Hostel Citra menjadi riuh. Akibat teriakan Natasha, semua orang pun langsung keluar dari kamar mereka kecuali Rama. Memang Rama adalah satu-satu nya karyawan yang apabila speaker masjid di masukkan ke telinganya, ia tidak akan bangun.
Reka dan Kiara pun keluar dengan menggunakan piyama mereka masing-masing dengan terburu-buru. Mereka pun langsung mendekati Natasha yang lemas terkapar didepan pintu. Rival yang baru saja ingin menutup dirinya dengan selimut tebal dan halus, langsung terperanjat akibat teriakan dari luar. Iapun lompat dari kasur nya dan langsung keluar dari kamarnya.
Iapun lari dengan tergesa gesa hingga sampai di depan pintu. Di sana sudah ada Kiara, Reka, Natasha, dan juga Delta. Ia melihat seseorang yang tidak sadarkan diri karena dinginnya udara Berlin. Kulit dan bibirnya pucat. Rival mulai menyadari setelah ia melihat muka dan baju yang digunakan oleh orang yang terkapar depan pintu.
Pikirannya belum sempat menjawab, iapun langsung mengangkat sosok lelaki itu ke depan perapian, sesuai kata Delta. Reka yang juga ikut berjalan bersama mereka mulai menggeserkan kursi sofa beserta meja, agar dapat memberi ruang untuk menaruh lelaki itu.
Setelah Delta dan Rival menaruh sosok lelaki itu di depan perapian, Rival pun baru sadar bahwa lelaki itu Kiel.
" LEPAS BAJUNYA CEPET" bentak Delta. Ia terlihat kebingunan. Dari sikapnya, ia seakan-akan tidak pernah mendapatkan kejadian seperti ini.
Natasha yang dibopong oleh Kiara pun mendatangi perapian dan melihat apa yang terjadi. Reka berlarian dari kamarnya menuju ke perapian untuk mengambil baju dan jaket yang dapat menghangatkan badan Kiel yang mungkin kedinginan.
Kiara mencoba mendudukkan Natasha di atas sofa. Mencoba menenangkan Natasha yang masih syok.
Kini Rival mengganti baju Kiel yang sangat dingin dan basah itu dengan Kaos oevrsized milik Reka dan memakaikannya dengan jaket. Delta mulai mengambil persediaan kayu bakar dan mulai membarakan api di perapian agar ruangan semakin hangat.
" KAMU. KOMPRES ORANG INI PAKEK AER PANAS. CEPET" Suruh delta sambil menunjuk Reka yang gesit dan juga telaten.
Kiara pun mulai meninggalkan Natasha yang telah ia beri air hangat. Iapun membantu Reka untuk membuat kompresan untuk bos nya itu.
Delta mulai berlarian menuju kamarnya. Terdengar suara barang barang jatuh dan suara rak rak yang dibuka dan ditutup secara keras. Beberapa saat kemudian iapun kembali dengan termometer tubuh dan mencoba mengecek suhu badan Kiel. Melihat suhu badannya menghawatirkan, ia kembali berteriak agar Kiel segera dikompres.
Belum Delta mentup mulutnya , Kiara dan Reka telah datang sambil membawa bak berisi air hangat dan dua handuk untuk mengompres kepala dan kaki Kiel. Mereka memasukkan handuk kecil itu dan memerasnya dengan sangat kuat dan langsung menaruh sesuai yang disuruh oleh Delta.
Melihat kulit pucat yang mulai memudar, Delta pun menghela nafas dengan lega. Iapun merebahkan diri di tempatnya duduk; di sebelah Kiel lebih tepatnya diantara Kiel dengan meja.
" kak. Orang itu gapapa kan?" Tanya Natasha yang masih memegangi gelas berisi air hangat itu.
" Don't Mind. Bentar lagi juga sadar. Dah kalian istirahat aja. Selamat malam" ujar Delta yang mulai memiringkan badannya menghadap ke perapian.
Yang lain pun masih tegang karena tidak ada jaminan Kiel akan bangun. Reka dan Kiara mulai lelah akibat sibuk mondar-mandir untuk mengambil air hangat dan mengompres hingga pagi buta. Natasha yang sudah mulai baikan memilih untuk menggantikan mereka berdua karena ia tau bahwa jam delapan tepat, mereka harus menuju kantor Tetra Branch untuk bekerja.
Sinar matahari mengetuk mata Kiel yang perlahan sadar. Kicauan burung-burung di luar terdengar samar-samar di telinganya. Suara didihan air dan tuangan air ke gelas juga mulai ia dengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELA: Sebuah Cerita yang Terpaksa usai
Romancesetelah ditinggal menikah oleh sahabat sekaligus cinta pertamanya, Kiel Adi Mahesa masih saja terjebak di masa lalu dan tidak dapat merelakan Diana hidup menua bersama dengan lelaki lain. Dalam perjalanannya, ia bertemu Natasha Rheva Raunie. apakah...