Chapter 2

39 15 4
                                    

Author POV

Kringgggggg

Suara jam weker membangunkan Silmi dari tidurnya.
Tanpa membuka matanya, tangannya meraih jam weker disisi tempat tidurnya dan menekan tombol untuk menghentikan suara dari jam tersebut.

Ergmhhhhhhh

Silmi mendesah pelan.
Perlahan membuka matanya yang enggan untuk melihat cahaya.
Mengedip ngedipkan matanya untuk memperjelas penglihatannya.

"Kau seharusnya tidak perlu memakai jam itu. Itu sangar berisik. Aku tidak suka!"

"Ahh, ini masih pagi dan kau sudah ceramah dasar hantu jelek" Ucap Silmi memandang wajah pucat Dion yang berdiri di samping tempat tidurnya.

"Kau selalu mengejek ku Sisil" Dion berpura pura marah.

Mereka memang selalu seperti itu.
Suka bercanda gurau.

"Ya ya ya, aku akan segera mandi. Ini hari pertamaku bersekolah"

Silmi segera bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan mengambil handuk dan melesat masuk kedalam kamar mandi yang berada didalam kamarnya.

"Huh dasar"

Dion pergi keluar kamar.
Dia berjalan menembus tembok dan berjalan jalan didalam rumah yang luas itu.
Dion tidak perlu takut terhadap hantu hantu lainnya yang ada di rumah ini.
Karena dia yang paling berkuasa.

Walau dia hantu berwujud seorang anak kecil itu tidak membuatnya menjadi hantu yang lemah.
Hukum itu tidak berlaku di dunia ghaib.
Hukum yang berlaku di dunia ghaib adalah siapa yang paling tua umurnya, bukan wujudnya dialah yang terkuat.
Dan juga yang paling lama menempati tempat itu maka dialah yang terkuat dan berkuasa.

Rumah 2 lantai itu dibangun 80 tahun yang lalu.
Namun tetap terjaga karena selalu ada pewaris yang merawatnya dengan baik dan pasti direnovasi setidaknya setahun sekali.

Dan Dion, dia meninggal di rumah itu sekitar 70 tahun yang lalu.
Terlihat dari baju yang dipakai oleh Dion yang terlihat masih kuno.

Rumah itu tak pernah dijual.
Pasti diwariskan kepada pewarisnya.
Dan artinya Dion dan Silmi memiliki hubungan darah.

Hmmm
Kurasa cukup perkenalan tentang Dion dan rumah legendnya itu.

Sekitar 15 menit Silmi telah selesai dengan mandinya.
Keluar dari kamar mandi dengan balutan handuk dan berjalan menuju lemari untuk mengambil baju khas dari sekolahnya dulu.
Yaitu baju sewaktu SMP nya dulu.

Setelah selesai berpakaian, dia keluar dari kamar dengan menenteng tas berwarna cream.
Rambut panjang sepunggung dia biarkan terurai.
Berjalan menuruni tangga menuju ruang makan.

Disana sudah ada pamannya yang sedang membaca koran lengkap dengan kacamata yang bertengger di wajahnya.

"Selamat pagi paman!" Sapa Silmi terlebih dahulu.

"Pagi Silmi" Balas pamannya-Grey.

Silmi duduk berhadapan dengan pamannya dimeja dengan empat kursi tersebut.
Meletakan tasnya di bawah samping kursi.
Dan disana juga ada Dion.
Duduk di samping Silmi.

"Hari ini masa orientasi siswa bukan? Baik baiklah. Jaga dirimu baik baik." Ucap pamannya tulus.

"Iya paman" jawab Silmi.

"Baiklah, sekarang kita sarapan dulu. Setelah sarapan paman akan mengantar mu ke sekolah" Ucap pamannya.

"Tidak perlu diantar paman. Sekolahnya kan deket. Pamankan tau sendiri." Tolak Silmi.

"Baiklah baiklah. Sekarang ayo kita sarapan!"

Silmi mengambil 2 lapis roti tawar dan mengolesinya dengan selai kacang lalu menumpuknya menjadi satu.
Melahapnya dengan tangan.

Berbeda dengan pamannya.
Pamannya hanya mengambil selapis roti dan mengolesinya dengan mentega dan memakannya dengan pisau dan garpu.
Sangat estetik:v

Selesai makan Silmi langsung pamit pada pamannya.
Keluar dari rumahnya dan berjalan menyusuri trotoar jalan menuju sekolahnya yang hanya berjarak 300 meter dari rumahnya.

Silmi melihat banyak orang yang sepertinya akan mengikuti MOS.
Dan dia harap diantara mereka akan ada yang mau menjadi temannya dan tidak merasa takut akan kemampuannya.

Tabu.
Kemampuannya masih dianggap tabu.
Jadi Silmi hanya bisa pasrah jika orang orang menjauhinya seperti dulu.

"Tak apa lah" Guman Silmi.

Dion?
Dia tidak mengikuti silmi.
Dion terlalu takut untuk mengunjungi tempat baru.
Apalagi sekolah.
Tempat yang luas dan sering kosong saat liburan pasti mengundang banyak makhluk ghaib.
Apa lagi usia sekolah itu juga cukup lama.
Pasti penunggunya sangatlah mengerikan.

Brukkkkk

TBC

================================

Halo guys!
Sorry yah kalo ceritanya masih jelek, typo, dll.
Maklum masih belajar!
Jangan lupa vote dan follow yah!
Terimakasih buat yg udah baca, vote, follow, dan komen.
Pai pai

AFTER (Ditunda)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang