Sulit

31 9 10
                                    

Melupakan seseorang yang kita sayang dan cinta tidak semudah melupakan tugas sekolah.

***

"Aku mau kita selesai." ujar Adnan pada Aretha secara tiba-tiba.

"Kamu kenapa? Alasan kamu untuk selesai apa? Kenapa tiba-tiba banget." Aretha yang tidak bisa menerima keputusan Adnan saat itu memberikan banyak pertanyaan untuk Adnan.

"Gpp, aku cuma mau kita selesai. Maaf." ujar Adnan tidak ingin memberitahu alasannya pada Aretha.

"Kamu yang mau kita selesai, harusnya kamu bisa jelasin semuanya sama aku, aku pasti ngerti kalo kamu udah jelasin semuanya. Aku cuma butuh penjelasan dari kamu biar aku ga mikir aneh tentang kamu Adnan." omel Aretha pada Adnan karena Aretha kesal dengan keputusan Adnan yang secara sepihak itu.

"Terserah kamu mau mikir aneh atau mikir apapun tentang aku, aku mau kita selesai." ujar Adnan yang tetap ingin mempertahankan keputusannya.

*****

Kalimat Adnan kemarin selalu terngiang-ngiang dalam pikiran Aretha, itu adalah kalimat terakhir yang Adnan ucapkan untuknya saat mereka sedang jalan bersama sepulang sekolah kemarin.

Saat ini Aretha sudah berada didalam kelasnya yaitu kelas XI IPA 3. Kelas yang Aretha tempati masih terlihat sepi karena Aretha sengaja datang pagi-pagi agar ia tidak bertemu dengan seseorang yang dari kemarin sudah memenuhi pikirannya.

Tetapi memang dasar nasib Aretha hari ini kurang baik, mau gimanapun ia menghindar ternyata dia tetap bertemu dengan seseorang yang sangat ingin ia hindari itu.

Tadi ketika Aretha melewati lorong menuju kelasnya, didepan kelas XI IPA 1 terlihat Adnan yang sedang berbincang manis dan terlihat sudah sangat akrab dengan seorang perempuan cantik. Aretha pikir perempuan itu adalah teman kelas Adnan karena mereka berbincang tepat didepan kelas Adnan.

*****

"Woyyy Aretha jangan diem mulu, kesambet tau rasa lu." teriak Aira yang baru saja datang dan berhasil membuyarkan lamunan Aretha. Saat itu Aretha hanya meliriknya sebentar dan dia kembali memikirkan kalimat adnan tadi.

"Lu kenapa dah retha? Tumben ga semangat banget. Biasanya juga heboh kalo udah ketemu gua, bahas ini itu dan bahas Adnan." ujar Aira karena bingung pada sikap Aretha yang berbeda dengan biasanya.

"Gpp ko." Aretha hanya menanggapi pertanyaan dan pernyataan Aira dengan malas.

"Woyyy Aretha Azkiya Banafsha lu kenapa?" Aira kembali teriak dengan suara yang bisa membuat telinga yang mendengar teriakannya itu sakit.

"Gpp Aira sahabatku yang kalo udah teriak bisa bikin telinga sakit." balas Aretha sambil terkekeh.

"Hahaha sa ea lu Reth." ujar Aira sambil terawa karena perkataan Aretha yang bisa dikatakan benar.

"Tapi Retha, lu beneran gpp? Lu beneran gaada masalah kan?" ia masih tetap memaksa Aretha untuk menjawab pertanyaannya karena ia merasa sahabat mungilnya itu sedang ada masalah.

"Gpp Ra." Aretha hanya menjawabnya singkat.

Tadi saat Aira sampai koridor kelas, ia melihat Aretha sedang melamun seperti memikirkan sesuatu dengan kantung mata yang bengkak dan hitam. Ia berpikir bahwa Aretha tidak tidur semalaman atau bahkan itu terjadi karena Aretha menangis semalaman. Saat itu ia langsung menyapa Aretha tetapi tidak ada jawaban, bahkan hanya melirik pun tidak. Akhirnya ia mendekati Aretha dan berteriak seperti tadi agar sahabatnya itu bisa mengetahui kehadirannya.

Tetapi saat Aira menanyakannya pada Aretha dengan menggunakan sedikit paksaan agar Aretha bisa menceritakan masalahnya, justru Aretha bersikap seolah tidak terjadi masalah apapun dan Aretha masih sempat bercanda sedikit tadi dengannya.

Akhirnya dia menyudahi perdebatan pagi itu dan dia berniat untuk mencari tau secara baik-baik. Dia tau Aretha pasti sedang ada masalah yang membuat sikapnya seketika berubah. Dan dia yakin Aretha akan menceritakan masalahnya sendiri saat Aretha sudah siap untuk bercerita dengannya. Sekuat apapun Aretha, dia tetap sahabatnya yang cengeng.

"Yaudah kalo sahabat gua emang baik-baik aja, tapi kalo lu lagi ada masalah lu bisa cerita apapun itu ke gua. Gua sahabat lu dan gua gamau liat lu sedih kaya gini." Aira mengucapkannya sambil merangkul bahu Aretha.

Saat itu Aretha membalas memeluk Aira dan akhirnya dia menangis pada pelukan Aira.

"Adnan bilang kemarin kalo gua sama Adnan harus selesai Ra, padahal lu tau sendiri kan gua sangat sayang dia." karena tidak sanggup untuk menahan rasa sakitnya sendirian, Aretha akhirnya menceritakan semua kejadian kemarin bersama Adnan pada Aira.

Aira yang telah mengetahui semua cerita itu seketika kesal dan marah pada Adnan. Karena sebelum Adnan bersama Aretha, Adnan telah berjanji pada Aira untuk tidak menyakiti hati sahabatnya, berjanji untuk selalu bersama dengan sahabatnya dan berjanji akan menjaga sababatnya. Aira bersumpah akan membuat Adnan menyesal karena dia sudah melanggar semua janjinya itu.

***

Gimana gaes? Lanjut ga ni ceritanya? Kalian mau di up kapan buat part selanjutnya?

Kira² apa ya yg bikin Adnan bisa ngucapin kata² itu?

Maaf kalo ada kata² yg salah, maaf klo ada pemborosan kata dan maaf klo ada tanda baca yg salah. Semoga kalian suka❤

Silahkan Vote dan Komentar :)
Lopyu! Wle😝

Grazie AmoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang