Awal mula

30 7 1
                                    

"Senyummu manis, sayang jika selalu digantikan dengan air mata. Tolong izinkan aku untuk menjaga senyummu itu."

***

"Arethaaa semalam ada yang chat lu ngga?" teriak Aira heboh seraya menghampiri Aretha.

"Hm." Aretha hanya membalasnya dengan deheman seraya menelungkupkan kepalanya diatas meja.

"Arethaaaa jawab gua! Apa ada chat masuk dari nomor yang ngga lu kenal?"

Aretha yang jengah dengan teriakan sahabatnya itu pun akhirnya mengangkat kepalanya dan menatap sahabatnya dengan malas.

"Iya, ada." jawab Aretha singkat.

"Lu kenapa tha? Ko mata lu sembab banget sih?!  Lu abis nangis ya semalem? Huft pasti karena Adnan ya?" Aira bertanya seraya terkejut karena melihat mata sembab Aretha.

Pertanyaan Aira benar, Aretha menangis semalaman karena ia merindukan sosok Adnan yang hangat dan Aretha tidak bisa menampis perkataan sahabatnya itu.

"Gua tau Tha lu sayang banget sama Adnan, tapi lu jangan menyakiti diri lu terus-terusan kaya gini."

"Iya Ra, makasih ya."

"Maaf ya Tha kalo kata-kata gua salah, gua gini karena gua sayang sama lu." Aira mengucapkannya sambil memeluk Aretha dengan sayang dan dibalas pelukan juga dengan Aretha.

Sstelah keadaan kembali normal, Aira kembali teringat akan tujuan utamanya dan ia kembali bertanya pada Aretha.

"Tha, tadi gua ketemu Fahri dan dia bilang kalo dia chat lu tapi ngga ada balasan dari lu. Untuk nomornya, itu dari gua. Maaf ya Tha gua udah lancang kasih nomor lu ke dia."

"Oh itu dia, maaf ya Ra gua malas buat balas chat orang. Ngga apa-apa ko Ra ngga perlu minta maaf segala kan cuma nomor." jujur Aretha karena ia merasa tidak enak dengan Aira karena bagaimana pun Aira bersahabat dengan Fahri juga.

"Iya gua ngerti ko Tha, ngga apa-apa kalo lu belum bisa. Tapi gua mau kasih tau lu sesuatu kalo Fahri belum pernah gini ke cewe lain, ini pertama kali Fahri chat cewe dan itu lu. Kalo lu belum bisa ngga apa apa, tapi jangan terlalu menutup diri ya Tha." Aira mengatakannya seraya tersenyum tulus pada Aretha.

*****

Tadi ketika Aira tiba dilorong sekolah, Aira bertemu dengan Fahri dan ia bercerita jika ia telah mengirimi Aretha pesan singkat namun tidak mendapat jawaban dari gadis mungilnya itu.

Aira yang mengerti perasaan Aretha saat ini hanya bisa menyemangati Fahri untuk terus berjuang demi bisa mendapatkan hati Aretha.

*****

Kemarin malam Fahri bercerita padanya jika ia mengagumi Aretha sejak pertama kali ia melihat gadis mungilnya itu sedang menangis seorang diri. Akhirnya Aira pun menceritakan apa yang sedang di alami oleh sahabatnya itu pada Fahri. Fahri meminta nomor telepon Aretha pada Aira dan Aira memberinya karna ia tau Fahri tidak akan membuat Aretha tersakiti untuk kedua kalinya.

Aira merasa Fahri akan menjaga sahabatnya karena baru kali ini ia dapat melihat sisi lain Fahri. Fahri yang biasanya selalu enggan untuk membahas soal wanita, kini ia yang membahasnya terlebih dahulu dan hal itu sudah cukup meyakinkan hati Aira bahwa Fahri benar-benar mengagumi sahabatnya.

Dan ternyata Fahri benar-benar mengirimi Aretha pesan meskipun tidak mendapat jawaban dari Aretha. Aira yang tau sikap cuek Fahri pada wanita pun semakin yakin jika Fahri bisa membahagiakan sahabatnya dan Aira berjanji pada dirinya sendiri untuk membantu Fahri demi kebahagiaan kedua sahabatnya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Grazie AmoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang