Daud dan Nico bermain basket di halaman depan saat menunggu makan malam disiapkan. Akhirnya Lyo ikut bergabung. Keduanya seperti menemukan rekan yang setimpal. Karena gadis itu memang suka basket.
"Om suka basket dari kapan?" Tanya Lyo.
"SD sih, tapi Cuma sampai SMU doang. Setelah itu karena sibuk. Om pilih Jogging. Kalian suka basket?" Jawabnya sambil mendribble bola.
"Yang suka basket kak Lyo om. Aku lebih suka berenang."
"Iya, lo suka berenang, tapi lebih suka makan. Makanya perut udah kayak gunung itu." Sindir Lyo.
"Eh, gua makan supaya tetap hidup. Lagian ngapain makan diatur-atur segala. Yang ada bakal kurang gizi kayak lo." Balas Daud tidak mau kalah.
***
"Sudah lama kenal dia? Mami lihat dia cukup dekat dengan anak-anakmu." Tanya maminya saat Vera tengah membantu di dapur.
"Belum sih mi, memang dia orangnya gampang dekat dengan siapapun."
"Mami lihat, dari tatapannya. Dia ada hati sama kamu."
Vera menghentikan pekerjaannya.
"Aku nggak tahu kalau soal itu."
"Siapa tahu dia mendekati Daud untuk dekat dengan kamu."
"Dia dekat dengan Daud karena kebetulan. Dan kelihatannya Daud sedang mencari sosok ayah pengganti Karel. Anak-anak kecewa dengan papinya."
"Apa hubungannya dengan Karel buruk?"
"Bisa dibilang begitu. Lyo juga sudah menjauh."
"Kamu bisa mengingatkan Karel kan?"
"Dia sudah berubah mi. Bukan Karel yang dulu. Ada Diana juga di dekatnya. Aku males lihatnya. Jadi emosi. Dia juga sama. Buat Karel sekarang, dia hanya sebagai penyandang dana."
"Nggak boleh begitu demi anak-anak kamu. Tapi memang sih, kalian tidak bisa terlalu dekat lagi dengan Karel seperti dulu."
Vera mengangguk sedih.
"Meski baru sekilas, mami lihat Nico orangnya cukup baik."
"Udah deh mi, dia itu temannya Daud. Nggak lebih. Lagian aku juga nggak kepikiran jauh."
"Kamu memang belum lama bercerai dengan Karel. Tapi umurmu baru 40."
"Hubungannya?"
"Maksud mami, apa kamu masih trauma?"
Vera kembali menghentikan kegiatannya memotong semangka.
"Nggak ada yang trauma mi. Kami Cuma teman. Dan kebetulan anak-anak suka sama dia. Mungkin karena kehilangan figure Karel."
"Karel jarang ketemu mereka?"
"Mereka yang nggak mau ketemu Karel."
"Biaya mereka?"
"Masih ditransfer. Tepat waktu kok."
"Jangan sampai jadi masalah nanti Ve,"
"Aku lebih takut sama anak-anak dibanding sama Karel mi. Aku nggak peduli sama dia. Masalah kami sudah selesai. Kalaupun dia mengganggu, aku anggap nggak ada."
***
Makan malam bersama itu terlihat sangat santai. Nico segera menjadi bagian dalam keluarga Vera. Apalagi Daud yang terlihat sangat bahagia."Sekarang selain bekerja ngapain saja?" Tanya pak Tobing.
"Kadang menulis, juga ada beberapa kegiatan yang sifatnya annually."
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU/Terbit Di Playbook /OPEN PO
RomanceNovel tentang seorang perempuan single parent yang menemukan cinta baru di awal usia 40. Banyak yang mengatakan kalau kali ini ia mengalami Down Grade. mengingat mantan suaminya yang pengusaha sukses. Namun saat ketika kedua anaknya malah lebih dek...