Hari ini, akan menjadi hari ekstra-sibu menurutku.
Ulangan kimia, wawancara, dan tambahan pelajaran menantiku di hari ini. Huh, sebenanya apa salahku sih, sampai mencari waktu tidur pun susah? Sama sekali tak kupkirkan ulanganku. Semalam, aku sibuk membuat daftar[ertanyaan untuk wawancara personel Boy’s-Avenue hari ini.Yah, aku hanya berharap.. ada keajaiban turun dari langit saat aku mengerjakan ulangan .
Kuuraikan rambut warna merahku. Dan rambutku yang begitu indah (kata orang-orang sih). Hanya ada satu orang yang hingga kini tak mau mengakui kalau aku memiliki rambut yang indah, yaitu Boy. Saudara macam apa sih dia?Oh ya, aku ingat kejadian semalam. Saat aku sedang mengerjakan daftar wawancara, pemberitahuan massenger facebook diponselku berbunyi. Aku mendapat pesan dari Bruno-Andrew, dan kami sempat chattingan beberapa saat.
Bruno : makasih ya udah konfirm.
Me : yes. Who are u?
Bruno : someon near you. Umm, sometime can be far.
Me : siapa sih lo? Misterius banget. Musuh gue ya?
Bruno : kadang bisa jadi musuh, kadang bisa jadi temen.
Me : lah?
Bruno : don’t worry about who are me. Trust me. I’m a good person:)
Me : how can i trust you while i dunno who u are -_-
Bruno : :)
Me : strange, go away...
Bruno : wait... If u wanna tell your sadness or happiness to me, I ‘ 11 glad to hear it.
Me : le an imaginary friend...
Bruno : yeessss! U can call me your ‘ imaginary friend’.
Siapa sih dia?
Mario? Mana mugkin.
Jack? Apalagi.
*
Jam menunjukkan pukul 6:30. Seawal ini aku sudah tiba dikelas demi mendapatkan posisi strategis untuk ulangan kimia nanti.tentunya aku memilih deretan tengah, baris ketiga. Posisi paling aman.“Eh si kutu. Datengnya pagi amat, buuu.”
Aku membalikkan badanku menuju datangnya suara. Tampaklah Wina, musuh bebuyutanku sejak SMP dulu.“Apa sih lo? Sirik aja. Mau gue datang pagi, mau nginep, urusan sama lo ya?” tandasku sebal
“Nggak sih.”
“Ya udah keluar sono! Kelas lo juga bukan disini kan.”Huh, emosiku selalu memuncak setiap kali melihat wajahnya. Cantik sih. Tapi aku sudah terlanjur malas dengan sifatnya. Jadi, secantik apa pun dia, tak akan mengubah citra buruknya dimataku.
Mengapa aku dan dia bisa bermusuhan? Jadi begini. Dulu, ketika di SMP diadakan pemilihan ketua Osis. Saat aku dan Wina sama-sama mencalonkan diri. Aku yang diprediksi mendapatkan suara lebih banyak, membuat Wina menjadi tak terima dan menghalalkan segala cara. Dia bahkan pernah membayar beberapa anak agar memilihnya. Tapi pada akhirnya aku kalah. Tapi aku bahagia, setidaknya Wina juga tak memenangkannya. Yang menjadi pemenang alias alias ketua Osis resmi Riko. Dan Dede menjadi wakilnya.
Mungkin dia begitu berusaha keras mengalahkanku hingga dia tak sadar kalau dia punya saingan lain?
Wina memainkan rambutnya yang ikal dengan jemarinya. “Siapa juga yang mau disini. Orang gue Cuma mau lewat, kok!”“Ya udah sono. Ngapain lo dimari, mau jadi pajangan dikelas gue?”
Wina mengankat bahunya. Masih dengan wajahnya yang terkesan ‘songong-abis’. “Mana sahabat lo? Si Aksa?”
“Lo nggak lihat kan? Tandanya, da belum dateng.”
“Ow... Gue denger, kelas lo mau ulangan kimia kan? Makanya lo dateng pagi buat cari tempat duduk aman?“Mau iya, mau enggak, bukan urusan lo!” balasku ketus. Yang ku mau hanya satu, si cumi-cumi ini cepat pergi dari kelasku.
Wina tertawa lebar. Tawanya terkesan penuh ejekan dan penuh penghinaan. Gila kali ya cumi-cumi satu itu?
“Jadi, lo sibuk cari kursi buat lo dan Aksa, sementara Aksa masih asik dandan di rumah? Kok lo mau sih dimanfaatin gitu?”
Aku memiringkan kepalaku. Separuh otakku berpikir. Apakah aku memang dimanfaatkan? Tapi, Aksa tak meminta agar aku mencarikan tempat untuknya. Itu kemauanku sendiri.“Nggak kok,. Sotoy lo! Emang gue yang mau cariin dia tempat.”
“Oh ya? Kalau dia peduli, harusnya dia ngelarang lo dan memilih buat cari tempat sendiri.”
“Gue maklum kok. Kan rumah dia emang jauh dari sekolah.”
“Viola, Viola ... kapan sih lo bisa sadar, kalau lo tuh Cuma sidekick-nya Aksa? Kalau lu toh Cuma sahabat yang merangkap jadi pembantu? Dari SMP lo tuh udah dimanfaatin dia. Kasian amat lo.”Usai puas menghinaku, Wina pergi dari kelasku, meninggalkanku dalam kebingungan.
Hm, apakah aku benar-benar hanya... kaki tangan Aksa?Jumpa lagi, maaf ya kalo part ini pendek. Next time bakal panjang kok aku buatnya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Sun School
Teen FictionProlog Aku sangat bahagia sungguh bahagia mengawali semester awalku di kelas 11 dengan menjadi pacar seorang Jack yang notabene seorang ynag sangat popoler disekolahku. Banyak sekali tantangan dalm kisahku kali ini, banyak orang tak suka dengan hubu...