-3-

30 9 0
                                    

Typo bertebaran...! Happy reading...
.
.
.

• • • • •

“Kak, aku mau dibawa kemana Kak?” tanya Ella saat tangannya ditarik paksa oleh Irene dan Gizca.

“Lo ikut aja apa susahnya sih?!” bentak Ratu dengan matanya yang menatap Ella tajam, yang mampu membuat Ella terdiam, bukan hanya karena mata tajam Ratu, tapi juga karena Ratu yang tiba tiba membentaknya. Ia tidak punya salah disini.



Dan disinilah Ella berada, gudang Sekolah yang berada di Rooftop, terduduk dilantai gudang yang dipenuhi debu, dengan tangan yang terikat kebelakang.

“Kak, kita ngapain kesini?” tanya Ella takut, Ella sangat takut dengan kegelapan, sedangkan gudang ini minim akan cahaya.

“Buat ngasih lo hukuman.” ucap Ratu dengan seringai yang menghiasi wajahnya.

“Maksud Kakak?”

Ratu menggode Gizca dan Irene lewat tatapan matanya, Gizca dan Irene yang memang sudah paham dengan kode yang Ratu berikan, langsung saja memegangi bahu Ella dimasing masing sisinya.

“Seperti nama gue. Ratu, gue Ratu disini! Queen disini! Jadi lo...” ucap orang bernama Ratu itu sambil mencubit lembut pipi Ella.

“Kumohon..., jangan lakukan ini.” pinta Ella memohon.

“Teruslah menohon.” ucap Ratu dengan tenang, sambil tersenyum licik.

“Pipi yang chubby, pengen gue bantu besarin lagi?” tawar Ratu sambil menepuk nepuk pipi chubby Ella.

“T-tidak.” sebisa mungkin Ella menahan isakannya. Berbicara saja dia sampai segugukan.

Ratu tersenyum sangat licik, ah itu lebih cocok disebut smirk.

Plak

“Itu karena lo berani ngelawan gue tadi,”

Plak

“Itu karena lo udah kecentilan jadi cewek,”

Plak

“Itu karena lo udah berusaha ngambil posisi gue sebagai Queen disini,”

Plak!

Plak!

“Dan itu, karena lo terlahir jadi Adeknya Riel.”

Hiks, aku salah apa sama Kakak? Hiks.” tanya Ella masih dengan suara tangis yang terus keluar. Sangat pilu.

“Lo gak salah apa apa sama gue,”

“Gue cuman gak mau punya Adek ipar cupu kayak lo!” lanjut Ratu dengan nada membentak.

Hiks hiks, t-tapi kenapa, hiks.”

“LO CUPU!” bentak Ratu dengan berteriak.



“Ella kemana sih, kok lama banget.” gumam Claudia kwathir(?).

“Gurunya belum masuk-kan Clau?” tanya Ella yang sebenarnya sudah ia tau jawabannya.

“Lo kok lam--, astaga La! Ini pipi lo kenapa merah gini?” tanya Claudia berteriak.

O-owh, i-ini..., tadi Kak Riel yang nyubit.” jawab Ella berdusta.

“Maafin Ella, Kak.” batin Ella merasa bersalah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nerdy | Hiatus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang