Sebelumnya aku mau bilang ini cerita pertama yang aku tulis, jadi mohon maaf kalau masih banyak kurangnya.
Terimakasih:)---------------------------------------------------------------------------------------
Hari ini adalah hari pertama seorang perempuan akan menginjakkan kakinya disekolah baru.
Dia adalah Nayra Anara Putri, gadis dengan rambut panjang berwarna coklat, kulit putih, bolamata hitam, bibir tipis berwarna merah muda, ditambah dengan pipi yang lumayan berisi, membuat gadis ini terlihat cantik sekalipun tidak memakai makeup.
Nayra turun dari kamarnya dan langsung disambut hangat oleh kedua orangtuanya.
"Pagi, mama cantik. Papa, ganteng" ucapnya sambil menunjukkan deretan gigi putihnya."Pagi sayang" sahut keduanya bersamaan. "Bagaimana? Apa kamu sudah siap bertemu lingkungan baru dan juga teman baru?" tanya Ayahnya lembut.
Ananta sebenarnya kasihan dengan anaknya yang selalu harus pindah-pindah sekolah karena pekerjaannya. Tapi mau bagaimana lagi, jika tidak bekerja, bagaimana dengan kehidupan keluarganya?
"Emm, seperti biasa, Nay selalu siap bertemu orang baru" jawabnya.
Sejujurnya ia juga malas harus terus berkenalan dengan teman baru, rasanya baru saja tiga bulan yang lalu ia pindah sekolah, sekarang ia harus kembali bertemu dengan lingkungan baru. Menyebalkan."Maafin papa ya, gara-gara papa kamu jadi harus pindah sekolah terus" ucap Ananta kepada putri sematawayangnya itu.
"gapapa pa, asal kita semua kumpul, aku gapapa kok pindah-pindah terus" ucap Nayra tidak lupa memberi senyuman kepada Ayahnya.
"udah-udah kalo kalian bicara terus, nanti telat loh. Apalagi ini pertama kalinya kamu masuk sekolah, Nay" ucap Mona, mama Nayra.
Setelah bersalaman dengan mamanya, Nayra langsung berangkat kesekolah bersama dengan ayahnya.
***
Hari ini kembali dengan suasana baru. Nayra menginjakkan kakinya didepan gerbang sekolah SMA Adi Wijaya. Terlihat banyak sekali pasang mata yang menoleh kearahnya. Ah, mungkin karena seragamnya yang berbeda. Tapi tidak sedikit juga dari mereka yang memandang Nayra dengan tatapan yang sulit diartikan. Nayra mencoba tidak mempedulikannya.
Nayra berusaha mencari sebuah ruangan. Yap, ruang guru. Tapi setelah mengelilingi sekolah itu, Nayra tidak menemukan ruangan tersebut. Masa iya, sekolah sebagus dan sebesar ini gak punya ruang guru. Pikirnya dalam hati.
Nayra melihat sekumpulan laki-laki sedang duduk sambil tertawa terbahak-bahak. Nayra memutuskan untuk menghampiri mereka. Siapa tau mereka bisa memberi informasi dimana letak ruang guru disekolah ini.
"Emm, permisi" ucapnya pelan. Namun tidak ada sautan dari ketiganya. Nayra mendengus, mungkin suaranya kurang keras.
"Permisi" ucapnya lagi. Namun hasilnya sama saja. Ketiganya masih tetap melanjutkan aktivitasnya yaitu, tertawa. Nayra menghela nafas kesal. Apa ketiga cowok ini tuli? Apa jangan-jangan mereka gila? Ketawa kok sampe mulutnya lebar gitu.
Dengan suara yang sedikit berteriak, Nayra berkata, "hallo, permisi, apa kalian denger suara gue?".
Spontan ketiga cowok itu menoleh ke arah Nayra."Hai cantik, lo ngomong sama kita?" ucap salah satu diantaranya.
Ya kalo bukan sama kalian, sama siapa lagi, sama tembok?. Kesalnya dalam hati.
"Gue mau nanya, ruang guru ada dimana ya?"
"Download aja noh di hp lo, punya hp kan," ucap cowok itu lagi.
"bukan itu maksud gue. Ruang guru disekolah ini, dimana?" Nayra jengkel bicara dengan laki-laki dihadapannya ini.
"ikut gue" Nayra menoleh melihat siapa pemilik suara itu. Rupanya, salah satu diantara mereka masih ada yang waras.
Nayra berjalan mengikuti laki-laki itu. Sampai akhirnya mereka sampai didepan sebuah ruangan bertuliskan Ruang Guru. Belum sempat Nayra mengucapkan terimakasih, laki-laki itu sudah hilang dari penglihatannya.
Ah, udahlah. Bilang makasinya bisa kapan-kapan, lagian kan satu sekolah. Pikirnya.
-----------------------------
Terimakasih buat yang udah mau baca cerita ini.
Jangan lupa vote & comment yaa..
Ajak temen kalian mampir juga! ♡
Salam dari Bali♥
KAMU SEDANG MEMBACA
RADRIC [On Going]
Teen FictionNayra Anara Putri, hanyalah seorang gadis remaja pada umumnya. Berpindah-pindah sekolah karena pekerjaan orangtua. Dan memiliki kisah pahit dimasa lalu. Eldric Aditya Pratama, seorang laki-laki remaja dengan segala sikapnya yang kurang bersahaba ka...