruh kesini. Saya tunggu di restoran depan kantor ya pak. Bapak ga dateng saya aduin ke Pak Rival biar di...."
" iya mas siap saya sama temen temen berangkat sekarang" ujar Pak Herman, salah satu OB yang lain.
" Nih pak Hape nya" ujar Kiel yang menyodorkan ponsel milik pak Yudi.
Seketika itu, Bagus , OB yang kebetulan satu Shift bersama Pak Yudi, turun dari lantai atas.
" kamu ambil barang barangmu, gue tunggu dibawa ngerti?" suruh Kiel dengan menunjuk Bagus yang masih membawa lap dan semprotan pembersih kaca.
" iya mas siap"
Setelah Kiel menyuruh Pak Yudi dan Bagus siap siap, iapun turun dan menunggu mereka dan staff OB sekaligus satpam di luar.
Sesampainya di luar gedung agensi yang terdiri dari tiga lantai itu, Kiel yang menggunakan Blazer berwarna Hitam dengan celana Jeans menunggu sambil melihat jalanan, siapa tau staff OB dan Satpam sudah datang.
Setelah beberapa menit Kiel menunggu, para staff yang ia tunggu pun datang dan berkumpul.
"pak mohon maaf ni Mas. Kita dikumpulin buat apa ya?" tanya salah Satu OB yang kedinginan akibat angin berhembus kencang
" kalian ikut saya ke restoran depan. Kalian masuk aja setelah itu makan sepuasnya, Paham?" jawab Kiel dengan santai
Setelah para staff mulai berbicara sendiri.
"malah ngobrol. Ayo masuk" bentak Kiel dengan santai
" tapi kami gaenak mas sama temen temen mas di dalem" ujar Pak Yudi yang masih tidak enak.
" iya mas saya gaenak mas sama mas rama sama rekan kerja mas di dalem..." ujar salah satu satpam
" DAH. KALIAN MASUK MAKAN ATAU SAYA BILANGIN KE PAK RIVAL KALO KALIAN MINTA POTONG GAJI?!" bentak Kiel yang sudah tidak tahan.
Semua OB dan Satpam pun terdiam.
"Dah yuk masuk" ajak Kiel yang mulai dingin kepada mereka
Mau tak mau pun, Mereka pun mengikuti Kiel untuk masuk ke restoran itu.
Di dalam Grill In, nama restoran depan kantor, sudah terisi banyak orang. Sengaja Rival memesan satu restoran penuh agar para karyawan merasa nyaman. Kiel yang baru masuk bersama OB dan Satpam langsung disambut hangat oleh karyawan yang lain. Tidak hanya Kiel, OB dan Satpam pun diajak untuk satu meja bersama karyawan yang lain. Mereka pun terpisah dan berbaur bersama karyawan dan makan bersama.
Kiel pun menghampiri Rival yang berada satu meja dengan Keira dan anak tim yang lain.
" pak Rival terima kasih atas pestanya" ujar Kiel sebelum ia duduk bersama tim nya
"iya sama sama. Tenang saja. Ini adalah pencapaian baru buat agensi seperti kita ini" jawab pak Rival dengan santai.
Mereka pun akhirnya duduk dan menikmati daging daging yang telah dibakar sebelum Kiel datang.
Restoran Grill ala ala korea ini pun menjadi hangat. Orang orang saling bercerita dan semakin dekat, tidak ada jarak antara karyawan dan staff, semua menyatu menjadi satu. Rival tidak peduli berapa kilogram daging yang telah dihabiskan oleh para karyawannya. Ia kali ini tidak peduli berapa uang yang harus di keluarkan untuk membayar 60 karyawan beserta staff karena semua ini sama harganya dengan kemajuan agensi.
Kiel pun beserta tim makan dengan lahap. Kiara dan Meira asyik membakar dagingnya sedangkan Rama sibuk berebut daging dengan Reka, anggota tim Kiel. Mereka sudah layaknya keluarga. Kiel pun memakan daging itu dengan nikmat tanpa mempedulikan betapa kekanak-kanakan Rama dengan Keenan.
" Pak Kiel. Aku kemungkinan gabisa ikut ke Inggris." ujar Meira yang masih membolak balikkan daging.
" kenapa?" tanya Kiel yang terhenti makannya akibat pernyataan Meira
" Mama gabisa ditinggal sendiri " jawab Meira dengan suara yang agak diturunkan.
Semua orang yang berada satu meja dengan Kiel pun terdiam.
" Ya gapapa si Mei kalo mau lo kayak gitu. Gue paham kok." jawab Kiel dengan datar
Seketika itu, Meira dihujani pertanyaan dari Keira hingga Reka. Kiel pun tidak mempedulikan mereka dan melanjutkan makan daging yang dibungkus oleh selada dan nasi.
Semakin malam, Grill in pun semakin sepi karena karyawan dan staff satu persatu pamit untuk pulang. Kini yang tersisa hanya Kiel dan pak Rival. Kiel pun masih duduk akibat kekenyangan. Sedangkan Rival sedang di kasir untuk membayar tagihan.
Kiel pun menghampiri Rival sambil mengambil dompet dari saku belakangnya.
" Split Bill aja pak. Kan tadi saya yang bawa OB sama satpam"
Rival pun mengangguk karena memang uangnya tidak cukup untuk membayar semua tagihannya. Setelah selesai merekapun keluar dari Grill in .
"pak saya duluan ya" ujar Kiel sambil keluar dari restoran meninggalkan Rival.
Dalam mobilnya, Kiel terdiam sejenak. Ia melihat hujan yang mulai gerimis dari kursi pengemudi. Iapun mengecek kalender di ponselnya untuk memastikan satu minggu lagi Kayla ulang tahun ke 5. dan betul saja, ulang tahun anak dari Diana dan suami itu bertepatan dengan jadwal keberangkatan dia dan tim menuju Inggris.
Iapun mulai menyalakan mesin mobilnya itu dan berangkat mencari hadiah untuk Kayla.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELA: Sebuah Cerita yang Terpaksa usai
Romancesetelah ditinggal menikah oleh sahabat sekaligus cinta pertamanya, Kiel Adi Mahesa masih saja terjebak di masa lalu dan tidak dapat merelakan Diana hidup menua bersama dengan lelaki lain. Dalam perjalanannya, ia bertemu Natasha Rheva Raunie. apakah...