Degup

8 2 2
                                    

Aku tak pernah mengerti kenapa degup ini hadir di antara aku dan kamu yang tidak pernah melompati garis batas pertemanan kita. Aku juga tak mengerti kenapa kamu menghilang begitu saja tanpa penjelasan apapun, dan aku kebingungan karenanya. Aku juga tidak tahu kenapa bagimu degup ini seolah hal yang tak wajar meski aku selalu berusaha menyembunyikannya darimu.
Apakah perasaanku padamu se-tak elok itu hingga kamu membuka luka meski aku tak pernah menyadarinya?
" Hana, kamu kebiasaan deh kalo jam nya Pak Didi itu ngelamun. Eh... Malah nulis mulu ni anak" senggol Aisyah yg sedari tadi tanpa ku sadari memperhatikan tingkah lakuku, Aku meringis kecil
" Sorry, aku boring soalnya"
Bahkan sampai 5 tahun meski degup ini tak sekencang seperti sebelumnya namun bisa ku pastikan bahwa ia masih ada, masih tersembunyi diantara degup jantungku yg biasanya. Meskipun kamu menghilang selama 2.5 tahun lalu muncul kembali dan membuatku seperti orang bodoh dengan degup yg kini kembali, perasaanku dengan tak tahu malunya membuncah ketika melihat namamu muncul di salah satu media sosial yg ku gunakan.
" Hei anak nakal, gimana kabarmu?"
Hanya sesimpel itu, dan seolah dunia ini kembali berputar senyum itu muncul begitu saja, tanpa izin kepadaku yg masih memikirkan kenapa denganmu?
Aku masih ingat betul saat masih dekat denganmu dan saat itu ada dua wanita yg menyukaimu, sebut saja Mawar dan Melati. Dimanapun itu semua orang di asrama mengenalku sebagai teman dekatmu dan itu saja sudah cukup membuat degup yg kusembunyikan makin bertambah iramanya. Namun aku tak tahu bahwa kedua wanita ini diam diam juga dekat denganmu, awalnya hanya Mawar yg menyukaimu kalian saling bertukar surat dengan perantara si Melati, namun ternyata karena sering berinteraksi padamu Melati juga jatuh untukmu. Saat itulah drama antara keduanya dimulai, Mawar dan Melati sama-sama mencurahkan semua kegundahannya padaku, keduanya selalu menjatuhkan satu sama lain, tidak pernah sekalipun mereka duduk berdua saling berucap kata tanpa nada berseloroh yg kentara, padahal dahulu keduanya dekat. Namun yg membuat hatiku retak adalah bagaimana keduanya tak menyadari bahwa orang yg selama ini mendengarkan cerita mereka tentangmu juga memiliki perasaan yg sama, meski tak pernah berujar pada siapapun perasaanku padamu nyata hanya saja berkembang dalam bayangan sehingga ia tak kentara.
Pada akhirnya Mawar memenangkan hatimu, aku juga sadar Mawar orang yg baik, ia tak suka pada Melati karena Melati selalu berpura pura menjadi korban antara Mawar dan kamu, saat ku tanya padamu tentang Mawar kamu menjawab "tidak pernah ada degup antara aku dan Melati, aku sekadar tahu ia hanya perantara surat kami karena itulah aku baik padanya, aku merasa tak enak karena merepotkan ya. Namun ternyata sambutan yg ku berikan ia artian lain" Kamu tersenyum tipis, namun entah kenapa aku juga merasakan hatiku nyeri, ini seperti kamu memberi jawaban pada perasaanku.
Yang paling melukai ku adalah sesaat setelah kelulusan kamu tiba-tiba menghilang dari hidupku begitu saja, awalnya aku tak terima, kenapa kamu menghilang tanpa alasan?, aku berusaha menenggelamkan diri dalam kegiatan di sekolah baru ikut ekskul bahasa, padus, pramuka, semua ku lakukan agar pikiranku tidak selalu berlari ke arahmu. Terdengar sepele memang, tapi sedikit demi sedikit perasaanku padamu, beserta degup ini tak terlalu terasa hingga fokusku beralih kembali pada hidupku. Saat tahun keduaku di sekolah baru aku baru tahu alasanmu menghilang begitu saja, saat itu aku bersua kembali dengan salah satu teman kita, dan yang paling mengejutkan ia mengatakan bahwa kamu tahu perasaanku padamu dari orang lain, sebut saja C. C merupakan sepupuku yg satu sekolah dengan kita dan sekarang satu sekolah denganku, C bahkan pernah mempermalukanku di depan banyak orang dengan menyodorkan fotomu mengatakan itu sedekah. Ternyata C juga menyukaimu, tapi kehadiranku selalu menjadi penghalang baginya karena kamu dekat denganku. Aku tak pernah menyangka C akan melakukan hal itu karena C sudah mempunyai kekasih, dan aku kembali terluka untuk kesekian kalinya

#Halo, terima kasih sudah menyempatkan membaca. Mohon maaf apabila ada typo ataupun yang lainnya. Mohon terus support kaleidoskop 😊🙏

Kaleidoskop Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang