zwei || 02

2.3K 405 35
                                    

Finally, we meet again

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Finally, we meet again. Can I hug you until I cry?

🥀




Setelah lebih dari sembilan jam pesawat yang ditumpangi Rin mengudara, mendaratlah pesawat itu di Tokyo pada sore hari. Pemandangan indah sunset langsung menyapa Rin tepat ketika ia keluar dari Bandara Internasional Tokyo, Bandara Haneda. Rasanya sudah lama sekali ia tidak menghidup udara hiruk piruk kota ini.

Disela sela kegiatan bernostalgianya, seseorang memanggil Rin dari arah samping, yang membuat pria bergigi seperti hiu itu menoleh. Manik merahnya menangkap siulet lelaki bermata hijau yang sudah ia hapal betul wajahnya.

"Sousuke!" Rin berjalan cepat kearah sahabat baiknya itu, Yamazaki Sousuke. "Kau datang menjemputku?" Rin melepaskan pelukannya. Tentu saja pelukan ala lelaki.

"Ya begitulah. Haaah, sudah lama sekali Rin. Bibi Matsuoka memaksa untuk ikut menjemput tapi dia sedang flu" jelas sahabat nya sedari mereka menginjak bangku SMP itu.

"Okaa-san sakit?!" Pekik Rin, "Yak, kenapa kau tidak memberi tahu ku bodoh!"

"Oi oi, kau sedang berada dipesawat, bagaimana aku bisa memberi tahu mu?" Sousuke mengambil beberapa koper Rin, lantas menariknya menuju tempat ia memarkirkan mobilnya.

"Benar juga. Baiklah ayo segera pulang"

🥀

"

Kenapa kita tidak langsung pulang ke Iwatobi?" Tanya Rin ketika mobil Sousuke berhenti di sebuah hotel tak jauh dari bandara. Bukankah lebih cepat pulang lebih baik? "Kau pikir jam berapa ini? Sudah hampir malam. Besok pagi kita baru berangkat" Sousuke melepas seatbeltnya, sementara Rin mengangguk mengerti.

Setelah check in, mereka segera menuju kamar yang sudah dipesan, kamar 107. Satu kamar dengan dua ranjang terpisah. Tidak terlalu mewah tapi nyaman untuk semalam menginap.

"Oi Sousuke" panggil Rin ketika mereka bersiap untuk pergi tidur. "Hm?"

"Kau ingat gadis yang pernah ku ceritakan padamu dulu? Yang kusukai saat SD" mata merahnya memandang langit langit kamar. Mencoba mengingat rupa gadis kecil itu sebisa mungkin. "Ingat, memang kenapa?". Rin tersenyum tipis, "Aku masih merindukannya hingga sekarang".

Sousuke hanya diam, sambil kemudian merebahkan dirinya di ranjang. "Memangnya dia masi mengingatmu?". Mendengar itu, Rin hampir saja melempar guling kearah Sousuke andaikan temannya itu tidak berusaha menghindar. "Siapa yang bisa melupakan seorang Matsuoka Rin ha?"

Pria yang disebut-sebut sebagai pria paus itu tertawa kecil, "Hoi aku hanya bercanda Rin, lagi pula tidak ada yang menjamin dia mengingatmu kan?"

Lelaki bermanik merah itu mendengus kesal, lantas memejamkan matanya untuk bersiap tidur sebelum Sousuke kambali bertanya, "Memang siapa namanya?"

Merasa sebuah pertanyaan menarik, Rin kembali membuka matanya, lalu pria itu memiringkan kepalanya ke arah kawan baiknya, "Namanya (name)".

"(Name)?"

"Iya, namanya (name)"

"Maksudmu...(Full name)?"

Mendengar itu, alis Rin bertaut, "Hah? Bagaimana kau bisa tau?"

Diam. Sousuke tidak membalas pertanyaan Rin. Sebelum menidurkan diri, yang Rin lihat terakhir hanyalah Sousuke yang menggeleng pelan sambil berkata, "Hanya menebak."

🥀


"Rin!!!" Ibu Matsuoka berlari memeluk anak sulungnya, "Ahh, andaikan Sousuke-kun membolehkanku ikut menjemputmu, aku tidak akan menunggu seharian untuk memeluk anak lelakiku" sinis perempuan 40 tahunan itu kearah Sousuke. Si korban sinisan hanya terkekeh pelan.

"Okaeri onii-chan" Matsuoka Gou, adik perempuan Rin, muncul dari balik punggung ibunya.

"Ayo masuk, kaa-san sudah menyiapkan makan malam" Rin mengangguk, "Tadaima"

🥀


"Kaa-san, aku ijin keluar sebentar" pamit Rin pada ibunya yang sibuk mencuci piring di dapur. "Mau kemana Rin?".

"Hanya ingin berjalan jalan sebentar".

Setelah mendapat ijin dari ibunya, Rin memakai jaket hitam kesayangannya dan pergi keluar rumah. Hanya sekedar menikmati suasana Iwatobi yang sudah lama tidak ia rasakan.

Malam ini sedang indah. Bintang bertaburan di angkasa, serta angin malam musim panas sejuk menerpa wajah.

"Haah, kenapa aku tiba tiba teringat (name) lagi?" Keluhnya dalam hati. Memang perempuan itu seperti hantu gentayangan bagi Rin. Tidak tenang jika tidak mampir di pikiran Rin walau sedetik.

Lumayan lama berjalan tanpa arah, Rin tiba didepan gedung sekolahnya. Sekilas masih seperti dulu, tidak banyak yang berubah. Hanya beberapa dinding yang diganti cat, atau beberapa fasilitas baru. "Gerbangnya terbuka? Kalau masuk tidak masalah kan? Toh aku alumni disini" pikirnya.

Kakinya membawanya pada pohon sakura tempat ia, Haruka, dan Makoto dulu mengubur trofinya. Ia jadi teringat kejadian saat di Iwatobi SC beberapa taun silam, saat dia bertemu dengan Haruka, Matokoto, dan Nagisa setelah sekian lama—

—tunggu? Siapa itu?

Iris merah Rin menyipit guna ingin melihat lebih jelas. Seorang perempuan berdiri tepat didepan pohon sakura, memandanginya tanpa berkedip. Gaun putihnya sangat kontras dengan langit malam.

"H hantu penunggu sekolah? T tidak mungkin Rin.... lebih baik kau kembali saja" monolog Rin. Buru buru dia mengambil arah putar balik, sebelum—

Krek

—dia tidak sadar menginjak ranting kering sehingga membuat suara. Perempuan bergaun putih tadi refleks menoleh.

Merasa tidak enak, lelaki hiu itu membalikkan badannya, "A-ano, maaf aku tidak bermaksud un—"

"—(name)?"

Oh apakah Tuhan telah menjawab doanya?





🥀

to be continued—12 Mei 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

to be continued
12 Mei 2020

Peka Dong! || Matsuoka Rin[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang