"Kok bisa kau menikah dengan Mark? Terakhir kali kita berhubungan kau masih sendirian?" tanya Chenle penasaran.
"Ceritanya panjang," balas Jaemin terkekeh.
Mark menggaruk tengkuknya, "sangat sulit untuk meyakinkannya kembali." Mark menoleh, mengalihkan pandangannya kepada Jaemin. "Tetapi aku tidak bisa melepaskannya begitu saja."
Jaemin mencubit pinggang Mark, merasa malu di depan Chenle yang kini sedang menertawakan mereka berdua.
"Dan mungkin aku harus minta maaf kepada Renjun," gumam Jaemin tiba-tiba.
Chenle mengerutkan dahinya. "Kenapa begitu?" Jemarinya memainkan gelas champagne yang berada dalam genggamannya.
Mark mengusap punggung pujaan hatinya itu dengan lembut. "Sudah kubilang. Kau kan tak tahu. Itu bukan salahmu."
Chenle semakin sebal, ia mengerang frustasi. "Apa yang kalian bicarakan?!"
Kini Jaemin menatap Chenle, memfokuskan tatapannya kepada sahabat masa SMA-nya itu.
"Jeno sebenarnya adalah cinta pertama Renjun sejak sekolah menengah pertama."
***
![](https://img.wattpad.com/cover/213290893-288-k743515.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Cinta Klasik
Fanfictionsequel dari Sepucuk Surat Yang Tak Pernah Dikirim Jaemin yakin bahwa ia telah mencapai happy ending-nya. [NoRenMin]