#3

13 3 0
                                    

Penolong... itulah sifatnya
Rayn Reonaldo, seseorang yang sedia membatu untuk mengembalikan arwahku kembali ke jasadku.

Di rumah sakit...

Aku sedang duduk di sofa, masih melihat kaka. Kaka tertidur di tanganku. Malangnya kaka ku itu. Ada yang mengetuk pintu kamar. Tanpa aku berpikir itu siapa aku langsung mambukakannya.

"Reo!" kataku sambil tersenyum.
Reo agak terkejut. Ia memberi mimik wajah mengisyaratkan

'boleh aku masuk?'

"Masuk aja" kataku tanpa menyadari ada perempuan di belakangnya. Perempuan itu lagi.
Pacar Reo. Ia sedikit terkejut.

"AAAKHHH SAYANG KENAPA PINTUNYA KEBUKA SENDIRI?" Katanya berteriak nyaring sambil menggandeng tangan Reo.

"Aduh Aryque cantiku cintaku mimimi" kata Reo sedikit agak kesal dan nyinyir.

"Inituh rumah sakit, jangan teriak-teriak... jangan juga suka tiba tiba gandeng tangan aku."lanjutnya

Sontak Aryque, pacar Reo, melepaskan gandengannya seraya berbisik, namun kocaknya bisikannya itu tetap terdengar.

"Aduuhh sayang aku kan kaget kenapa pintunya kebuka sendiri." Katanya.

"Ituu... ummm...ada angin mungkin tadi" kata Reo menjelaskan.

Aku baru sadar. Aku kan sedang menjadi arwah. Mana bisa dilihat oleh Aryque, dan hanya bisa dilihat oleh anak indigo. Aku mengangkat bahu.

"Yaudah ayo masuk" kataku tidak peduli omonganku didengar atau tidak.

Entah mungkin karena jeritan cewe centil tadi itu, ka Felo jadi terbangun dan langsung menatap Reo dan Aryque.

"Ehh ada temannya Alic... silahkan silahkan duduk dulu." Kata kaka mempersilahkan.

"Iyaa makasih ka." kata Reo diikuti ary

Reo mennyodongkan bingkisan yang lumayan besar ke kaka. Seperti biasa, basa basi penolakan barang namun akhirnya diterima pun terjadi. Dan tanda terimakasih kaka yang memang sesikit agak lebay.

Reo melihat pacarnya yang hanya diam memainkan ponselnya. Reo menatapnya dan mereka saling bertatapan.Dan sepertinya mereka sedang berbicara memakai bahasa hati.

'Apasih kok natap aku kayak gitu, biasa aja kale'

terlihat mimik muka ary yang terlihat bicara seperti itu.

'Mending kamu diluar deh'

dari mimik muka Reo pun terlihat bicara seperti itu.

Ka Felo terlihat kebingungan. Dan sedikit menggeleng.

"Oh iya nama kamu siapa? saya felo kaka nya Alic." kata kaka sambil memberi tangan tanda ingin bersalaman.

Reo menerima tanda salaman tersebut sembari tersenyum "saya Reo teman kelas sebelah Alic" kata Reo.

"Umm Reo" panggil kaka.

"Iya ka kenapa" jawab reo.

"Boleh titip Alic sebentar, saya mau ke toilet dulu" kata kaka

"Ouh...boleh boleh silahkan."

"Makasih yaa, sebentar..." kata kaka seraya pergi.

Waktu yang tepat untuk aku membicarakan sebuah persoalan bersama Reo.

"Jadi gimana nihh?" Tanyaku.

"Aduhh kamu ini koma nya lumayan parah yah." Katanya.

"Aduhh giama dong ini aku kan gak tau apa-apa." Lanjutku.

NightmareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang