Part 2

19 3 5
                                    

Meysha menangis dalam diamnya, di tatapnya foto pertunangannya dengan Devan yang sengaja di pajang di salah satu sudut kamarnya. Ia ingin sewaktu-waktu ketika dia merasa mulai jenuh dia akan memandangi foto itu dan berkata kau harus kuat dan tetap bertahan.

"Tolong katakan itu semua tidak benar" gumamnya menatap wajah Devan yang sedang tersenyum manis dalam foto tersebut.

"Aku memang belum mencintaimu sepenuhnya. Aku masih belajar untuk memahamimu tapi kenapa harus ada hal seperti ini" ia menyeka air matanya kemudian berjalan ke arah lemari.

Di keluarkannya beberapa lembar pakaian dari dalam lemari tersebut, keputusannya sudah sangat bulat dia harus menemui Devan di Las Vegas.

Tanpa pamit kepada sang adik, Meysha bergegas menuju ke Bandara setelah taksi yang di pesannya tiba. Dia begitu tak karuan saat ini, semuanya serasa hancur dan tak ada lagi harapan.

"Kau bodoh May seharusnya aku tidak pernah menerima pertunangan itu" katanya menyesali segala hal yang telah terjadi.

*Las Vegas*

Dalam perjalanan menuju apartemen Devan yang telah di beritahukan oleh orang yang mengiriminya foto tersebut. Maysha lebih banyak diam dia hanya menatap sekeliling berharap semua ini tak benar-benar terjadi.

Setibanya di salah satu apartemen mewah di pusat kota Las Vegas, dengan langkah tertatih dia berjalan menyusuri lorong demi lorong menuju sebuah tempat paling ujung di lantai 17. Keringat dingin dan rasa cemas mulai merasuk ke dalam otaknya merusak sel-sel pikirannya.

"Apa aku harus masuk sekarang ?" Katanya seraya berdiri memegang kenop pintu apartemen milik Devan.

Cklek

Tidak di kunci. Batinnya

Saat membuka pintu tersebut Maysha tak menemukan siapapun di sana, sepertinya ruangan itu kosong tapi kenapa Devan tidak menguncinya.

Maysha menoleh sesaat seketika dia mendengar suara gaduh di sebuah ruangan dengan pintu berwarna coklat itu, seperti suara seorang wanita dan seorang pria yang sedang beradu argumen.

"Tidak Dev. Aku tidak ingin pisah denganmu"

"Aku nggak bisa Val. Kau tahu sendiri aku sudah bertunangan meski aku tak pernah mencintainya setidaknya itu menguntungkan bagi perusahaan keluarga ku"

"Tinggalkan dia demi aku. Ku mohon"

"Maafkan aku Val. Aku memang sangat mencintaimu tapi keadaan tak memungkinkan saat ini untuk aku meninggalkannya"

"Ku mohon sekali ini saja"

Maysha mendengar dengan samar-samar percakapan dua orang tersebut yang ia yakini bahwa lelaki yang di panggil Dev itu adalah Devan tunangannya. Tak mau berlama-lama lagi berada di tempat yang hanya membuatnya semakin hancur itu Maysha segera membuka paksa pintu kamar tersebut.

"Sha kamu..." Kata Devan terkejut sesaat ketika Maysha membuka pintu kamar tersebut dan menampakkan raut wajah kecewanya itu.

"Kenapa kamu bisa ada di sini ?" Tanyanya mencoba untuk merapikan pakaiannya yang sempat berantakan tadi.

"Aku kecewa sama kamu Dev" sahut Maysha kemudian melemparkan cincin tunangannya itu ke arah Devan dan pergi meninggalkan Devan dan kekasihnya itu.

"Sha tunggu" teriaknya namun tak dihiraukan lagi oleh Maysha ia terus melangkahkan kakinya pergi sejauh mungkin dari tempat tersebut.

Devan terus menerus mengejar Maysha namun ia tak kunjung dapat mencegah langkah kaki wanita itu. Dalam isakannya Maysha berjalan menyusuri jalanan setapak di kota Las Vegas, langkahnya begitu lambat dan tertatih air matanya terus menerus mengalir begitu deras membasahi pipinya.

"MAYSHA" sebuah teriakan menghentikan langkah kaki Maysha, ia tak ingin menoleh ke belakang karena dia tahu pasti siapa pemilik suara tersebut.

"Tunggu sha" katanya berlari menghampiri Maysha yang berdiri mematung itu.

"Mau apa kamu ke sini ?"

"Tolong dengarkan penjelasanku sha"

"Penjelasan apalagi buktinya sudah jelas dev. Kita akhiri segalanya ini nanti biar aku yang bilang ke mama dan papaku"

"Tapi sha. Aku menyukaimu tolong jangan seperti ini, maafkan aku. Aku benar-benar khilaf telah melakukan kesalahan besar ini, berikan aku satu kesempatan untuk merubah segalanya"

"Maaf Devan tapi seorang pengkhianat di mataku akan tetap jadi pengkhianat dan aku tidak akan pernah memberikanmu kesempatan meski itu hanya sekali saja" sahut Maysha mencoba tegar.

"Beri aku satu kesempatan saja aku janji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi. Aku janji"

"Tidak Dev sekali tidak tetap tidak. Jangan egois seperti ini dari awal memang kita tidak saling mencintai jadi tidak ada alasan yang pasti untukku bertahan setelah pengkhianatanmu ini. Anggap saja ini sebagai pembelajaran bagimu untuk bisa menghargai yang namanya sebuah hubungan"

"Kamu yang egois sha. Berikan aku kesempatan sekali saja"

"Sudah cukup Dev. Maaf aku pamit permisi"

Setelah berpamitan dengan Devan, ia pun meneruskan langkahnya menyusuri malam yang begitu gelap dan sunyi ini. Hatinya begitu hancur seolah tak ada lagi harapan sama sekali, dia benar-benar dalam situasi dimana dia bingung harus berkata apa kepada kedua orangtuanya perihal masalah ini.

Dulu Maysha berharap dengan menerima semua pertunangan ini hidupnya akan baik-baik saja dia akan bahagia dan bisa melupakan kekasihnya yang meninggal akibat insiden kecelakaan tahun lalu namun ternyata semua ekspektasinya tak sesuai dengan realita yang ada. Lelaki yang di banggakan keluarganya itu tidak lebih dari sampah busuk yang tak tahu diri.

Andai saja waktu dapat di putar kembali ingin rasanya gadis itu menolak saja pertunangan bodoh ini sehingga dia tidak perlu repot-repot menanggung beban segila ini.

Brukk....

Dalam lamunannya tanpa sengaja Maysha menabrak seorang pria, gadis itu terjatuh sesaat setelah menabrak pria tersebut.

"Kamu nggak apa-apa ?" Tanya pria tersebut membuat Maysha mendongakkan kepalanya menatap pria itu. Ia hanya menjawab dengan sebuah gelengan kepala kemudian mencoba untuk berdiri kembali tentu saja dengan bantuan pria itu.

"Aku nggak apa-apa. Maaf tadi aku tidak sengaja"

"Hmm. Apa yang dilakukan seorang gadis di tempat seperti ini malam-malam ?"

"Aku.. aku... Aku hanya tersesat" lirihnya mencoba untuk menutupi raut wajah kecewanya.

"Memangnya kamu mau kemana?" Maysha hanya menggeleng pasalnya karena terburu-buru tadi dia sampai lupa memesan hotel dan meninggalkan koper berisi pakaiannya di apartemen Devan.

"Mau aku bantu ? Kebetulan aku tahu banyak tempat ini" katanya mencoba menawarkan bantuan kepada Maysha.

"Aku tidak ingin merepotkan. Terima kasih"

"Tidak sama sekali. Sini biar aku bantu tenang aku bukan orang jahat seperti dugaanmu itu" pria itu terkekeh mendapati raut wajah ketakutan dari seorang Maysha.

"Kenalkan... Namaku Azkara Kalandra kamu bisa panggil aku Azkar"

"Aku.. aku Maysha Nakeita panggil saja.."

"May kan ?" Potong pria bernama azkar. "Kamu dari Jepang ?"

"Iya aku baru tiba tadi siang di sini"

"Kamu sedang berlibur ? Tapi aku tidak melihat barang-barang mu hanya tas kecil yang kau bawa ini ?" Maysha terdiam dia menunduk kaku, ia kembali mengingat kejadian tadi siang di apartemen tunangannya itu ah tidak mantan tunangan lebih tepatnya.


Ceritanya kurang greget yah ? Maap saya masih pemula.
Next part selanjutnya yah :)

Takdir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang