Kala itu terik matahari kian menusuk mata, burung- burung pun berteduh mencari dahan- dahan pohon yang rindang untuk menyejukkan diri. Aku pun tak kalah gesit untuk di pinggir jalan ini, menunggu bus datang lalu pulang kerumah. Tanpa sengaja retinaku merekam sosok gadis mungil dengan sentum renyahnya membantu seorang nenek- nenek tua renta untuk menyebrangi jalan. Melihatnya tersenyum seperti itu, membuatku tanpa sadar pun ikut menyunggingkan senyuman. Aku pun tanpa sadar mengayunkan kakiku turut membantu nenek itu, padahal biasanya aku paling malas merepotkan diri seperti ini. Tapi sepertinya gadis ini telah menghipnotisku.
“ Terima kasih ya ndok, udah nolongin saya.” Kata nenek itu sambil tersenyum tulus. Ia memegang pundakku kemudian mengelus kepala gadis itu.
“ Bukan apa- apa nek… saya juga mau menyebrang jalan kok.” Gadis itu tersenyum lagi.
Deg deg deg deg
Kenapa rasanya dadaku bergemuruh seperti ini? Ah mungkin efek panasnya siang ini. Aku hanya tersenyum pada nenek tua itu.
Tanpa ku sadari langkah kakiku terus mengikuti kemana gadis itu pergi, sampai aku melewatkan bus untuk pulang kerumah. Ah, sialan! Batinku.
Kenapa ya laki- laki ini terus membuntutiku? Yasudahlah biarkan saja toh juga dia masih anak SMA dan sepertinya sebaya denganku, jadi aku tak perlu berburuk sangka dulu padanya. Aku pun kian mempercepat langkahku kala menyadari laki- laki tampan tadi terus mengikutiku.
“Hei kamu!”
Ukh, kok dipanggil sih… aku tersentak kaget ketika dia memanggilku. Aku pun menoleh kebelakang dan membalas panggilannya.
“iya, mas nya manggil saya?”
“iya. Kamu. Hay, aku Arkan.” Ah sial, lagi- lagi aku bertindak tanpa kendaliku. Ah sudahlah apa boleh buat, aku pun penasaran.
Aku. Dengan tatapan heranku melihat dia mau menyapa gadis sepertiku? Aku? Dengan pakaian lusuh begini? Baru kali ini aku melihat ada orang yang mendekati dan menyapaku dengan tampilan seperti ini.
“Iya, kamu memanggil saya?”
“Iya dek, eh mbak, eh kak, eh.. siapa? Hehe maaf ya” sial, tingkah aneh apa lagi ini?
“saya Zara. Kamu siapa? Kenapa mengikutiku?” tanyaku penasaran.
“oh, saya anak SMA biasa kok, maaf ya udah bikin kamu takut. Abisnya saya penasaran sama kamu.” Tunggu, kenapa wajahku panas? Ah benar- benar hari yang sial.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galaxy on your eyes
Teen Fictionhujan adalah aku, aku adalah tetesan dari hujan itu.