06

1.5K 146 24
                                    

Keyra berjalan terburu-buru menuju halte bus. Ia harus segera sampai di kafe milik atasannya, Daniel Kang. Pria berusia 27 tahun yang sudah dengan senang hati menerima keyra sebagai salah satu pegawainya.

Tidak berselang lama bus datang dan membawa keyra menuju area Gangnam. Gadis itu duduk sambil menatap jalanan di jendela sisi kanan bus.

Dzztt..

Satu notifikasi pesan membuyarkan lamunannya, "Guan?"

"Maaf aku baru menyalakan handphoneku," ujar keyra ketika guanlin menerima panggilannya, "ada apa?"

"Tidak, hanya ingin tahu kabarmu." Guanlin terkekeh kecil menyadari dirinya mengirimkan beberapa pesan tidak penting hanya karena ingin mengetahui kondisi keyra,

Ah tidak, bukan itu.

Guanlin rindu.

"Baik, kau?" Sedikit enggan untuk berbicara dengannya lagi, terlebih setelah apa yang dilakukan guanlin tahun lalu. Berselingkuh. Padahal mereka sudah menjalin hubungan 2 tahun lamanya.

Mengingat kejadian itu membuat keyra tidak fokus mendengarkan celotehan guanlin, "key?"

"Ya? Apa? Em sepertinya ada panggilan lain yang masuk, aku tutup."

Telfon dimatikan sepihak. Tentu saja alasan itu bohong. Hatinya masih sakit ketika mendengar suara pria itu.

"Siapa?" Seseorang mengejutkannya, keyra segera menoleh ke samping, Jimin. Ah, dia bukan orang.

"Sejak kapan kau disini?" Tanya keyra pelan, namun tetap saja membuat beberapa orang di bus itu bergidik ngeri karena sudah dapat dipastikan ia terlihat berbicara sendiri.

"Wah kau benar-benar tidak menyadari keberadaanku? Aku mengikutimu dari tadi! Bagaimana bisa tidak lihat? Manusia jahat!" Jimin mengomel, dilipatnya kedua tangan itu di depan dada. Keyra tertawa ringan, "hei, kau seperti anak-anak, mau es krim?".

"Jangan membujukku! Aku tidak suka es krim, dan aku bukan anak kecil." Ujarnya, sembari duduk disebelah keyra, "aku bosan di rumah jadi aku mengikutimu, kau mau kemana?"

"Aku akan kerja di kafe orang baik."

"Orang baik?"

Keyra mengangguk pelan, dan kembali melihat jalanan kota yang tengah ramai.

______

"Kau datang rupanya" keyra menghampiri Daniel dan sedikit menunduk tanda hormat, "maaf aku terlambat oppa"

Jimin melihatnya bingung, iya dia terus mengikuti keyra sampai tempat ia bekerja.

Daniel tertawa pelan, "tidak apa-apa, pelanggan juga lumayan sepi, sudah makan?"

Keyra mengangguk, kemudian pergi mengambil apronnya dan kembali menghampiri Daniel yang sedang membersihkan beberapa gelas, "biar aku saja.."

"Kau jaga kasir saja, dan layani pembeli itu", seseorang baru saja memasuki kafe, sesekali membersihkan coatnya yang terkena hujan. Keyra tercengang, guanlin.

______

"Wow apakah ini takdir?" Kini mereka sudah ada di salah satu meja, duduk bertiga. Bersama Jimin yang tidak dapat terlihat oleh orang lain kecuali keyra.

"Untuk apa kesini?" Tanya keyra langsung pada intinya, ia tidak ingin berbicara terlalu lama, hanya membuang waktunya.

"Untuk apa lagi? Aku membeli coklat panas dan berteduh karena sekarang di luar sedang hujan."

Keyra membenci ini, setelah tadi berbicara dengannya ditelfon, kenapa malah bertemu? Dan wajah itu, seperti tidak menyiratkan bahwa ia bersalah. Ataukah memang tidak merasa bersalah?

Jimin hanya memandangi kedua orang dihadapannya saat ini. Siapa dia? Sepertinya pernah dekat dengan keyra?

"Pergilah setelah hujan reda." Ia hendak bangkit namun tangannya tertahan oleh genggaman guanlin yang dengan cepat keyra tepis membuat Jimin sedikit terkejut, "mau pesan apalagi?"

"Bukan itu, bisakah kita bertemu lagi? Di luar ini? Di luar jam kerjamu dan diluar tanggung jawabmu untuk bertemu denganku seperti ini. Maksudku, kau memang ingin bertemu berdua denganku."

Oh Tuhan, manusia yang satu ini sangat tidak tahu malu, pikir keyra, "tidak."

Keyra meninggalkan guanlin sendiri dan kembali ke tempat kerjanya. Jimin yang tidak dapat menebak situasi macam apa saat ini hanya mengikuti gadis itu dan duduk disalah satu kursi. Ia sangat ingin bertanya tapi sepertinya keyra sedang kesal, terlihat dari raut wajahnya.

_____

Sudah hampir pukul 12 malam, keyra menguap beberapa kali. Tidak ada pelanggan, Daniel juga sudah kembali ke rumahnya. Apa ia boleh tidur? Sebentar saja, "kau mengantuk?" Suara jimin membuat rasa kantuknya sedikit hilang.

"Hm, lumayan. Kau kenapa tidak pulang? Bukankah bosan hanya duduk di sana selama berjam-jam?"

"Bosan? Tentu saja."

"Bodoh, kenapa tidak pulang?"

"Hari ini sepertinya kau sangat kesal, aku akan menunggumu dan kita pulang bersama." Jimin beranjak dari sana, mendekati keyra dan menepuk dahinya pelan, "jangan tidur di sini. Pulang jam berapa?"

Keyra melihat ke arah jam dinding, "sebentar lagi, jam 12."

"Mau bermain denganku? Agar kau tidak mengantuk?"

"Bermain apa? Aku tidak suka game."

"Padahal aku ingin mengajakmu menontonku bermain game online, ya sudah lah tidak jadi."

Keyra hanya terkekeh pelan ketika Jimin kembali ke tempat duduknya tadi dan mulai memainkan handphonenya.

_____

Kini mereka tengah jalan beriringan, tidak ada yang memulai pembicaraan. Hanya ditemani suara langkah kaki mereka yang menginjak beberapa kerikil.

"Terima kasih" ucap keyra setelah sedari tadi bungkam, Jimin menoleh, "apa?"

"Sudah menemaniku bekerja hari ini."

"Bukan masalah besar, lagi pula aku bosan di rumah. Yang aku lakukan setiap hari hanya berbaring, menonton televisi, menjahili Jungkook, dan kadang bertengkar dengan taehyung."

"Kau bertengkar dengannya?" Nada bicara keyra sangat menunjukkan bahwa ia tertarik dengan ucapan Jimin barusan.

"Yaaa tidak sering," Jimin mengira-ira, "mungkin karena kita seumuran. Lagipula bukan bertengkar hebat, hanya adu mulut biasa. Pun tidak saling menyakiti perasaan satu sama lain."

Keyra mengangguk paham. Mereka melanjutkan percakapan ringan sembari berjalan pulang ke rumah.

-panili🐣

Indigo ; btsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang