Ku lihat dari luar jendela ada dua laki-laki yang lewat bersamaan tujuan mereka ke ruang kepala sekolah karena ruang kepala sekolah ada di ujung kelasku. Cahaya yang membuat mataku silau sempat menghilang saat kedua laki-laki itu melewati jendela kelasku.
Aku langsung mengangkat kepalaku yang terasa berat. Aku melihat anak-anak yang berduyun-duyun melewati kelasku. Entah ada apa.
Anak kelasku pun mulai masuk ke dalam kelas satu persatu.
" Ini milikmu " Kata Rahma yang sudah sampai di dalam kelas dan langsung memberikan makanan yang sempat aku minta tadi.
" Terimakasih ya Ama. Kamu baik sekali " Tersenyum.
" Sama-sama " Rahma langsung duduk di sampingku.
Aku memakan roti isi ayam kacang milikku perlahan " Oh iya apakah kamu tahu? " Kata Rahma, aku menggeleng.
" Tahu apa? " Kataku.
" Tadi waktu aku kembali dari kantin aku melihat ada dua pria yang menuju ruang kepala sekolah. Aku rasa mereka anak baru " Aku mengangguk-angguk.
" Baguslah ".
" Apa yang bagus Arda? " Tanya Rahma.
" Ya bagus. Itu berarti sekolah kita semakin ramai " Rahma hanya mengangguk-angguk.
" Nanti sepulang sekolah mau pergi ke cafe depan sekolah. Kita sudah lama sekali tidak makan ramen di tempat itu bukan " Kata Rahma.
" Boleh aku juga sudah lama tidak memakan mie " Jawabku.
" Ya sudah aku kembali ke tempat duduk aku ya " Aku mengangguk sambil tersenyum.
***
" Selamat siang anak-anak " Kata bapak guru.
" Siang pak " Jawab kami serempak.
" Silahkan kita lanjutkan pelajaran matematika kita hari ini " Para murid tidak ada yang menjawab dan fokus pada buku masing-masing.
" Sebelumnya bapak ingin memberi tahu kalian bahwa kita sudah menerima dua murid baru " Kata bapak guru aku tak melihat ke arah bapak guru. Aku terus fokus ke dalam tas ku dan mencari buku pelajaran yang terselip di dalam tas.
" Baik silahkan masuk " Dua laki-laki itu masuk ke dalam kelas.
" Baik kalian bisa memperkenalkan diri kalian " Aku mendengar bapak guru berkata seperti itu.
" Aduh mana si " Gumamaku sendiri. Aku langsung mengeluarkan semua isi tasku dan mencari satu persatu buku pelajaran matematika.
" Perkenalan nama saya Kenzie Alfaro Deska ".
" Wah tampan sekali dua laki-laki itu " Terdengar suara yang sama dan berkali-kali terucap dari bibir para hawa.
" Saya biasa di panggil Kenzie atau Zei ".
" Hai Kenzie " Seisi kelas berkata seperti itu tapi tidak denganku. Aku justru sibuk menumpuk buku-buku yang berada di atas mejaku.
" Senang bisa bertemu dengan kalian ".
" Nama saya Dionart Lefrrant. Panggil saya Dion " Aku mendengar suara dingin dari laki-laki yang bernama Dion. Aku langsung melihat ke arahnya mata kami saling bertemu satu sama lain.
" Baik kalian bisa memilih tempat duduk terlebih dahulu. Sebelum bangku dan kursi kalian tertata di ruangan ini ".
" Baik pak " Kata laki-laki di samping Dion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Corner
Подростковая литератураBagaimana jika kebebasan yang kamu miliki harus terenggut karena alasan sekolah. Bukan gadis yang cantik , tidak pintar, famous di sekolah juga tidak. Hanya gadis yang biasa saja yang ingin hidup bebas tanpa kekangan siapa pun. Gadis yang bangga men...