4

14 2 0
                                    

Keesokan harinya semua berjalan lancar, tetapi

"Hey, udah lama ngga ketemu, Hera...." ujar Ares. "Ngapain lu kesini lagi?" tanya Hera datar. "Pengen ketemu pacar lah," jawabnya santai. "Oh," ujar Hera. "Udah ayok jalan," paksa Ares. "Apasih gw udh gk ada hubungan sama cowo kek elu! Lepasin Ares!" ujar Hera. "Udah sayang diem dulu-bughhh," "Gak usah maksa dia," ujar San. "Emang lo siapanya hah?!" tanya Ares. "Gw pacarnya kenapa?" jawab San datar. "Udah yuk, kita balik," ujar San lembut. Hera bisa lihat ada sesuatu yang berbeda ketika San melihatnya, tatapan yang selama ini hanya diberikan oleh orang-orang terdekatnya saja. San mengajak Hera untuk masuk ke mobilnya. "Lo ngapain ngaku-ngaku pacar gw?" tanya Hera. "Kenapa, gk mau? Maunya jadi pacar beneran hmm?" tanyanya. "Dih ngarep," Hera merotasikan matanya. "Eh motor gw gimana?" tanya Hera. "Kita cuman bentar ke starbucks depan doang ntar balik kesana ambil motor," ujarnya santai. "Lah kalau dia-" "Nanya mulu kek wartawan, ntar ni mobil gw suruh Jongho yang bawa ntar lu gw bonceng," ucapnya lagi.

Setibanya di starbucks San memesan minuman buat dirinya dan Hera. Setelah mendapatkan pesenannya. "Tadi itu siapa Her?" tanya San. "Tapi kalo-" "Gpp kok, dia mantan gw" potong Hera. "Oh, tapi kayaknya lo benci banget sama dia?" tanya San. "Mana ada-" "Etdah belum juga seminggu, peje mana peje?" ujar Jongho yang baru saja tiba. "Apa sih, udah ayo balik ke kampus," ujar San. "Lah kita sekampus?" tanya Hera polos. "Ternyata bias jinak juga ya lu," ujar Jongho. "Bacot!" ujar Hera.

Mereka kembali ke kampus untuk ngambil motor Hera. "Makasih ho," ujar San. "Oh tentu, sama sama, peje ditunggu," goda Jongho. "Alasan anda bosan hidup apa ya?" ancam Hera. "Eh eh ampun nyai, tapi bang San baik kok semoga langgeng ahahahahah" dengan itu Jongho segera kabur. "Lu kok bisa sih temenan orang macem dia?" tanya Hera. "Gatau nyesel gw juga punya temen kek dia," mereka hanya bisa tertawa. San naik ke motor Hera. Saat Hera akan naik ke motornya ia meminta tangannya San. "San siniin tangan lu," tanpa babibu San nyerahin tangannya untuk Hera. Hera naik motor dengan bantuan San. "Motor sendiri susah sendiri," gumam San. Hera yang mendengarnya menoyor kepala San. 'Gw denger, udah jalan aja napa?" sewot Hera.

"Ini yang gw bilang new couple," ujar Jongho. "Bosen idup emang mahkluk satu ini," ujar Hera dengan gelengan. "Bunuh aja Her, ga guna kok, yang ada malah ngabisin oksigen di bumi aja ni anak," suruh Yunho. "Ok, kalian siapin tanah kosong, batu nisan, sama tenda buat syukuran," ujar Hera. "Eh ampun nyai, ampun," pinta Jongho. "Nyai, palalu peyang," ujar Hera. "Bukannya emang peyang?" tanya Hongjoong. "Mampus lu biasanya yang ngenistain kita, dinistain juga kan lu gmn enak?" ujar Yeosang. Semua yang disana ketawa karena Yeosang. "Sumpah nista banget hidup gw njir," gumam Jongho. "Lah baru nyadar bapaknya?" ejek Hera. "kan udah dari lahir hidup lu nista banget," ujar Kharis. "Udah pendek, nista, jomblo, hidup pula," ejek Mingi. "lengkap banget njir," tambah Iris. "Gitu ya kalian, gk gw traktir tau rasa lu pada," ujar Jongho. "Seorang Choi Jongho traktir kita, keajaiban dunia ke berapa tu," tambah San. "Lo pada kok bisa sih temenan sama orang cem si Jongho ini?" tanya Hera. "baguslah moodnya sudah baik, tapi bisa saja dia hanya menutupinya, seperti biasa...." Batin Kharis. "Gk tau Her nyesel gw juga," jawab Hongjoong.

A/N: Untuk sekarang gw kasihnya pendek pendek maap yaa

janlup vote sama komennya ya gaes muach<3

End Of The BeginingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang