Pertemuan.

11 1 1
                                    

Zemira tak pernah tahu sebelumnya jika menuruni lereng gunung dengan membawa satu orang sakit akan sebegini merepotkannya. Semakin jauh perjalanan di tempuh, suhu Tubuh Fulke semakin meninggi. Guncangan saat berkuda membuat nafasnya semakin tak beraturan. Zemira meminta pria itu untuk bertahan, setidaknya hingga mereka berhasil melewati untaian terbing terjal. 

"Kita berhenti disini" Putus Zemira saat menyadari seluruh tubuh fulke seolah terbakar. Demam tingginya tak akan sanggup menahan angin lembah yang dingin lebih jauh. 

"jang-..an pedulikan aku"Lirih Fulke lemah. 

Zemira turun dari atas Fika lalu dengan perlahan menuruni Fulke. "kalau begitu, aku akan sampai di bawah dengan membawa sebuah mayat." ia menyandarkan pria itu pada pohon ek tua. di elapnya bulir keringat di wajah hingga leher fulke.

Dengan ramuan miliknya, racun berrry liar seperti canadian moonseed seharusnya sudah ernetralisir dengan baik hingga tak ada lagi efek samping dan penderita akan menjadi bugar seperti sedia kala. namun bukannya sehat kembali, keadaan Fulke justru semakin memburuk. komposisi ramuannya sudah tepat dan dapat dikonsumsi oleh siapapun, kecuali..

Tubuh fulke telah menumpuk racun selama bertahun tahun.

"Sialan!" seru zemira penuh nada frustasi. ia mengeluarkan seluruh isi ranselnya dan mengambil botol jarum. Jari jemari fulke di tusuk namun pria itu tak sedikitpun menyernyit atau merasakan sakit.Darah yang keluar bukan lagi merah segar melainkan hitam pekat dengan bau amis menyengat. 

Zemira menghisap darah Fulke, ia mencoba menerka apa saja racun yang terendap dalam tubuh fulke dengan indra pencecapnya.  kernyitan didahi zemira menebal semakin ia memahami betapa kentalnya konsentrasi racun dalam darah Fulke. 

"Fika! kau bisa mencium bau sungai terdekat kan? bawa kami kesana!" seru zemira. ia menggendong perlahan Fulke. 

"wueher" Fika menggeram sebagai jawaban. ia lantas berjalan meyimpang, menjauhi jalur utama yang sebelumnya di gunakan untuk menuruni lereng gunung. Fika, Kuda milik Zemira itu tak seperti kuda pada umumnya. ia memiliki sprit kuno dari jenis kuda tertua di benua ini. Karena itu indranya lebih peka dari makhluk lain serta dapat memahami ucapan manusia meski tak bisa menjawabnya.

Fika membawa mereka sungai kecil di sudut hutan. disamping sungai itu, zemira membaringkan Fulke. ia menyingkap jubah lalu mengambil belati yang terikat kencang di pahanya. Zemira mengoyak baju Fulke, menelanjanginya hingga seluruh tubuh bagian atas pria itu tak berlapis kain sedikitpun. 

Zemira menusukkan jarum pada tiap jari di lengan kiri Fulke lalu merendamnya pada aliran sungai sembari membiarkan darah hitamnya mengalir. Untuk menyelamatkannya, zemira harus menghilangkan racun arsenik dalam darah Fulke. jika dibutuhkan, ia akan menghabiskan seluruh darah fulke. meski dengan begitu ia akan mati kehabisan darah lebih dulu dibandingkan karena racun. 

Untuk menghindari hal itu, Zemira mulai menyiapkan beberapa herbal yang dapat membantunya menggantikan darah Fulke. Ia menggerus akar Mandrake, pucuk bunga Echinagea, daun kering datura juga Enchanter's nightshade, serta beberapa pucuk herbal lainnya secara bersamaan. selepas itu, ia menyaringnya lalu meminumkan cairan itu pada Fulke. 

Ramuan Transmogrify. itu yang zemira coba buat.  Ramuan itu dapat mengubah ras seseorang seketika sesuai keinginan pembuatnya. normalnya, perubahan yang terjadi tak akan dapat kembali lagi ke bentuk asalnya. namun dengan racun pada daun Daturan juga Enchanter's nightshade, hal itu dapat dihindari. Zemira hanya berharap tak akan ada efek samping lainnya pada tubuh Fulke. 

Aliran darah yang keluar dari jari jemari fulke perlahan mereda. Seluruh tubuhnya kini memutih tapi hela nafas masih dapat terdengar. Warna merah merambat dengan cepat dari ulu hati pria itu. 

TAP ..... TAP

"Mulai bekerja" gumam Zemira. Ia menggenggam belati dengan erat. derap langkah kuda terdengar mendekat. suara itu tak sederhana. ada lebih dari satu yang mungkin datang. 

TAP ..... TAP


"Tiga...


TAP ..... TAP


...Dua.."


TAP ..... TAP


"Wuehe" Fika menggerung. Sekelompok ksatria tiba tiba saja mengepung mereka dengan hunusan pedangnya. 

"Lepaskan Pangeran putra mahkota!" Seru seorang kesatria dengan mata sekuning tembaga. ia memakai jubah hitam berkibar dengan sebuah simbol di belakangnya yang menampakkan dengan jelas bahwa kesatria ini ialah pusat komandonya.

"P-pangeran... puta mahkota?" Zemira mengernyit bingung. Meski tahu bahwa Fulke adalah orang penting dilihat dari bagaimana pakaiiannya, namun ia tak pernah mengira jika pria yang di selamatkannya akan sepenting ini. 

Para ksatria terkesiap melihat seseorang yang selama ini dicari dan dihormatinya kini terbujur lemah serupa mayat di sisi sungai. arogansi di wajah mereka berubah amarah. ketua ksatria yang sebelumnya berseru langsung menyerang Zemira tanpa peringatan. 

TRANG

Bilah pedang dan belati bertemu. "akan kubuh kau" suara si ketua ksatria begitu dingin dan menusuk. Zemira bahkan dapat membayangkan seberapa besar kebencian ksatria itu padanya. Sebuah tendangan datang dari sisi kirinya, membuat zemira sedikit terpelanting menjauh dari fulke. 

"Pasukan! Amankan Putera mahkota dan segera bawa dia pada tabib terdekat!" Sekumpulan ksatria itu segera mendekati fulke. salah satunya memeriksa setiap titik vitalnya.

"JANGAN MENYENTUHNYA! DIA-" Zemira segera bangkit dan berlari menyingkirkan para ksatria. 

BRAK!

Sebuah ledakan energi datang dari tubuh Fulke dan menghempaskan seluruh ksatria. Fulke bangkit dengan wajah penuh seringaian serta kuku yang memanjang dan menajam. Semua menjadi bisu. dan tanpa disadari tiba tiba saja fulke menerjang manusia terdekat darinya yang masih berdiri. 

"Pu-putera mahkota?" Meski tahu, Si ketua ksatria tak dapat bergerak seincipun dari tempat ia berada. hingga tiba tiba saja dorongan datang lalu menghempaskan ia hingga membentur pohon. 

"Berbahaya bodoh!" geram Zemira. ia diterjang Fulke hingga terjatuh Membentur tanah tanah. bahunya dicengkram kuat. gadis itu bahkan dapat merasakan kuku kuku tajam Fulke menembus kulit. 

Wajah pria itu tampak kesakitan menhan sesuatu yang buas sedang meronta minta di puaskan. Zemira mengelus helai pirang Fulke dan mendekatkan kepala itu  pada ceruk lehernya.

"kau boleh meminumnya sepuasmu" ujar Zemira.  fulke segera menggigit lehernya dan menghisap tiap tetes darah yang keluar.  menghanguskan api yang membakar kerongkongannya dengan darah zemira. 


langit menuju malam penuh praduga kasat. tiap makhluk tertidur juga terbangun. cepatlah minum, segelas hangat air penuh duka hingga tidur menyapa tanpa akhir untuk terbuka





Cuplikan next chapter.


"lantas, kematian macam apa yang kau inginkan"

"kematian yang tak meninggalkan wujud, nama maupun kenangan"

"kau mencari ketiadaan."

"semua akan menjelma seolah aku tiada"


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Thanks. see you next chap!

APAIXONARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang