02. Keberangkatan

243 36 2
                                    

Perdebatan selesai ketika Zara akhirnya benar-benar telah setuju dengan ajakan Ara. Pada akhirnya, mereka sepakat untuk patungan. Meskipun sebenarnya Ara lebih dari mampu untuk membayar semuanya, namun Zara tentu masih tahu diri untuk menawarkan akan membayar setengah dari biaya totalnya nanti. Ara sih tidak masalah, asalkan sahabatnya itu berhasil menerima ajakannya.

Lagipula, siapa sih yang mau menolak ajakan liburan ke luar negeri plus dapat tiket konser artis ternama dengan gratis? Hanya Zara, sepertinya.

Setelah sarapan bersama juga, Ara dan Zara kembali pamit untuk pergi ke mall, tentu saja atas inisiatif Ara. Katanya sih, banyak yang harus dibeli untuk persiapan ketika mereka akan berangkat ke Korea. Dan sedetik kemudian kedua gadis itu sudah berada di dalam mobil pajero putih yang tadinya terparkir di depan rumah Zara.

Meskipun ini bukan pertama kalinya Zara 'disupiri' oleh Ara, namun tetap saja gadis itu panik. Sejak awal ia sudah berpegangan erat-erat pada pegangan mobil sembari menatap jirih cara Ara menyetir yang menurutnya sungguh membahayakan itu. Bagaimana tidak, mereka ini masih siswi kelas 11 akhir, bahkan belum resmi menjadi siswi kelas 12 karena tahun ajaran baru belum dimulai. Ara juga baru mendapatkan Surat Izin Mengemudinya tiga bulan yang lalu, itupun ia 'menembak', alias tidak mendapakan SIM-nya dengan cara murni. Maka sudah sepantasnya Zara merasa panik.

"Pelan-pelan, Ra! Di depan ada tikungan!" Zara kembali berseru mengingatkan untuk yang kesekian kalinya.

"Iya, Za, Iya! Tenang saja, aku ini sudah mahir menyetir, kan sudah punya SIM," Ara menyeringai.

Mahir apanya, orang nyetirnya saja masih kaku begini, Zara hanya bisa membatin yang tentunya tidak ia utarakan langsung pada Ara demi menjaga perdamaian dunia.

Setelah melalui perjalanan menegangkan itu, mereka akhirnya sampai juga di mall yang merupakan salah satu mall terbesar di kota mereka.

"Memangnya hari ini kita mau beli apa, Ra? Apa saja sih, yang kita butuhkan?" Ara hanya menarik tangan Zara sebagai jawaban. Gadis berambut lurus sepunggung itu menuntun Zara menuju sebuah stan yang cukup luas berisi berbagai aksesoris perempuan.

Kini mereka berhenti di depan rak yang berisi parfum. Namun ada yang berbeda, parfum-parfum itu tidak seperti parfum yang biasa Zara lihat di toko lain. Zara meneliti rak-rak lainnya, dan baru menyadari kalau setiap rak yang ada di sini selalu bertuliskan kalimat dalam bahasa Korea. Tak lupa banyak patung standee dengan wajah lelaki yang tak asing. Astaga, rupanya toko ini adalah toko khusus barang-barang K-Pop!

"Sini, Za! Bantu aku memilih wangi parfum mana yang cocok," Ara mulai membuka tester dan mencium wangi parfum tersebut satu per-satu.

Pada parfum ke sekian, Ara menyodorkan parfum tersebut kepada Zara. "Nih, coba cium yang ini," seru Ara.

Zara hanya bisa pasrah dan menerima sebotol parfum bernuansa biru muda dengan tulisan 'winter bear' yang diberikan Ara tersebut.

"Bagaimana, wangi?"

Zara mengangkat bahunya, "biasa saja, sih." Tentu saja gadis itu berbohong. Parfumnya wangi, kok. Ia berkata demikian untuk sarkas saja. Ayolah, parfum mana yang tidak wangi? Tentu tidak ada. Pertanyaan Ara ini memang mengada-ada.

Ara hanya cemberut kesal. Namun hanya beberapa detik kemudian, dia kembali menyodorkan sebuah parfum lain kepada Zara. Kali ini parfum itu bernuansa merah muda, dengan tulisan 'Serendipity'. Lagi, Zara yang sudah mulai kesal hanya bisa pasrah dan kembali menghirup wangi parfum yang dipegangnya.

Sepersekian detik begitu Zara menghirup aromanya, matanya membelalak. Ini wangi sekali! Maksudnya, tentu parfum sebelumnya juga wangi, tapi wangi yang ini... wangi buah peach yang tidak terlalu menyengat, juga memberi kesan hangat layaknya musim panas.

We Are Different ||BTS Fanfiction||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang