Kebodohan yang dilakukan Tsabita kembali terjadi. Nembak orang terus ditolak dan berujung malu. Gitu aja terus sampai ketemu jodoh. Tsabita merutukki dirinya sendiri karena terlalu bodoh dan terlalu berani tanpa memikirkan dampaknya. Akibatnya Tsabita stress karena kelakuannya sendiri. Apalagi Seungmin itu teman sekelasnya. Sudah malu, tambah sekelas. Modar aja sana, Ta. *sensor.
Masa iya harus minta pindah sekolah? Ngga mungkin. Ini pasti menimbulkan rumor dan pastinya tidak disetujui sama ayahnya. Apalagi pindah sekolah kan ribet.
Mau tidak mau, Tsabita tetap berangkat ke sekolah. Ya meskipun begitu, perasaannya menolak untuk berangkat.
"Sabit! Tas lo ketinggalan" itu suara Lido, kakaknya Tsabita.
Tsabita nepuk jidatnya sendiri. Bisa-bisanya sekolah ngga bawa tas. Mau ngapain coba? Akhirnya dia balik buat ngambil tas.
"Ada masalah apa sampai tas aja ditinggal?" Tanya Lido sambil makan kacang.
"Ssttt diem, Bita mau berangkat" sahut Bita langsung bersungut mengambil tas dan pergi.
Lido sebagai kakak yang sudah hafal tabiat adiknya itu hanya merespon dengan santai. Tsabita emang anaknya begini. Masih bocah dan bandel. Jadi ya gitu, ke kakak sendiri suka kurangajar. Untung kakaknya ngga terlalu mempermasalahkan sifatnya dan memakluminya.
•••
Sesampainya di sekolah, Tsabita ngga langsung masuk ke kelas dan masih celingak-celinguk kek mau maling. Biasalah, dia memastikan ada Seungmin ngga? Rasa malunya masih kebawa dan sekarang pipinya bersemu merah kek habis kerokkan. Pas lagi celingak-celinguk, Tsabita ngga sengaja nginjak sepatu orang yang lewat.
"Ahhh" erang orang itu kesakitan.
Tsabita kaget dan agak loncat dikit karena reflek. Kemudian dia lihat siapa orang yang barusan ngga sengaja dia injak itu.
"Se--Seungmin?"
Seungmin kelihatan kesal banget dan langsung membersihkan noda injakkan sepatu Tsabita yang menodai sepatu kinclong Seungmin. Kayanya sih baru keluar dari toko ni sepatu.
"Maaf, Min. Gue ngga sengaja ta--tadi" gagap Tsabita jadi keringetan.
"Makanya, gunain anggota tubuh lo itu sesuai kegunaannya. Kaki buat nginjak jalan, bukan sepatu!"
Melihat respon Seungmin seperti itu, Tsabita jadi heran dan bertanya-tanya. Kemana Seungmin yang manis dan kalem? Kenapa sekarang Seungmin jadi cowok seperti ini? Sombong.
"Kok lo gitu banget sih, Min. Gue kan ngga sengaja" kata Tsabita.
"Karena lo, berita hoax kesebar di mading! Karena lo, anggota osis ngira kita pacaran! Puas lo!"
Wait... Tsabita rasanya mau nangis. Apalagi sekarang banyak temen-temennya yang lihat. Intinya mereka berdua jadi pusat perhatian sekarang.
"Gu--gue kan cuma pengen bilang perasaan gue aja, Min. Gue ngga tahu kalau bakal kejadian kaya gini"
"Makanya lo itu mikir.. gue ini siapa? Kalau gue orang culun, ngga populer, lo boleh nyatain perasaan lo dimanapun. Hey, Bita! Gue Seungmin, semua orang tahu gue dan sedikit aja gue berulah, semua bakal tahu"
Tsabita mengepalkan kedua tangannya. Rasanya dia mau nonjok muka Seungmin. Tapi dia harus menahan karena ngga mau menambah masalah. Sudah dipermalukan seperti ini, Tsabita hanya bisa menunduk.
"Gue sama Bita ngga pernah pacaran. Type gue ngga sekonyol dia" jelas Seungmin kemudian berjalan pergi.
Cewek mana sih yang kuat dipermalukan seperti itu? Jahat banget ngga sih kata-kata Seungmin? Tsabita cuma bisa nunduk dan nangis. Dia sudah malu tambah dipermaluin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Sewaan | Han Jisung ✔
FanficKalau bayarnya pake perasaan aja gimana? Semi Baku (Bahasa Campur)