PART 1. Kejutan dari Bunda

21.6K 1.1K 166
                                    

PERHATIAN 🔥🔥🔥

JIKA ADA YANG BURUK DARI CERITA INI, MOHON DITINGGALKAN.

JIKA ADA HIKMAH YANG BAIK, SILAHKAN DIAMBIL.

***

Pembaca yang baik hati, cerita ini bukan cerita baru. Tapi cerita lama Ummi yang sudah tamat di tahun 2020 diPublish ulang.

Jadi untuk pembaca lama, mungkin sudah pernah baca.

Untuk pembaca baru, silahkan membaca kisah Vano dan Wafa.

Happy reading.

***





*Bandara Soetta, pukul 17.00*

Perjalanan sepuluh jam lebih lima puluh menit dari Melbourne ke Jakarta, membuat wajah lelaki tiga puluh tahun berkulit putih dengan cambang halus yang di sekitar rahangnya itu, terlihat lelah.

Tapi semuanya terbayar ketika melihat seorang perempuan cantik di usianya yang masuk kepala lima tahun ini, duduk di kursi roda, menyambutnya di terminal kedatangan.

Bunda...

Evano, seorang dosen di fakultas kedokteran yang baru selesai meraih gelar Phd di negeri Kanguru dan sekaligus ia pemilik saham terbesar dari Rumah Sakit Prima Royal Medika yang ia rintis bersama tiga orang sahabatnya, Fauzan, Riko dan Hafidz.

"Assalaamu'alaikum Bunda."

Vano menghambur ke dalam pelukan Bunda dan perempuan kecintaannya itu balas mencium kening dan pipinya dengan penuh sayang.

"Wa'alaikumsalam putra kesayangan Bunda. Alhamdulillah, akhirnya do'a Bunda terkabul juga. Kamu benar-benar pulang. Mariska sudah nggak kejar kamu sampai kesini kan?"

Raut wajah Vano berubah mendengar nada bicara Bunda yang tidak senang ketika menyebut nama 'mantan kekasihnya'. Kisah percintaannya memang cukup rumit, mengingat sewaktu dia kuliah S2 hingga Phd di luar negeri, Mariska selalu menunggunya di kantin untuk makan siang dengannya.

Perempuan berwajah molek itu benar-benar memenuhi kriterianya. Dengan tinggi seratus tujuh puluh senti, pinggang ramping dan setiap kalimat yang keluar dari bibirnya menandakan dia perempuan cerdas, Mariska nyaris sempurna. Kecuali satu hal, ketika mereka bertemu, perempuan itu sedang bermasalah dengan suaminya dan seolah memilih sekolah di Australia sebagai pelarian dari masalahnya.

Semula Mariska mengaku dia belum menikah, saat awal Vano berkenalan dengan perempuan cantik itu. Namun tiba-tiba suatu hari, datang seorang pria berwajah Indonesia, ke kampus dan memukul Vano di kantin, tanpa ada angin dan hujan badai. Barulah Vano tahu, bahwa lelaki itu suami Mariska yang menuduh ia merebut dan berselingkuh dengan istrinya.

Meski Vano sudah telanjur menyayangi Mariska, akhirnya ia terpaksa merelakan perempuan itu pergi. Rupanya Bunda memiliki mata-mata yang mengetahui hubungan terlarangnya dengan Mariska. Siapa lagi kalau bukan Om Denis, adik kesayangan Bunda yang juga tinggal di Melbourne. Istri Om Denis, Tante Yasmin adalah salah seorang staf pengajar Biomedik di kampus tempat Vano menempuh pendidikan.

"Bisa tolong bawakan koper saya?"

Vano melihat seorang perempuan berhijab putih berdiri di belakang kursi roda Bunda.

"Vano... Bawa sendiri kopernya. Wafa bukan pembantu. Dia asisten pribadi Bunda. Wafa, maafkan anak Bunda ya. Vano cuma bercanda aja kok."

"Iya Bunda."

Gadis itu tersenyum ke arah Vano, tapi Vano bertambah tidak suka. Gadis ini tetap bersikap ramah, terlalu ramah malah. Dia juga hobi mengobral senyum dan gadis ini sama sekali bukan tipe Vano. Meskipun menggunakan busana muslimah yang syar'i dengan motif bunga berwarna peach. Tapi dari kulit punggung tangan dan wajahnya yang gelap, Vano langsung tahu, gadis ini kurang pandai merawat diri. Oya, satu lagi, catat... Badannya cenderung berisi dan tidak membentuk bodi seperti Mariskanya yang rupawan.

VANO dan WAFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang