Taehyung baru saja menyelesaikan rapat bulanan yang cukup menguras energinya. Tidak seperti rapat-rapat sebelumnya dimana Taehyung akan sangat bersemangat mengomentari setiap laporan dari setiap divisi yang ada di perusahaanya, kali ini pikirannya bercabang.
Semalam ayahnya mengamuk dan nyaris menghancurkan kediamannya. Benar saja perkiraan Taehyung, seseorang diutus untuk mematai segala gerak-geriknya.
"Apa yang kau lakukan dengan wanita itu?!"
Emosi ayahnya benar-benar di luar batas. Sebuah peluru nyaris menembus kepala Taehyung jika saja ibunya tidak datang dan berteriak histeris.
Kejadian ini mirip beberapa tahun yang lalu. Saat Taehyung mengetahui ayahnya memiliki seorang simpanan yang ternyata itu adalah kekasihnya. Dia tidak bisa menahan diri untuk membunuh ayahnya saat itu.
Beruntung sang ibu berhasil menghentikan aksi gila Taehyung. Pertengkaran malam itu berujung pada pelarian. Taehyung tidak kembali ke rumah selama beberapa hari. Dia juga tidak ke sekolah sehingga membuat beberapa temannya khawatir. Dan juga kekasihnya.
Jennie berusaha menghubunginya dimasa-masa sulit. Namun membayangkan apa yang dilakulan gadis itu di belakangnya, Taehyung tidak bisa menahan diri. Dia gila dan menghalalkan segala cara untuk membuat Jennie menderita.
Sampai malam itu dia menemukan Jennie ingin mengakiri hidupnya. Harusnya Taehyung merasa puas karena dia tidak perlu mengotori tangannya untuk membunuh Jennie. Tapi saat tubuh itu jatuh bebas ke dalam air yang dalam, kakinya dengan sendiri berlari kuat. Membawa tubuhnya untuk ikut terjun ke dalam air yang dingin. Menarik Jennie ke permukaan dan membawanya segera ke rumah sakit.
Setelahnya, Taehyung tidak tau apa yang terjadi. Dia benar-benar meninggalkan Jennie saat itu karena dirasa semua penderitaan yang dia berikan sudah cukup. Dia melepaskan Jennie. Berharap perpisahan bisa mengurangi sedikit kekecewaan yang sudah ditorehkan oleh gadis itu.
Pertemuan mereka kembali benar-benar sebuah kebetulan. Taehyung tidak tahu jika selama ini Jennie menetap di New York dan bekerja pada salah satu perusahaan yang akan bekerja sama dengan perusahaannya.
"Seseorang menunggu anda di ruangannya, Sir."
Taehyung menaikkan sebelah alisnya saat sebuah suara mengintrupsi. Menatap pergelangan tangannya memastikan bahwa pertemuannya dengan salah satu klien masih sekitar dua jam lagi. Jadi, siapa yang menunggunya?
Dia hanya mengangguk pada asistennya lalu membuka pintu ruangannya. Wanita itu sedang membalik majalah dan menatap Taehyung ketika mendengar suara pintu terbuka.
"Apa yang kau lakukan?"
Taehyung terkejut, tentu saja. Dia tidak pernah mengharapkan Jennie akan mengunjunginya di tempat kerja seperti saat ini. Benar-benar sebuah keterkejutan yang menarik.
"Ayo menikah."
Katanya secara gamblang. Membuat tubuh Taehyung membeku. Tidak merespon perkataan Jennie seolah sedang terdampar disebuah pulau. Kesadarannya kembali ketika bibir ranum itu melumat bibirnya. Tergesa-gesa dan menuntut.
Tak tahan, Taehyung segera mendorongnya dengan tatapan yang sulit diartikan. "Apa yang kau lakukan?"
Jennie mengusap bibirnya yang basah. Menatap dalam pada manik ketidak senangan Taehyung akan kehadiran atau ciuman mendadaknya. "Kau menawariku sebuah tempat tinggal bukan? Aku membutuhkannya setelah ditendang dari perusahaan. Aku kehabisan uang untuk membayar ganti rugi yang bahkan aku sendiri tidak tahu kesalahan apa yang telahku perbuat."
"Aku berubah pikiran. Aku tidak ingin menikah denganmu." Taehyung mengacuhkannya. Berjalan menuju meja kerjanya untuk sekedar menyesap air di dalam gelas. Tenggorokannya mendadak kering.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Pain | Taennie
RomanceEverything beautiful comes with pain. Roses have thorns, don't they?