Episode. 3

604 17 0
                                    

KETEMUAN

Mobil berwarna merah marun, melaju ke dijalan besar dan berhenti pas lampu merah, ya Andin sedang menyetir mobil nya untuk pulang kerumah

"Drrrrrttt TiingTong!!" suara hp berbunyi, Andin mengambil hp dan melihat siapa yang telepon dan ternyata mama nya

"Hallo mah"

"Din kamu dimana?"

"Di mobil mau pulang, kenapa?"

"Gapapa mama mau bilang ntar kamu ke Cafee Bintang ya"

"Ngpain"

"Ya tentu aja ketemu jodoh kamu sayang"

"Gak ah mah males"

"Kamu tuh sekali-kali nurut sama orang tua"

"Ma aku udah nurut ya sama mama tentang semua hal, tapi soal pendamping aku gak bisa, ini tentang hidup aku mah"

"Sayang umur kamu tuh udah 29 tahun, dan selama itu kamu belum pernah pacaran"

"Ya pasti aku dapet kok pacar"

"Terus kapan kamu dapet"

"Ntar kalau ada yang jual ma, itu juga kalau diskon"

"Ihh kamu mau mama kutuk jadi batu, pokok nya kamu harus ke Cafee bintang inget ya"

Tuuutuu..(panggilan terputus)

"Ta..tapi ma, hallo hallo" teriak Andin

Andin sangat kesal setiap kali, orang tau nya meminta untuk menikah. Padahal bagi dirinya umur 29 itu masih muda, dan masih banyak wanita-wanita di dunia menikah diumur 30 tahunan, itu pemikiran Andin. Intinya ia tidak suka di jodohin.

****

Ardi dan teman-teman menujuh sebuah Cafee, mereka berniat hangout bareng. Memasuki Cafee dan meluncur memakir mobil masing-masing.

Ardi keluar dari mobil dan ikuti Fiki, Vano, Tino dan Satyo. mereka berjalan seperti bak boyband korea. Menjadi pusat perhatian orang di area Cafee itu, termasuk wanita-wanita di sekitarnya.

Semua teman-teman Ardi memasuki Cafee itu, dan ada seorang pelayan datang menghampiri mereka.

"Permisa mas mau pesan berapa orang" tanya seorang pelayan itu dan melirik Ardi, "buat 5 orang mba" jawab Ardi. Walaupun Ardi sadar bahwa dirinya sedang di pandang oleh pelayan wanita ini, tapi reaksi tetap tenang dan tidak peduli.

Pelayan itu membawa mereka di sebuah tempat duduk yang sangat dekat dengan jendela, dan sofa dengan di bawah nya kayu, " Silakan duduk mas" ucap pelayan itu, " terimakasih" sahut Ardi

Mereka duduk sembari melempar tas mereka di sofa tersebut, dan saat mereka santai-santai ada seorang pelayang datang memberika buku menu dan mata pelayan itu melirik Ardi.

"Pelayan-pelayan di sini demen banget ngelirik lo" kata Fiki sambil mengambil hp di kontong

"Kek baru liat kaya gini aja lo" ucap Tino

"Yaahh cowo ganteng kan kita" ucap Satyo dengan pedenya

"Lo ganteng" seru Fiki sambil melihat Satyo

"Ya gue ganteng lah" ucap Satyo sambil memegang kere baju nya

"Oh pantesan gw liat lo di TV" sahut Ardi

"TV?" serentang tiga temannya bingung. Ardi melihat teman nya kaget, "TV tentang bermacam-macam hewam" canda Ardi, Ardi tertawa sendiri sedang teman-teman diam tanpa bicara,

"Apa yang lucu" ucap Satyo

"Gak seru lo semua pesen makanan" cetus Ardi sambil melihat-lihat makanan

Melihat Ardi seperti tampak orang kesal, tiba-tiba teman-teman nya tertawa berbahak-bahak.

****

"Ini Cafee bintang ya" guman Andin yang melihat wilayah Cafee itu. Andin turun dari mobil. sambil melangkahkan kaki nya menuju pintu Cafee.

Saat Ardi sedang mengobrol dengan teman-teman nya sesaat Ardi melirik jendela dan Ardi terkejut. di balik di jendela ada Andin, gurunya di sekolah, "bu Andin" guman nya Ardi

Salah satu teman nya Ardi memperhatikan Ardi dengan Aneh saat Ardi melihat jendela," wey napa lo ngeliat jendela kek kaya gitu, ada apaan sih" ucap Fiki sambil menoleh kearah jendela

Fiki terkejut yang di lihat adalah Andin, gurunya di sekolah, "itu bu Andin!" seru Fiki

"Bukan itu Artis yaiyalah" cetus Ardi

Serentak semua teman-teman nya melihat kearah Andin dijendela.

Andin memasuki Cafee itu dan mencari-cari seseorang, yang di janjikan mamanya, Andin membuka Aplikasi WA yang di janjikan mama nya mau mengirim foto laki-laki yang akan dia temui.

"Ganteng juga"  guman Andin sambil berjalan mencari foto laki-laki tersebut. Saat Andin melihat sekitar, Andin melihat sosok laki-laki itu mirip foto nya di kirim mama nya. Andin mendekati laki-laki, melangka menuju meja deket jendela yang di atas ada sebuah lukisan.

" Permisi" ucap Andin

Lelaki itu neminum teh yang sudah di pesan dan menengok ke kearah wanita yang mendekatin nya "Iiya" sahut lelaki itu

"Ehh mas," saat mau menanggil namanya Andin lupa dengan namanya, Andin mengambil hp melihat pesan ibunya di WA, saat ia melihat hp, pala mengangguk dan menaruh lagi hp di tas

Guruku menjadi IstrikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang