Preview

32 4 0
                                    

From this Old Cover

From this Old Cover

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To a New Cover

Wajib Tonton Trailernya!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajib Tonton Trailernya!!!


"Dunia ini memang penuh ketimpangan, kadang yang salah dibenarkan, dan yang benar disalahkan."

Aku tak tahu harus mulai dengan kalimat apa. Namun, inilah yang keluar dari kepala ini. Kebingungan dengan hidup yang selalu saja berantakan. Amburadul. Kelam-kabut. Malang-melintang. Namun, entah dari siapa saya mendengar nasehat untuk selalu bersyukur. Bahkan ketika harus jatuh hingga ke dasar yang tak berdasar. Tenggelam dalam lautan yang penuh dengan ancaman. Kehilangan. Kebutaan. Hingga harus meraba tak tentu arah. Meski hilang cahayanya. Percayalah, lihatlah ke hatimu yang penuh cahaya. Penuh dengan rasa syukur. Sebab syukur itu adalah binar yang akan selalu menerangi kekurangan dengan kecukupan.

Entah, sejak putus sekolah dulu, semua orang menganggap diriku bocah yang membangkang. Tak berpendidikan. Tak punya sopan santun. Bagiku dunia seperti panggung drama. Saya memerankan peran paling buruk dalam sejarah. Dibenci. Dihakimi. Dihujati dengan sesuatu yang lebih tajam dari pisau belati. Menghunus dada, dan membelahnya menjadi dua. Namun, ketika aku berharap mati. Aku nyatanya masih melakoni permainan mayapada yang tiada akhir ini. Sandiwara yang tak kunjung usai. Aku berharap tirai segera tertutup. Supaya aku bisa menjeriti rasa sakit di sanubari yang sudah kutahan dengan pamrih, tanpa perlu takut diejek dunia bahwa aku manusia lemah. Meskipun, mereka tak pernah tahu cobaan sudah seperti makanan. Kulahap tanpanya hidup terasa kurang. Mungkin memang benar, penampilan bisa sangat luar biasa. Tampak tenang seperti gelombang di lautan. Namun, dibaliknya hancur tragis seperti darah yang mengucur dari korban pembunuhan.

 Namun, dibaliknya hancur tragis seperti darah yang mengucur dari korban pembunuhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tuhan Orang Lain (Open PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang