Sebentar, mengapa hal ini terjadi?
Jungkook sedikit linglung ketika hembusan nafas hangat Taehyung menerpa wajahnya, wanginya yang kelelakian tak seperti dirinya berbau bayi karena pemakaian serba produk bayinya. Mengerjap lambat-lambat, bola matanya bergerak ke segala arah untuk mengindari pertemuan dengan tatap tajam milik Taehyung.
"Kookie, ku tanya sekali lagi. Ah, maksudku, Jeon Jungkook. Jimin berkata kepadamu bahwa aku jahat karena telah menusuk Bogum dengan pisau dan dia juga berkata aku pedofil——" Dagu Jungkook dicengkram oleh Taehyung, membuat mata anak itu mau tidak mau harus menatap langsung tepat pada netra yang memancarkan keganasan. "—iya atau tidak?"
Iya! Iya! Iya! Jimin berkata seperti itu padaku, memangnya kenapa? Masalah anggapanku padamu jahat atau tidak itu kan urusanku!
Naasnya, bukan jawaban seperti itu yang keluar dari bibir ranum milik Jungkook. Malah jawaban berkedok tameng pelindung anti terbongkarnya aib yang dikeluarkannya. "Tidak! Jimin tidak pernah berkata seperti itu padaku. Kau jangan sok tau, dan bagaimana kau bisa lancang menguping pembicaraan tuanmu sendiri?! Ingat jabatanmu disini hanya satpam. Jadi jaga perilaku juga perkataanmu!" Tangannya mendorong Taehyung sekuat tenaga, namun pria itu tak bergerak sama sekali.
Otot-otot Taehyung tegang akibat emosi hebat yang ditahan sekuat tenaga olehnya. Omongan Jungkook sangat-sangat membuatnya marah. Meski dia orang rendahan yang mempunyai pekerjaan rendah, tak mau dirinya diinjak-injak sedemikian rupa. Apalagi oleh anak bawang seperti Jungkook. Matanya menyipit dengan berkali-kali decakan lidah dikeluarkannya.
"Tau tidak kalau di rumah ini, kamar mandi luput dari cctv?" Senyum sinis tergambar di bibirnya mendapati Jungkook berubah ekspresi dari yang bak harimau berkuasa menjadi kelinci ketakutan. Bahkan dari cengkramannya di dagu anak itu, Taehyung tau kalau tubuh Jungkook mulai gemetaran.
"Kau yang seharusnya jaga omonganmu, Jungkook. Aku bisa saja benar-benar menjadi pedo seperti perkataan Jimin dan memperkosamu saat ini juga." Ibu jarinya mengusap lembut bibir bagian bawah Jungkook yang tebal. Begitu pink dan basah, apalagi dia sering mengulum dan menggigit bibirnya. Gerakannya itu seperti mengundang seseorang untuk menciumnya.
Semakin naik frekuensi gemetar di badannya, semakin lebar seringai Taehyung. Ia sengaja menggoda anak itu dengan mengelus berkali-kali bibirnya dan bahkan mulai mengusap pipi tembam halusnya. Pipi itu mengingatkan Taehyung pada kue mochi. Sangat putih, lembut, halus, juga mungkin saat ia sudah mengecupnya sekali, ia akan menginginkannya lagi dan lagi.
"Bagaimana, Jungkook? Ingin merubah jawabanmu, tidak?"
Jungkook mengalami tremor di seluruh badan. Ia ketakutan melihat Taehyung bersikap seperti ini padanya. Apalagi ancaman Taehyung yang akan memperkosanya, membuat Jungkook lebih dan lebih takut.
"Ku hitung sampai tiga. Di hitungan ketiga kau masih saja keras kepala. Kau akan ku perkosa."
Ancaman datang terus menerus msmbuat Jungkook ingin menangis. Apalagi posisinya dimana Taehyung menghimpitnya di tembok dan dagunya dicengkram kuat olehnya. Segalanya sangat mengintimindasi Jungkook.
"Satu."
Tangan Taehyung yang tadinya memegangi dagunya sontak berpindah turun ke lehernya. Jungkook memejamkan mata erat sambil menggigit dan mengepalkan kedua tangannya di samping tubuh ketika jemari Taehyung memberi sapuan sapuan halus juga beberapa cubitan yang terasa sangat menyakitkan.
"Dua."
Kali ini wajahnya yang bergerak maju. Hidungnya mengusal sebentar pada hidung Jungkook, sebelum fokus Taehyung berpindah ke telinga. Mulutnya mengulum cuping telinga Jungkook sekilas, yang cukup untuk membuat kakinya gemetaran hebat. Sebelum anak itu jatuh terduduk, Taehyung merengkuh pinggangnya erat. Sehingga menjadikan tubuh keduanya menempel tanpa ada sekat.
"Aku peringatkan sekali lagi, Jeon Jungkook. Jika saat hitungan ketiga kau tidak mengatakan yang sebenarnya padaku, maka aku akan benar-benar memperkosamu."
Wajahnya mulai dibanjiri air mata. Jungkook menangis karena rasa takutnya sudah melampaui batas. Ia sangat-sangat takut pada sosok Taehyung. Ini bukan seperti Tae hyungie yang ia kenal. Jungkook ingin Tae hyungienya kembali, namun Jungkook sadar Taehyung seperti ini karenanya. Karena keraguannya akan pemuda itu.
"Tiga. Sekarang katakan jawabanmu. Sebelumnya buka matamu dan tatap aku."
Jungkook menggeleng cepat. Apa Taehyung tak mengerti? Dia sangat ketakutan sekarang.
"Kookie, Tae hyungie berjanji tidak akan menyakiti Kookie. Jadi buka matanya dan tatap hyung, hyungie mohon?"
Mendengar itu, kelopaknya perlahan terbuka. Menampakkan mata basah penuh air mata yang membuat Taehyung menyesal sudah menekan anak itu hingga menangis. Mata bulat berkaca-kaca itu menatapnya takut.
"Jawab yang jujur, Kookie. Jimin mengatakan kalau Tae hyungie jahat kan pada Kookie?"
Jungkook mengangguk pelan. Bibirnya berkedut-kedut, rasanya anak itu akan menangis lagi apabila Taehyung memaksanya menjawab menggunakan mulut.
"Kookie percaya cerita Jimin?"
Taehyung mengusap wajah berair Jungkook menggunakan telapaknya. Dia tersenyum kecil saat Jungkook lagi lagi mengangguk pelan dengan bibir mencebik.
"Kookie mau dengar cerita dari hyungie tidak?"
Anggukan menjadi jawaban tetap Jungkook.
"Hyungie gendong Kookie di punggung, lalu berceritanya di kamar Kookie saja, mau?"
"Emm,"
Taehyung mengecup hidungnya, gemas sekali pada Jungkook sampai ingin gigit rasanya.
Setelahnya ia berjongkok di hadapan Jungkook. Menoleh untuk mengumbar senyum tampannya. "Sini naik ke punggung hyungie."
Meragu, Jungkook menggigit bibirnya saat memeluk leher Taehyung dan menyandarkan diri disana. Sewaktu Taehyung memegangi pahanya dan berdiri untuk menggendongnya sampai kamar, Jungkook mulai berpikir keras cara melarikan diri dari Taehyung.
Ketika berada di tangga, Jungkook memikirkan ide melompat dari gendongan Taehyung tetapi dengan cepat dia sadar bahwa hal itu akan membuatnya celaka. Maka segera ia buyarkan pemikiran tersebut.
Sewaktu sampai di depan pintu kamarnya dan Taehyung kembali berjongkok untuk menurunkannya. Sebuah gagasan pintar muncul di otaknya.
Taehyung bahkan tak sempat menahan saat dengan tiba-tiba Jungkook berlari kencang masuk ke dalam dan mengunci pintu kamarnya dari dalam. Seperti dibodohi, Taehyung menyesali perbuatannya yang dengan santainya menurunkan Jungkook dari gendongannya. Seharusnya tetap ia gendong saja anak itu sampai kamar.
"Sial. Awas saja kau Jungkook."
Sementara itu, di dalam kamarnya Jungkook tengah berusaha menetralkan degup jantungnya yang begitu cepat sampai-sampai membuatnya sesak. Juga mencoba menghilangkan tremor di seluruh badan akibat Taehyung.
"B-bunda.. Kookie takut sekali pada Taehyung. Bunda beritahu ayah untuk memecat Taehyung demi keselamatan Kookie, Kookie mohon.."
.
.
.Bye.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Man (KTH + JJK)✔
Short StoryJungkook takut dengan satpam baru di rumahnya. 12-05-20 top!tae bot!kook