✔ RELOAD

[3] Love Again

|RELOAD : 3. Love Again|

***

Bandung, Desember 2015

Hal yang aku ingat saat itu adalah kamu mengajakku kepujasera kampus tetangga. Karena katanya mie ayam dan bakso disana punya cita rasa tersendiri. Itupun setelah berdebat selama beberapa menit dengan Bobi juga Wondy tentang betapa mereka lebih membutuhkanku untuk keperluan LPJ ke wakil dekan 3. Bu Maisaroh si wakadek keuangan yang detail bin garang. Aku hanya tertawa melihat kehebohan kalian. Untung saja ada Refa, bendahara umum tercinta himpunan yang dengan senang hati menyerahkan diri menggantikanku menemani Wondy dan Bobi.

**

“Pak, pesen mie ayam dua ya. Tapi jangan dikasih ke ayam, kasih kekita. Kita duduk dibangku nomer dua.” Ujarmu bercanda dengan abang penjual mie ayam.

Receh sekali, batinku.

Aku mengikuti langkah kakimu duduk dibangku plastik merah deretan nomer dua. berhadap-hadapan tentunya. Sudah beberapa bulan pasca LDKM usai dan entah kenapa kita lebih dekat dari apa yang bisa kupikirkan. Memangnya kamu berpikir seperti apa Lisa? Batinku mengejek.

Selang beberapa waktu pesanan kita datang, dua mangkok mie ayam dengan uap yang mengepul terlihat lezat. Aku mengeluarkan botol tumblr kesayanganku. Akhir-akhir ini aku memang jarang membeli minuman kemasan, padahal itu kesukaanku.

“Akhirnya minum air putih pake botol tumblr lagi sekarang.” Katamu yang melihatku dengan botol tumblr warna biru.

“Nyoba ngurangin sampah plastik tau, Wan. Hitung-hitung bantu menyelamatkan kura-kura.” Jawabku seraya mengaduk mie ayam pesananku.

Aku mencoba meraih botol kecap yang lumayan jauh dari jangkauan. Tapi dengan cepat botol itu berpindah tangan. Kamu tengah membantu menuangkan kecap kemangkuk mie ayam milikku.

Damn, now you look more attractive with a little bit sweet, Juan Darindra.

“Kalau nggak bisa tuh minta tolong.”

“Makasih.” Ucapku pelan, yang dihadiahi tawa ringanmu. Entah kenapa firasatku saja atau bagaimana. Akhir-akhir ini setiap kita bersama kamu selalu tertawa.

“Emang kenapa sama kura-kuranya?” Tanyamu lagi. Rupanya kamu masih menyimak perkataanku tentang pentingnya mengurangi penggunaan sampah.

“Diberita, populasi sampah bertambah tau. Ditambah lagi kasian kura-kuranya. Kejerat sampah plastik lehernya.” Jawabku. Lagi-lagi kamu tertawa dengan perkataanku. Coba ceritakan bagian mana yang lucu.

“Terus cuman kura-kura gitu yang kasihan?”

“Ya nggaklah, cuman kan yang waktu diberita gambarnya kura-kura. Aslinya banyak tau. Ih, kok jadi ngomongin kura-kura sih, yang lain napa.”

“Nanti malem mau keluar?” Aku melirik sekilas padamu yang kini menatapku. Sebelum akhirnya kembali menyeruput mie ayamku.

“Nggak mau kemana-mana. Aku lagi ada tamu, bawaannya capek plus moody-an banget. Skiplah kalau keluar-keluar.”

“Lagi jadi astronot ceritanya?”

Perkataanmu membuatku menaikkan sebelah alisku, bingung.