Jejak tangis masih ada ketika Jungkook terbangun pagi itu. Pakaiannya masih rapi, tandanya peristiwa tadi malam cuma mimpi. Kelopaknya mengerjap beberapa kali, mengumpulkan nyawa yang tercecer, sedikit demi sedikit. Pandangannya linglung, total kebingungan. Ia merasa tadi malam bukanlah bunga tidurnya, melainkan hal nyata yang entah siapa pelakunya.
Jungkook ingat semalam bukan kasur tempat terakhirnya, melainkan ambang pintu sebab sang bibi memberinya susu...
Tunggu. Di film-film yang pernah Jungkook tonton, biasanya penculik akan dengan lihai mencampurkan apapun ke dalam minuman atau makanan korbannya.
Matanya memindai seluruh ruangan. Aman, itu betulan kamarnya. Berarti dia tidak diculik. Lalu siapa yang memindahkannya kemari? Setau Jungkook badannya lumayan berat. Dan di malam hari biasanya cuma ada bibi yang tak mungkin bisa mengangkat Jungkook karena bibi hanya perempuan biasa bukan wonderwoman. Bapak tukang kebun pun mustahil, soalnya dia kurus kering. Mengangkat pupuk saja sebadan-badan gemetaran. Apa mungkin.. Tae hyungie?
"Ah, mana mungkin.." Jungkook menggeleng sekilas sambil tertawa canggung. "Dia tidak mungkin menggendong Kookie 'kan? Lihat saja tubuhnya, kurus kering seperti ranting. Takkan kuat mengangkat Kookie. Iya, pasti seperti itu.. Pasti.." Dia mengangguk-angguk sambil tersenyum puas. "Pasti Kookie terbangun sendiri kemudian pindah ke kasur, ya, pasti begitu kejadiannya. Uh, sudahlah."
Baru ketika ia akan menggerakkan tubuh bagian bawah karena ingin merilekskan pikiran dengan mandi. Sebuah kejanggalan membuat dahinya berkerut. "Asshh—- Kenapa pantat Kookie sakit sekali." Sumpah sakit, rasanya seperti pantatnya habis ditusuki jarum. Perih, panas di bagian anusnya.
"Kookie, perkataan Jimin tidak benar."
Huh? Suara Tae hyungie? T-tapi kapan tepatnya Taehyung berkata seperti itu padanya?
"Aku tidak berniat mencelakai Bogum. Dia yang mengancamku akan menusuk dirinya sendiri dengan pisau jika aku tidak mau melakukan seks dengannya. Karena aku berkata tidak mau, Bogum menusuk dirinya sendiri namun dia playing victim, dan berpura-pura seolah akulah pelaku yang menusuknya dengan pisau."
Jungkook menggerang, kepalanya mendadak pusing dan berdenyut-denyut menyakitkan.
"Kau tau kenapa aku tidak mau melakukan seks dengannya? Well, perkataan Jimin tentang aku pedofil itu benar. Aku hanya menyukai seks dengan anak yang lebih muda dariku. Dan aku, dari mulai bekerja disini, di rumahmu sampai sekarang.. Setiap kali aku bertemu denganmu, milikku menjadi keras dan sangat menyakitkan. Maka dari itu, malam ini aku akan menyalurkan hasrat menggebuku padamu."
Jungkook terbelalak, saat rentetan kejadian semalam terputar ulang di dalam otaknya.
.
.
.
."Kookie, buka matamu dan lihat aku." Di sela isak tangisnya Jungkook mengerjapkan matanya. Teramat pusing sebenarnya, matanya pun tak bisa fokus. Dia ingin berlama-lama tidur, namun rangsangan menyakitkan di tubuhnya mengganggu kedamaiannya.
Lewat matanya yang menjadi menyipit karena Jungkook merasa kelopaknya lengket dan menempel begitu lekat tak mengizinkannya membuka matanya lebar-lebar, ia menemukan entitas Kim Taehyung. Jungkook merengek, segera mulutnya mengalunkan dengungan samar untuk mengusir lelaki itu.
"Shh, jangan berisik Kookie. Sudah malam nanti tetangga marah." Tangannya mengusap wajah Jungkook hati-hati. Menikmati bagaimana netranya menangkap pemandangan nyata tentang betapa takjubnya ia dengan keindahan orang yang memenuhi tempat paling istimewa di hati juga pikirannya ini.
"P-pergi, u-uh pusing." Jungkook mendorong tubuh Taehyung dengan tangannya yang tak mempunyai tenaga.
"Shh, dengarkan penjelasan hyungie dulu. Kookie, perkataan Jimin itu tidak benar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Man (KTH + JJK)✔
Short StoryJungkook takut dengan satpam baru di rumahnya. 12-05-20 top!tae bot!kook