Happy Reading😊
Aku masi termenung di tempat, begitu mendengar jawaban Lee Taeyong. Seperti tidak mempercayai apa yang dia katakan.
Percaya, tapi tidak sepenuhnya.
Aku tahu Lee Taeyong, aku tahu persis mana dia yang tengah becanda, atau main-main.
"Kenapa?" tanyaku, aku tidak tahu persis apa yang aku katakan.
"Apanya?"
"Terus cuma karna dia badboy,sakit mental, sampai dia di benci banyak orang?"
Kulihat kerutan di dahi Taeyong semakin mendalam. Terlihat nyata.
"Maksud kamu ngomong gitu apa?"nada jeno berubah sensitif, suara naik beberapa oktaf.
"Kurasa dia tidak seburuk itu"
Aku tahu tindakan dan yang ku katakan ini salah, tapi entah kenapa rasanya aku hanya tidak terima apa yang Taeyong katakan.
Jeno di benci karena dia badboy, juga sakit mental?
"Taeyong, sejak kapan kamu begini?" suaraku memelan masih sadar ini adalah tempat umum.
Taeyong menghela tidak percaya, menghebuskan nafasnya ke udara.
"Kenapa kamu belahin orang asing itu? Dia siapa kamu?" sarkasnya.
Aneh, ini sangat aneh. Untuk pertama kalinya, atmosfer di sekiling kami berubah. Tegang. Kaku. Mencekam.
Lee Jeno
Hanya kata itu yang ada di kepalaku saat ini.
"Taeyong ma-"
"Ayo pulang bunda uda nunggu kamu di rumah"
Laki-laki itu berdiri setelah memotong kalimatku tanpa permisi. Menyambar kunci mobil dan ponsel yang sedari tadi di atas meja.
Kemudian keluar dari pintu utama tanpa menunggu terlebih dulu.
Dia memotong kalinatku yang hendak mengatakan penyeselan.
"Taeyong maaf kalo kamu ngga suka sama pembahasan ini..."
Itu yang ingin ku katakan sebelumnya.
Taeyong berbohong. Taeyong marah.
Dia benar-benar marah untuk pertama kalinya dalam hubungan kami.
Aku mengacaukan semuanya. Atau...
Bolehkah aku menyalakan Jeno?
----o0o----
"Yoe girl" cepet kakak mu yang handsome ini sudah lama menunggu.
"Skuy Ban-"
"Hay jiha, nambah cantik aja hehehe"
Oh tidak, itu bang Jungwoo temen satu kampus Bang Lucas, kenapa dia datang? Apa jangan-jangan bang lucas mau nyuruh aku pergi sendirian lagi, seperti hari-hari kemaren.
"ehem adik abang yang manis, karena kamu kelamaan jadi, kamu pergi sendiri aja kan deket"
"Sudah ku duga, sini kunci nya"
"Jalan kaki aja, cepet yah sekalian abang nitip neo coffee yang banyak, kan ada bang jungwoo juga disini."
Pada akhirnya aku pun hanya menghela nafas panjang, dan berbalik setelah menerima uang yang di sodorkan kakak laki-lakiku itu.
Sebenarnya, aku dan bang Lucas akan pergi ke minimarket bersama, yaa...walaupun hanya membeli cemilan kecil seperti biasanya. Tapi Bang Lucas malah menitip Neo coffee dan menyuruhku untuk buru-buru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Seoul
Teen FictionTeman menjadi awal dari cerita ini, dan Cinta tinggal tunggu saja kehadiranya. Cerita ini di tulis untuk mengenang masa-masa indahku bersama mereka. Berharap kalian dapat merasakanya walau hanya sekedar kata-kata. ...Dan selalu kalian nantikan ke...