3 : Tolong!

350 36 4
                                    

Renjun nyentuh kendi-kendi itu sesuka hati.

Ssssss ...

"K-kok jadi mistis gini auranya ..." Gumam Renjun dan gak sengaja ngeliat ke atap.

Di depan matanya ada seseorang, bukan, sesosok berambut panjang dan item, dan bajunya kek baju daster emak-emak, warna putih.

Dia langsuir, hehe.

"AAAKKHH ..."

---

"Jir, seram kali." Dumel Jaemin gegara ngeliat banyak patung-patung serem dan banyak sarang laba-laba.

"Jun?" Renjun ada di depannya. Keliatannya lagi ngusap kendi warna tanah.

Jaemin diem sambil perhatiin gerak-gerik dia yang odd. Renjun beralih ngeliatin kendi warna putih. Dia amatin tekstur kendi putih tersebut, gak lama ada cairan amis nan merah yang netes ke punggung tangan Renjun.

Darah. Renjun tersenyum lebar.

"J-jun, darah! Ayo kabur!!!" Seru Jaemin panik sambil ngedeket ke Renjun.

Renjun ngasi tatapan yang gak biasa, dan Jaemin belom pernah liat tatapan itu. Apa Renjun kerasukan?

Jaemin megang bahu kiri Renjun, "A-anjir, Jun lo ke-"

Renjun nempelin telunjuknya ke bibir, "Ssst, kamu mengganggu saya! Tinggalin saya disini." Bisik Renjun, tapi gaya bicaranya bukan Renjun sama sekali.

"TINGGALIN GUE DISINI!"

Jaemin ngelepas cengkramannya, "Jun, I hope you okay." Final Jaemin sambil tersenyum paksa dan kabur keluar rumah itu.

Jaemin naik motor yang ditumpangin Jeno, "Jen! Ayo kabur!" Seru Jaemin.

"Eh? K-kenapa?" Tanya Jeno cengo.

"Udah pokoknya jalanin aja!"

Brruumm

Mereka ngelewatin pohon-pohon besar dan beberapa pohon beringin. Jaemin sebenernya bukan golongan orang yang percaya mitos, tapi dia ngeliat kuntilanak dengan mata telanjang.

---

"Ck, udah jam setengah delapan. Mereka belom pada balek." Keluh Bomin sambil ngeliat jam tangan.

"Haduh, untung tadi di lapangan gak ada absen, kalo ada udah abis kita semua." Timpal Haechan.

"Woy, daripada sambat terus mending nyari mereka aja." Usul Seungmin.

Kelima orang yang ada di tenda tersebut diem, mikirin yang terbaik untuk temen-temen mereka yang ilang.

"Ayo! Gue bilang ke pembina nih, ada yang mau ikut?" Tawar Sunwoo.

"Gue ikut!" Sahut Seungmin.

---

"Iya pak! Mereka bertiga udah ilang dari jam 4 sore." Lapor Sunwoo.

Pak Changwook diem sebentar, mikir. "Nggak, ini udah malem! Mungkin aja mereka bertiga kabur dari tempat ini." Sanggahnya.

"Tapi Pak, mereka orang yang gak bakal ninggalin temen-temennya kesusahan." Tepis Seungmin.

"Please Pak, I beg you. Saya yakin mereka tersesat dan nggak kabur." Mohon Sunwoo.

"Lebih baik kalian tidur! Masalah sepele kayak gitu bisa diurusin besok." Keputusan Pak Changwook bikin mereka semakin esmosi.

"Yaudah, balik yuk Woo." Ajak Seungmin. "Saya kira, bapak orang yang bertanggung jawab." Cibirnya yang sukses ngebuat Pak Changwook triggered.

---

Motornya nunjukin tanda-tanda mogok, dan gak lama udah itu, motornya mogok.

"Yah, motornya mogok. Kumaha dong?" Kesah Jeno.

"Yaudah kita jalan kaki aja. Tapi arahnya puter balik, gue yakin kita bisa." Hibur Jaemin untuk mereka berdua.

"Motornya?"

"Udah, tinggalin sini aja."

Mereka jalan kaki walau pemandangan sekitar udah kayak masa depan, suram.

"Ini jam berapa?" Tanya Jaemin.

"Gak tau, gue gak biasa pake jam tangan." Jawab Jeno.

"Jen, gimana kalo tiba-tiba di depan kita ada hewan buas?"

"Anying, jangan dipikirin! Btw, gue laper. Mereka yang disana lagi ngapain ya?"

"Barbaque party kayaknya. Renjun masih idup nggak ya. Gue liat tadi Renjun kesurupan."

"Gatau. Gue hopeless, bye."

"Hus, stay positive Jen. Gue yakin kita bertiga pulang dengan selamet. Kan berkemah dihutan bisa buat kita mandiri."

"Haha, biar sesuai tema perkemahan kali ini, 'menjadi insan yang mandiri dan berpikir positif'."

Jaemin sekilas ngeliat rusa di semak-semak, "Jen, ada rusa!"

Jeno cegah Jaemin yang mau ngehampirin rusa, "Nope! Jangan ketipu, bisa jadi itu fatamorgana. Ntar lo kecapekan duluan dan kehilangan jalur awal!"

"Gue laper!"

"Gue juga! Sementara kita makan tumbuhan liar aja. Bantuin gue."

Tbc

Are We Lost? | NoMinRen ᴱᴺᴰTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang