2. Wanna Pee

10.5K 1.3K 216
                                    

Jam menunjuk pukul sepuluh malam. Belum terlalu larut, namun Jungkook yang tengah menahan kencing takut keluar dari kamarnya untuk turun dan kencing di toilet bersama di lantai satu. Alasannya jelas, karena dia tidak ingin bertemu Taehyung. Tidak berani jika hanya berduaan dengannya, kalau sedang banyak orang Jungkook hanya cukup mengabaikannya dan tak pernah menganggapnya ada. Toh kalau dia terancam hanya tinggal berteriak. Tetapi beda cerita jika hanya berdua bertemu di tempat sepi, dia bingung harus minta tolong kepada siapa. Membayangkan diri turun untuk kencing, dan di perjalanan dia bertemu dengan Taehyung saja sudah membuat jantung Jungkook berdebar tak menyenangkan.

"Ingin pipis, bunda.." Dia memegangi celana bagian privasinya erat-erat. Kalau dilepas sedikit sudah ambyar isinya kemana-mana. "B-bunda h-hiks Kookie kebelet pipis. Kookie ingin turun ke bawah untuk pergi ke toilet terus kencing, t-tapi Kookie takut bertemu Tae hyungie. Bagaimana ini bundaaaa——"

Sebenarnya merengek tanpa melakukan apapun ialah hal paling tidak berguna, sebab kencing tetaplah kencing. Ginjalnya akan terus meronta untuk mengalirkan air kencing dan kelaminnya akan merespon hal tersebut dengan memuncratkannya keluar, hal itu tak akan berhenti meskipun Jungkook merengek atau menangis sembari membanting segala hal yang ada di kamarnya.

"Aduh, duh, duh, duh, bunda pipisnya mau keluar ini. H-hiks tolong Kookie bundaaa——".

Mengesampingkan resiko bertemu Taehyung di lantai dasar, Jungkook lari tergopoh-gopoh untuk turun ke bawah. Dia menghela nafas lega saat perjalanan ke tolilet berjalan mulus tanpa bertemu dengan Taehyung dan label jahat yang menyertainya. Kencingnya sudah tak dapat dibendung lagi. Sudah di ujung, kalau Jungkook menahannya lagi mungkin beberapa menit tadi ia sudah mengompol di kasur.

"Leganya.. Untung tak bertemu dengan Tae——"

"Ada orang di dalam? Kalau ada mohon cepat selesaikan urusannya, saya ingin kencing juga."

Itu suara Taehyung.

Taehyung ada di luar pintu kamar mandinya sekarang.

Jungkook membungkam mulutnya, tak percaya dengan suara yang baru saja di dengarnya. Memikirkan Taehyung tengah berada di depan pintu kamar mandi membuat Jungkook memucat.

Semisal keluar, dia akan berhadapan dengan Taehyung. Itu tidak baik. Namun jika tidak keluar, Taehyung akan curiga dan akan memaksanya untuk keluar atau pintu kamar mandi akan di dobrak paksa. Jungkook merasa begitu pusing, padahal dia tidak sedang ujian. Tidak sedang memikirkan nilai sekolahnya. Tidak pula memikirkan masa depannya. Tapi mengapa pikirannya sangat pening sekarang?

"Halo? Ada orang?"

ADA! JADI PERGILAH TAE HYUNGIE, KU MOHON.

"Saya hitung satu sampai lima, kalau tidak keluar juga pintu ini akan saya dobrak."

Demi keamanan dan memang peraturannya sebagai satpam, Taehyung harus mencurigai tempat yang kerap dikunjungi pegawai seperti dapur, toilet, serta tempat-tempat yang cocok dijadikan persembunyian penjahat. Apabila tempat tersebut terkunci dari dalam, dan ketika ditanya tidak ada sahutan——maka sudah tugas penjaga keamanan rumah mencari tau ada siapa dan apa di dalam ruangan tersebut.

"Satu."

Kebimbangan menyertai Jungkook. Ia belum membersihkan tangannya, juga belum mengguyur kelaminnya.

"Dua."

Ia tidak ingin Taehyung melihatnya telanjang seperti ini. Karena kata Jimin, perkataannya masih menempel kuat di pikiran Jungkook, Taehyung itu pemerkosa anak-anak. Di usianya yang sekarang telah menginjak 16——akan 17 bulan depan, bukankah ini masih tergolong anak kecil? Melihat umur Taehyung sudah kepala dua saat ini.

"Tiga."

Haruskah Jungkook menjawabnya agar Taehyung tau jika di dalam toilet ada dirinya?

"Empat."

Bagaimana jika Taehyung malah menungguinya sampai keluar? Aish isi otak Jungkook kacau sekali sekarang.

"Li—"

"A-ada aku!"

"——Kookie?"

Jungkook mengangguk pelan. Dan segera bersuara setelahnya. "Iya. Jangan pakai toilet ini, aku masih agak lama menggunakannya. Pakai toilet lain saja."

Helaan nafas dihembuskan lambat-lambat oleh Jungkook kala mendengar suara derap sepatu berjalan menjauh. Syukurlah Taehyung mengerti bahwa Jungkook tak ingin berhadapan dengan pria itu. Dengan cepat ia langsung membilas kelaminnya, menyimpannya hati-hati di balik dalaman dan celana pendek yang sudah ia kenakan dengan benar. Terakhir dia membasuh tangannya dengan sabun dan membilas wajahnya dengan air supaya lebih segar. Raut mukanya terlalu tegang akibat memikirkan Taehyung. Dirasa segalanya sudah terselesaikan, Jungkook memutar kenop pintu dan berjalan keluar dengan sumringah.

"Sudah selesai kencingnya?"

OH ME MEG

Taehyung ternyata tidak berjalan menjauh dari kamar mandi. Sosok itu hanya mengecoh Jungkook, ia berpura-pura seakan pergi menjauh padahal dia kembali lagi dengan menggunakan sendal rumah yang tak akan berbunyi bila dipakai berjalan.

"S-sudah. Kau bisa menggunakannya."

Tawa menyembur keras dari mulut Taehyung. "Kau? Aku? Sejak kapan adek kecil yang pandai berkata manis berubah total seperti sekarang ini? Sejak beberapa tahun yang lalu? Hm.. Sejak kapan ya kira-kira.. Mungkinkah, sejak Jimin temanmu menceritakan hal-hal buruk tentangku?"

Mata bambinya terbelalak kaget. Bagaimana Taehyung bisa mengetahui hal itu? Dia tidak pernah bercerita pada siapapun demi Tuhan, sungguh.

"Pasti Kookie sedang bertanya tanya bagaimana Tae hyungie mengetahuinya bukan? Kau tau tidak kalau di seluruh ruangan di rumah ini mempunyai cctv dan sebagai satpam, aku harus memantaunya di akhir jam kerja untuk memastikan rumah ini aman?"

Benar, ada CCTV. Mengapa Jungkook tidak menyadarinya selama ini?

"Jimin berkata kepadamu bahwa Taehyung itu jahat karena telah menusuk Bogum hyung tersayangnya. Dia juga berkata bahwa Taehyung itu pedo, pemerkosa anak-anak. Benar, kan?"

"T-tidak kok!"

"Tidak?" Jungkook mundur sampai terpojok di dinding kamar mandi saat Taehyung melangkah ke depan. Dengan ekspresi wajah tak dapat di tebaknya dia mendekati lantas memepet Jungkook. Menekannya ke dinding kamar mandi dengan dua tangan mengukung lelaki yang lebih muda.

Jungkook mengerjap takut saat pintu toilet ditutup begitu saja menggunakan dorongan kaki Taehyung. Tatapan pria itu berubah setelahnya, netranya menghujam tepat di mata Jungkook dengan sangat tajam.

"Pilih mengatakan semuanya secara jujur. Atau aku buat kau mengatakannya dengan menangis memohon ampun?"









.
.
.







Bye

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bye.

Mysterious Man (KTH + JJK)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang