[1] Hukuman

2.3K 152 20
                                    

Kini jam menunjukkan pukul 10.00 siang, setelah siswa-siswi diberikan materi dan diberikan arahan seputar sekolah, mereka semua pun segera menuju belakang sekolah untuk melakukan tantangan kotor.

Tepatnya di belakang sekolah, terdapat rerumputan yang banyak bercak cokelat karena lumpur, mirip seperti jalan setapak yang di pesawahan. Di pinggiran kanan dan kirinya terdapat kayu yang menjadi tumpuan tali berbentuk zig-zag.

Kali ini, siswa-siswi baru dari kelas 10 IPA 2 sedang berkumpul untuk bersiap melewati tantangan tersebut, para pembimbing mereka pun mulai menjelaskan peraturan dan sanksi mengenai tantangan kali ini.

"Oke, jadi kalian itu harus start dari sini, merangkak jangan sampai badan kalian menyentuh tali yang ada di atas badan kalian itu ya, bisa dimengerti semuanya?" Tutur Nafis sedikit menjelaskan.

"Daaaann, di sini kan udah ada tali nih, jadi kalo badan kalian kena tali, bakal ada hukuman yang menarik pastinya," tambah Dafa sambil tersenyum jahil.

"Ada yang keberatan? Kalo ada, silahkan angkat tangan."

Seorang siswi berkepang satu mengangkat tangannya dengan raut wajah yang seakan-akan jijik. Melihat itu, seketika senyum Alga mengembang saat tahu siapa siswi tersebut.

"Mon, ini tuh cuman ngerangkak di lumpur aja, jangan lebay deh," ucap seorang siswi yang ada di sebelah Monly, dia Salsa, merupakan sepupu Monly. Kini ia menahan malu, karena semua pandangan tertuju pada mereka.

"Ih Caca! Monly tuh gak dibolehin main lumpur kaya gini sama Mami, kata Mami banyak bakterinya tau gak?" Dengan ekspresi polosnya, Monly berusaha menjelaskan.

"Iya deh, terserah lo aja. Silahkan kalau mau dapet hukuman khusus."

Alga yang mendengar percakapan mereka tersenyum penuh arti. Ini kesempatannya untuk memberi hukuman dan balas dendam!

"Kalo ada yang gak ikut tantangan di sini, akan diberi hukuman khusus. Kamu bersedia?"

Monly mengangguk mantap, "Bersedia kak, gak apa-apa! Asal jangan kena lumpur aja."

"Nafis, lo bisa kasih--" ucapan Vio segera dipotong oleh Alga, ia langsung mengambil alih.

"Hukuman khususnya biar jadi urusan gue aja."

"Jangan dihukum macem-macem, Ga!" teriak Raya mengingatkan. Alga mengacungkan jari jempolnya.

Alga segera menarik tangan Monly keluar untuk ikut bersamanya.

"Kita mau ke mana?!"

"Ke neraka."

"Ihh!! Serem banget?!" Alga tertawa geli.

Alga pun menuntun Monly menuju kelasnya, di 10 IPA 2 yang kini tengah kosong.

"Hukuman buat lo gue kasih yang ringan kok, tenang aja. Lo tunggu di sini, oke?" Perintah Alga yang langsung diangguki Monly dengan raut wajahnya yang ditekuk.

Wajah Monly sedikit pucat, perutnya terasa perih sedikit.

10 menit berlalu, Alga kembali dengan sebuah kantong plastik. Kemudian ia mengangkat plastik tersebut sejajar dengan mukanya, untuk ditunjukkan pada Monly sambil tersenyum jahil.

"Ini tuh, makanan ciri khas dari Sunda, termasuk makanan kebanggan orang Sunda. Lo harus makan ini, bisa kan?"

Dan kalian tahu itu apa? Yup, petai atau biasa kita sebut pete.

"Hah, ini serius Monly harus makan ini? Monly gak suka, bau tau!" tolaknya mentah-mentah saat melihat adanya petai dikantong plastik yang disodorkan Alga barusan.

ALGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang