10) DECEM

287 40 16
                                    

Biasakan vote ⭐ sebelum baca
Komen setelah baca,
Dan follow juga akun @xiao_lanq untuk dapetin info terupdate karya-karyaku.
Happy reading
Xie Xie 😘

Anthoni mengajak Henry dan Diego ke suatu tempat, dengan mengendarai mobil tua milik Henry.

"Kenapa harus menggunakan mobil usang ini?" gerutu Diego sambil mengemudi.

"Bahkan untuk mengebut pun mesinnnya tidak akan kuat lagi." lanjutnya.

"Biar begini juga, ini aku beli dengan tabunganku seumur hidup." balas Henry, tidak terima mobilnya dihina. Walaupun mobil itu dia ambil dari tempat penyimpanan mobil-mobil yang disita negara, tetap saja itu mobilnya.

"Tapi......"

"Sudahlah, mengemudi saja." perkataan Diego terhenti karena teguran dari Anthoni.

Sementara Anthoni duduk tenang di jok bagian belakang. Anthoni mengeluarkan cerutunya dan mengambil selembar uang kertas pecahan $500. Kemudian dengan pemantik yang selalu dibawanya, dibakarnya uang kertas bergambar jaguar itu dan dengan api itu pula, dinyalakannya cerutu yang tengah digigitnya.

 Kemudian dengan pemantik yang selalu dibawanya, dibakarnya uang kertas bergambar jaguar itu dan dengan api itu pula, dinyalakannya cerutu yang tengah digigitnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua itu tak lepas dari pandangan Henry melalui kaca spion mobil.

'Huh, dasar angkuh. Dengan uang haram yang dia hasilkan, tentu mudah bagi bajingan satu ini untuk menghambur-hamburkannya.' cibir Henry dalam hati.

Setelah itu semua terdiam, fokus dengan pikiran masing-masing. Kemudian Henry membuka pembicaraan.

"Bos, sebenarnya kita mau kemana?"

"Nanti kalian juga akan tahu." jawab Anthoni.

Mobil menuju sebuah bangunan kosong setengah jadi di pinggiran ibukota. Diego mengemudi sesuai arahan yang diberikan oleh Anthoni.

Setelah sampai, Anthoni turun. Tak lupa mengajak Diego dan Henry turut serta. Mereka menaikki undakan tangga menuju lantai tiga bangunan kosong itu.

Ketika sampai di lantai tiga, Henry tidak bisa menahan rasa terkejutnya. Di tengah ruangan temaram yang luas itu,  berdiri seorang pria yang juga menatap terkejut ke arah kedatangannya, namun dengan cepat pria itu menyembunyikan raut terkejutnya. Kedua tangannya dipegangi oleh empat orang pria berbadan besar dan berwajah sangar. Mereka dikelilingi oleh banyak anak buah Endrigo, sementara Endrigo sendiri duduk santai di sebuah balok kayu sambil menghisap vapenya, menunggu kedatangan Anthoni.

Namun yang menjadi fokus Henry adalah pria yang tengah babak belur itu. Pria itu adalah Eduardo, seorang bintara inspektur yang dulunya adalah senior Henry ketika menempuh pendidikan di Akademi Kepolisian.

"Akhirnya kau tiba juga, pesta sudah dimulai sejak tadi." Endrigo berdiri dan memeluk Anthoni akrab.

"Kenapa kau mulai duluan?" tanya Anthoni berbasa basi.

Duplex Identitatem (21+) 🔚🔚🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang