Part 4 - Aku Terlambat

26 4 1
                                    

Akhirnya aku memanjat sebuah tembok, dan melompat ke balik nya. Dan ternyata aku selamat dari kejaran warga. Aku pun segera membuka tas tersebut, betapa terkejutnya aku ketika melihat banyak uang dan perhiasan di dalam nya.
Aku pun menghitung jumlah uang yang  ku dapatkan. Tiba-tiba pria besar itu kembali datang dan bertanya,

"Bagaimana?"

Aku tak menjawab dan tetap menghitung uang

"Gila juga lo ya, bisa juga lo ngrampok dengan sukses seperti ini!"

"Ini juga terpaksa"

"Owh, kalau begitu sini berikan uang itu untuk gue!!"

"Loh kenapa??"

"Untuk kali pertama,  semua hasil rampokan lo serahin ke gue!, anggap aja imbalan karena gue udah ajarin dan pengaruhin lo cara ngerampok"

"Ha! Gak bisa gitu dong!, aku sudah susah payah ngenyopet, kau tinggal ambil hasil nya?"

"Lo ngelawan?!!!!"

Pria itu marah dan memukuli ku, hingga akhirnya aku babak belur dan tak sadarkan diri.

Setelah lama pingsan akhirnya aku sadar dan melihat hari sudah malam. Aku merasa banayak luka memar di sekujur tubuh ku. Wajah ku terlihat lebam dan tangan ku terasa patah.

"Aduhhh,,, kurang ajar tuh preman, kalau tau gini mending aku gak ikutin saran dia! Memang dasar bodoh aku!!!"

Aku pun menyesal telah mengikuti saran pria itu untuk melakukan perampokan. Selain merugikan warga, tindakan ku tadi juga merugikan ku.

"Sial!!! Aku bodoh sekali!! Kenapa harus ngikutin saran preman gila itu coba?!"
Aku tak berhenti ngirim diri ku sendiri

"Mau cari uang kemana lagi??? Uang hasil jual rumah ini mana cukup untuk operasi ayah.."
Kata ku sambil meraba kantong celana tempat amplop itu ku simpan

Betapa terkejutnya aku, ketika menyadari amplop berisikan uang hasil penjualan tanah pun terjatuh saat aku di kejar-kejar warga.
Saat itu aku merasa orang paling bodoh sedunia, karena melakukan hal-hal ceroboh dan tak berfikir terlebih dahulu sebelum bertindak.

"Haaaaaaaaaa!!!!!, AKU BODOH!!!!"

Ku lihat malam semakin larut, sepeser uang pun aku tak punya saat ini, begitu pula rumah. Aku memutuskan menemani ayah di rumah sakit.
Setibanya di rumah sakit, aku tak menemui ayah ku lagi di ruang ICU, aku langsung bertanya kepada suster yang ada di dalam nya.

"Permisi sus, pasien yang bermama Beni Herdiansyah di pindahkan kemana ya?"

"Hmmm, adik anak nya ya?"

"Iya sus"

"Ayah adik kami pindahkan ke ruang jenazah karena baru saja meninggal dunia."

"Iii,,,Innalillahi wa Innalillahi rojiun"

Aku tak dapat lagi menahan air mata, Aku merasa sedang bermimpi, dan ingin segera bangun dari tidur ku.
Dengan tertatih aku menuju kamar jenazah, melihat jasad ayah ku yang Malang.

"Maafkan aku ayah!!!! Maaf kan aku!!! Aku tak bisa menyelamatkan ayah!! Aku anak yang tak berguna!! Aku bodoh!!! Aku anak yang bodoh!!!"

Aku melihat jasad ayah ku di ruang jenazah, terlihat raut ke khawatirkan dalam wajah ayah karna meninggalkan ku sebatangkara. Aku menangis dan tak berhenti menyalahkan diri sendiri.
Aku tak pernah membayangkan hidup tanpa ayah.
Saat itu aku seperti ingin membunuh diri ku sendiri agar tetap bersama ayah.

Setelah itu, dokter mengatakan pada ku bahwa jenazah ayah secepatnya di bawa ke rumah. Tapi aku bingung kemana jenazah ayah akan ku bawa. Sementara rumah kami sudah ku jual....



VOTE DULU YA!!
BIAR KITA LANJUTIN!!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 14, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Pain Of Being StupidWhere stories live. Discover now