IVANDER

Part 4 *(kegaduhan)*

HAPPY READING GUYS!!!

Kelanjutan part 3 okeyy

Bacanya sekalian setel lagu yg itu ya sedih.

******
"mengeluh tapi jangan pernah menyerah, boleh lah kau lelah, tetapi jangan pernah pasrah, beristirahatlah sejenak, tapi jangan lupa untuk segera beranjak. Hidup harus terus berlanjut, tidak peduli seberapa menyakitkan atau membahagiakan biar waktu yang menjadi obat"

Nesya Arabella Ayudia

*********

Setelah Nesya mengatakan terimakasih kepada vander. Ia langsung menutup matanya, dan saat Nesya menutup matanya vander merasa panik dan cemas terhadap Nesya

"Sya bangun sya.. Syaaa lo denger gue kan NESYAAAAA BANGUN PLEASE!!!" ucap vander yg merasa panik..

Sedangkan dengan nevan dan yg lainnya mendengar suara vander mereka langsung mengakhiri perkelahian dengan Ansel ketua geng dari sekolah lain

"Nesya kenapa van?" tanya nevan kpd vander

"Gue ga tau, sebaiknya kita langsung membawanya ke Rumah Sakit secepatnya sebelum luka nya" ucap vander

Vander, Nevan, Devan, Rainer dan mahes langsung menaiki mobil Nesya dan membawa Nesya ke rs secepatnya..
Setelah sampai di rs. Nesya langsung di bawa ke UGD, dan seketika vander merasa bersalah kepada Nesya akan hal yg menimpanya

"Semuanya salah Anselll, klo dia engga melampiaskan dendam gue kepada Nesya pasti Nesya gak akan seperti ini.!" ucap vander dengan emosi yg sudah di tahan dia dari tadi

"iya tuh bener van emang si Anjing" Sambung devan

"trus kita harus ngapain sekarang van" ucap nevan

"intinya pasti gue akan bales dendam sama dia dan gue gak bakal ngampunin diaa" ucap vander

Sambil menunggu dokter memeriksa Nesya. Vander pun menghubungi orang tua Nesya

"Halo" ucap seorang wanita yg mengangkat telfon nya dan pastinya itu ibunya Nesya

"ha--halo tante,ini saya vander teman sekelas nya Nesya.."

"oh, ada apa ya?" tanya ibu Nesya

"tante sebelumnya saya ingin memberitahukan bahwa saat ini Nesya sedang di rs, dia kecelakaan"

Setelah mendengar itu ibu nesya langsung diam dan tak lama ia bersuara lagi

"Kamu Vander kan"

"ia tante saya Vander, kenapa tante"

"kalau begitu Vander kamu segera share lokasi RS nya sekarang juga saya akan segera kesana" ucap ibu nesya

"baik tante"

Setelah itu Vander langsung mengeshare lokasi RS ny ke ibu nesya secepatnya, dan tidak lama ada wanita yg mendekati Vander dan teman teman nya

"van itu ibunya nesya?" ucap mahes kpd Vander

"iya kali gue juga ga pernah liat ibunya soalnya" ucap vander

Wanita itu menghampiri nya dengan muka panik dan ia bertanya

"Permisi saya mau nanya ada ank yg bernama Vander di sini?"

"iya saya Vander, tante ibunya nesya bukan"

"Kamu Vander, iya saya ibunya. Tolong jelasin ke saya bagaimana ini bisa terjadi oleh nesya" ucap ibu nesya kpd Vander

"Maaf sebelumnya ini kesalahan saya tante, Nesya seperti ini karna saya. Jadi di perjalanan Saya dan nesya tidak pergi ke sekolah karna sudah telat dan di karenakan macet parah, lalu saya ingin pergi ke tempat tongkrongan. Nesya memaksa saya untuk mengizinkannya ikut dengan saya. Di perjalanan saya ketinggalan jejak nesya pas saya mutarbalik saya melihat nesya yg sudah di kepung geng sekolah lain saya akhirnya berkelahi dan melawan geng dari sekolah lain dan saat saya melawan mereka Nesya langsung dibawa dan tangan nya di ikat, tak lama nesya berhasil lari dari ketua geng tersebut yg sudah mengikat nya.
Saat sudah jarak jauh nesya langsung menelefon teman saya untuk membantu saya, setelah itu tak lama teman teman saya datang dan langsung membantu saya dan tiba tiba ketua geng itu langsung menangkap nesya lagi. Saya sebenernya kenal ketua geng tsbt dia teman kecil saya dulu yg bernama Ansel dia mempunyai dendam dengan saya, tapi ia malah melampiaskan dendam nya kepada nesya dan saya langsung lari dari belakang dan saat saya ingin membawa nya lari, tetapi ketua geng tersebut atau Ansel ia melihat saya ingin membawa Nesya pergi dan saat ia melihat ia langsung memukul kepala Nesya dengan balok dan setelah itu Nesya jatuh dan banyak darah yg keluar dari kepalanya,.. Setelah itu saya dan teman teman saya langsung pergi ke Rumah Sakit ini dan langsung mengabari tante..."