"Jimin, ini salahmu. Jika saja Jimin tak berkata bahwa Tae hyungie adalah penjahat pasti hidup Kookie tak akan merasa ketakutan karena terus menerus bertemu secara tak sengaja dengan Tae hyungie--arghhh!!"
Jungkook menggerang kesal sambil menendangi bantal guling yang berada di sampingnya. Kasurnya jadi acak-acakan karena tingkah tidak karuan anak itu. Jemarinya mencengkram selimut, sebelum kemudian dilemparnya benda itu sampai teronggok tak berdaya di lantai.
"Tae hyungie maafkan Kookie, sebenarnya Kookie tak berniat menjauh. Tapi Kookie parno. Selalu teringat-ingat ujaran Jimin. Setiap bertemu Tae hyungie, kata jahat dan pedo tiba-tiba muncul dalam otak Kookie." Bibirnya mencebik. "Padahal Tae hyungie tampan dan baik. Kenapa kata Jimin dia jahat? Kookie pun tak pernah melihat Tae hyungie menyakiti orang, tapi kenapa Kookie percaya-percaya saja dengan omongan Jimin?"
Dia berguling-guling sambil mendengungkan tangisan pura-pura. "Hueee Kookie kangen bermain bersama Tae hyungie~ Kookie--"
TOK TOK TOK
Jungkook terdiam mendengar suara ketukan pada pintunya. Dia menegakkan tubuh, lantas bertanya dengan sedikit berteriak. "Siapa?! Aku tak akan membuka pintu jika kau tidak menjawab pertanyaanku."
"Ini bibi, Tuan muda." Suara perempuan tua yang dikenalinya sebagai pembantu rumah tangga sekaligus pengurusnya menyahut dari balik pintu. Jungkook menghela nafas, dia agak menyesal karena sudah mencurigai bahwa Tae hyungie lah seseorang yang berada di balik pintu dan akan menangkapnya jika Jungkook membuktikannya.
Duduk di pinggiran kasur, kaki ia ayunkan pelan. "Iya bibi kenapa?" Masih tak mau membuka pintu, parno kalau seandainya Tae hyungie dalang di balik modus panggilan pembantunya.
"Waktunya tuan muda meminum susu."
Ah benar, minum susu sebelum tidur. Jungkook melupakannya karena sibuk berpikir aneh-aneh tentang Taehyung. "Taruh saja susunya di depan pintu, bi."
"Iya, tuan muda. Kalau begitu bibi permisi."
Jungkook menghela nafas untuk yang kesekian kali. Semenjak kalimat Taehyung jahat tertanam di otaknya, dia sering menghela nafas, melamun, bermonolog, juga menyakiti barang-barang mati yang bahkan tidak berdosa. Mood Jungkook berubah dari yang seperti anak TK selalu ceria, menjadi anak SMA yang labilnya tak terkira.
Setengah malas Jungkook bangkit, berjalan untuk membuka kunci pintu kamarnya dan mengambil susu buatan pembantunya. Membiarkan pintu terbuka, Jungkook menegak susu jatah sebelum tidur malamnya sampai tandas, dan kemudian mengembalikannya di depan pintu.
Jungkook tidak ingat apalagi yang dia perbuat setelah itu.
.
.
.Jungkook bermimpi sedikit aneh malam ini. Ada seseorang yang tengah berada di atasnya, mengungkung tubuhnya dengan wajah yang berada di perpotongan lehernya. Dia menggeliat geli kala sebuah benda basah yang tak tau apa menyapu ceruknya, lalu menggigit titik sensitif lehernya hingga Jungkook merengek serta mencoba menjauhkan wajah orang itu dari area lehernya.
Anak itu sempat mendesah lega ketika rangsangan yang membuatnya geli itu menghilang dari lehernya, namun tak beberapa lama setelahnya ia dikagetkan dengan jilatan sensual yang menggelitik kulit dadanya. Belum lagi terdapat jari yang memainkan sebelah dadanya yang menganggur. Rasanya pusing sekaligus aneh ketika jemari itu menekan putingnya kemudian menyentil dan memelintirnya main-main.
Jungkook tak sempat melawan, bahkan tidak siap saat orang itu melebarkan paha Jungkook berlawanan arah menggunakan lututnya untuk membuatnya mengangkang. Pemuda Jeon tidak mengerti kenapa dia tiba-tiba memimpikan telanjang? Bahkan sensasi dingin, yang rasanya seperti angin membelainya dapat ia rasakan dari seluruh kulit di bagian tubuhnya yang terpapar bebas.
Jungkook tak tau mimpi macam apa ini, namun yang ia tau burungnya mulai bangun sedikit demi sedikit dan mengacung tegak kala sebuah tangan dengan lancang memegang bola kembarnya, untuk selanjutnya meraup penisnya masuk ke dalam rangkuman tangan orang itu. Ia terpejam erat merasakan kocokan-kocokan beraturan di penisnya. "Aanghh--aah-" Jemari kakinya menekuk nikmat, apalagi saat kocokan itu bertambah cepat dan semakin cepat.
"Uunghh--m-mau p-pipis aaahhh-!"
Tubuh Jungkook mengejang bertepatan dengan itu cairannya menyemprot deras mengotori tangan yang dengan kurang ajar sudah melecehkannya. Pahanya bergetar hebat ketika tangan itu tetap mengocok penisnya namun dengan tempo lambat, seolah tengah menguras habis seluruh cairannya.
Sejenak Jungkook linglung, dia merasa dunianya berputar. Sebuah tempat hitam dan bergelombang lingkaran yang berwarna-warni memenuhi otaknya. Perasaan aneh seperti ketika Tae hyungie mengajarkannya hal-hal yang gagal dikuasainya menerpanya.
Belum sempat Jungkook menetralkan degup jantungnya, jemari itu kembali melecehkannya. Kini pantatnya adalah target selanjutnya, dia memekik kaget ketika pantatnya ditampar. Perlahan, tidak menyakitkan sama sekali namun sukses membuatnya terkejut. Belum lagi ketika sebuah jemari menggesek lubang anusnya. Rasanya Jungkook ingin bangun saja dari mimpi. Ini bukan mimpi sembarangan, ini mimpi buruk. Sangat buruk hingga ia menangis kesakitan saat sebuah jemari, tanpa permisi dan tanpa aba-aba memasuki analnya. Jungkook menggeliat, mulutnya menjerit keras saat jemari itu bergerak menggaruk di dalam liangnya. Kening Jungkook mengkerut sementara bibirnya ia gigit kuat guna menahan sakit. Sangat perih dan menyakitkan, sungguh. Rasanya seperti kulitnya sedang diiris dengan pisau.
Jemari itu akan ditambah lagi, Jungkook bisa merasakan lewat sebuah jemari asing yang mengelus cincin luar anusnya. Membuat lubangnya langsung berkedut waspada. Dan benar saja, jemari itu mendadak menerobos ke dalam, menjadikannya menjerit kencang saat anusnya dipaksa melebar untuk menerima jari itu.
Jungkook menangis, berharap ia bangun dari tidurnya agar mimpi sialan ini berhenti. Tetapi meski Jungkook berdoa dan menangis meminta bangun dari tidurnya, dia tidak bisa, tidak akan bisa bangun entah kenapa. Dia hanya bisa pasrah sambil menggerang kesakitan sewaktu jemari tersebut membuat gerakan menggunting dan menusuk liangnya barbar. Dia baru merasakan nikmat kala jari itu tak sengaja menyenggol prostatnya. Meski begitu, rasa sakitnya tak kunjung pudar.
Jungkook mencengkram sebuah kain yang dianggapnya sebagai selimut erat-erat. Seakan menggantungkan hidupnya disana. Kemudian dia merapalkan kalimat 'semoga mimpi ini segera berakhir' di sela ratapan tangisnya ketika jemari itu terus menerus mengobrak-abrik lubangnya.
.
.
.Bye.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Man (KTH + JJK)✔
Historia CortaJungkook takut dengan satpam baru di rumahnya. 12-05-20 top!tae bot!kook