Chapter 4

637 68 7
                                    


Knock. Knock. Knock

.

.

.

Knock. Knock. Knock.

Aku beranjak dari tempat tidurku dengan malas. Setelah menghadapi drama di ujian pagi hari tadi yang membuat kepalaku sakit, aku pulang ke asrama, meminum obat tidur, dan setelah itu tidur sejak jam 1 siang hingga pukul 7 malam.

Berhibernasi selama 6 jam.

Knock. Knock. Knock

Siapa bedebah tidak sabaran ini?!

Aku membuka pintu tepat saat Jef dan Akira hampir mengetuk pintunya lagi. Wajah Jef seperti terkejut, sedangkan Akira tersenyum lebar. "Oh kalian berdua--Ada apa?"

"Tuh kan Jef, seperti yang kukira."

"Aku memang terlalu bodoh."

"Kau sangat mudah dibohongi."

"Orang baik memang biasanya mudah dibohongi—eh Gulf!" Jef menahan pintu yang hendak kututup dengan tangannya. "Kenapa kau mau menutup pintumu lagi?!"

"Aku tidak ingin mendengar ocehan kalian berdua."

"Kau marah? Aku yang seharusnya marah!" kata Jef dengan kedua tangan dilipat didepan dada. Pose itu membuatnya terlihat menyedihkan karena dia sama sekali tidak memiliki otot.

Posenya... sama sekali tidak mengintimidasi.

Mataku menyipit. "Aku tidak ingin terlibat drama yang kau buat."

"Gulf! Kau tidak menyadari kesalahanmu?!"

"Apa?"

"Hah!" Jef menurunkan tangannya dan kali ini membuat pose berkacak pinggang sembari memberikan tatapan marah yang sebenarnya terlihat lucu. "Kau bohong padaku Gulf!!"

"Apa?"

"Kau bilang kau tidak akan ikut ke pesta karena ada acara keluarga!"

.

.

.

Shiaaaaa!

"Oh, apakah aku bilang begitu?" Aku berpura-pura.

"YA!"

"Sebenarnya ini aku akan mandi dan segera berangkat, Jef."

"Oh?" Kali ini Jef menatapku terkejut. "Benarkah?" tanyanya.

Menipu Jef ternyata benar-benar mudah.

"Jef, bro, apa kau benar-benar akan tertipu lagi?" sahut Akira menatap Jef seolah-olah Jef mahluk terbodoh di dunia ini.

Dan itu sebenarnya.. benar. Dia benar-benar bodoh.

Aku memberikan tatapan mengancam pada pria keturunan Jepang ini, tapi sudah terlambat.

"Hah! Aku tidak akan tertipu! Ayo segera ganti bajumu, Gulf! Kau harus datang ke party malam ini!" teriak Jef.

"Jangan memaksaku, Jef."

"Ayolah jangan kembali menjadi Gulf yang membosankan!"

"Alaiwah, what the hell—Aku tidak membosankan!"

"Akira," Jef menatap Akira yang sedang bersandar di dinding dekat pintu lift dengan santai, seolah-olah sedang menonton opera sabun. "Bantu aku membopong anak ini!"

HAH?

Sedetik kemudian, tangan Jef memegang lengan kanan kuat-kuat, diikuti oleh Akira yang memegang lengan kiri ku. "Tunggu!!"

Mew+GulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang