삼(TIGA)

4 0 0
                                    


' karna dengan satu tindakan yang kau sebabkan sendiri, bisa merubah jalan hidupmu'

_BelleFaraa_


*flashback...

   "Akhirnya,,, shift jaga malamku berakhir juga" ucapku sembari merapikan peralatan ku dan bersiap pulang.
"A matda! " aku baru ingat kalau aku harus mengantarkan rekam medis pasien rujukan pada dokter Seung Jo.

  Saat berada di dalam lift, aku tak sengaja mendengar pembicaraan yang membuatku sedikit penasaran.
"Na Ra ssi, shift malam?" sapa salah satu perawat.
"Ne. " jawabku sopan.
"hei, lihat ini! Park Ryu Chan ada di rumah sakit ini." ucap salah satu perawat pada perawat yang tadi menyapaku sambil menunjukkan video dari salah satu blog gosip terkenal. Perlahan aku melirik video tersebut.
'oh,, selebriti rupanya.' batinku acuh. Yang penting aku harus segera memberikan dokumen ini dan pulang. Tapi mereka semakin seru membicarakannya seakan tak ada orang lain dalam lift ini,
'Dasar sasaeng!' batinku mendengus acuh dan tak tertarik.
"eh, sepertinya Ryu Chan ada di lantai 3, karna video ini sepertinya diambil di lantai 3" ucapnya.
"wahh jinjja yo? Kalau begitu kita juga harus kesana memastikan" ucap temannya tak kalah semangat. Mereka langsung menekan tombol lantai 3 pada lift.
"Kalian akan ke lantai 3? Tadi aku sudah menekan tombolnya." ucapku menginterupsi mereka.
"Oh,,, Kau akan kemana Na Ra ssi?" tanya perawat itu setengah menyembunyikan wajahnya yang memerah karna malu.
"Aku harus memberikan rekam medis pasien ke poli jantung." jawabku.

  Tingg... 

"Na Ra ssi, Silahkan!" ucapnya memberiku jalan.
"Dasar aneh! " gumamku berlalu.
   Aku segera menyelesaikan semua urusanku dengan Kang Seung Jo atau sering kupanggil Seung Jo oppa, salah satu dokter spesialis jantung di rumah sakit ini. Namun di pertengahan jalan aku melihat keramaian yang tidak terkendali, aku mencoba bertanya pada salah satu perawat yang kebetulan lewat.
"Chogi yo, ada keramaian apa disana?" tanyaku.
"Oh itu, ada Idol datang kesini untuk bertemu dokter, tapi kemudian ia di hadang oleh para sasaeng nya dan kesulitan keluar dari kerumunan itu. " jelasnya.
" Oh Ne gamsahamnida " ucapku berterimakasih.
"Ne gwaenchanha yo" balasnya dan berlalu. Entah darimana naluri itu muncul,
"Eh! Jamkanman yo! " panggilku menghentikannya.
"Ne? " tanyanya.
" eum,, apa boleh aku meminjam Troli mu?" tanyaku ragu.
"hah! Mwol yo?" kagetnya setengah penasaran.
"Ahh Aniyeyo, sudahlah tidak jadi" ucapku malu, entah kenapa aku tiba tiba ingin meminjam troli perawat itu.
"Tapi ini telah di pakai untuk tindakan jahit luka. Aku harus segera membuang sampah dan membersihkannya. " lanjutnya.
"Jahit luka?" pikirku.
"Ne. " jawabnya.
"Gwaenchanha yo, aku pinjam troli ini, nanti biar aku yang membuang sampahnya." ucapku, ia lalu memberikannya padaku.
"Gamsahamnida! " ucapku setengah membungkuk.
"Ne. " balasnya.
"Aku bisa menggunakan jarum ini!" gumamku mengambil sisa jarum jahit luka yang belum terpakai. Ku ikatkan benang di salah satu handle troli dan membiarkan jarum jahitnya bergelantungan.
"huft,, semoga saja berhasil," ucapku sembari mengenakan masker ku.
"Hana, dul, set..." batinku. Aku menuju ke pusat kerumunan itu, benar saja, ada seorang lelaki yang mencoba keluar dari kerumunan namun ia kesulitan.
"Code Yellow!^ shamshiman yo,, jebal, code yellow! " ucapku panik seraya menerobos kerumunan dengan troli yang ku bawa.
"Code yellow, mwoya?" ucap mereka saling bertanya bingung.
"Molla, sepertinya darurat," jawabnya.
"Dia harus diberi jalan!" ucap yang lainnya.
"Huftt,,, syukurlah mereka percaya!" legaku setengah berlari.
"Oh Jebal! " harapku sambil mengayunkan jarum ke jaket lelaki itu.
"Yeah! " gumamku saat merasakan seseorang menepuk bahuku.
"Ya! Chogi yo? Bajuku tersangkut trolimu! " ucapnya panik mengikutiku berlari sembari memegangi jaketnya yang tersangkut jarum.
"Diamlah! Jebal,, kalau kau ingin selamat dari gadis gadis maniak itu." ucapku tetap berlari mencari persembunyian.
"Hah? " responnya tak mengerti.
"Diam dan ikuti aku, Arasseo? "
"Di depan, belok kanan! " aku memberi instruksi padanya dan segera berlari ke arah kanan. Di ujung lorong yang cukup jarang di lewati orang, aku berhenti dan melepas jarum yang tersangkut di jaketnya.
"lepaskan jaketmu! " ucapku.
"Mwo?! " jawabnya tak mengerti.
"pakai ini! " lanjutku memberinya masker steril baru dan snelliku.
"Hah? Euisa? " herannya.
"Ne, menyamar sebagai dokter tidak akan mencolok untukmu " ucapku sembari menyembunyikan jaketnya di antara kain steril yang ada di troli.
"Menunduk! " titahku setelah ia memakai snelli dan masker.

"....."

***

^Code Yellow : mengumumkan adanya situasi krisis internal di dalam rumah sakit.

Don't forget to 🌟and 💭

Sweetlove from Belle.....

 

 

 

  

Want You Just Be Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang