Part 1

31 6 3
                                    

Sirvats Highschool tertulis besar di gerbang pintu masuk. Dari luar memang tampak menawan, apalagi dengan standar internasionalnya, jangan lupakan juga dengan lulusan mereka yang cerdas. Sekolah ini merupakan dambaan semua pelajar, tak terkecuali pelajar luar. Namun, yang orang tidak tau adalah sistem dari sekolah ini. Para orang tua hanya tau bahwa Sirvats Highschool adalah tempat terbaik bagi anaknya untuk menuangkan bakat dan potensi.

Jika dipandang dari luar tidak ada yang salah dengan sistem yang ada di sekolah ini, bahkan pemerintah mendukung sistem yang diberlakukan sekolah ini karena dapat menjadikan siswa/siswinya menjadi cendikiawan dan dianggap positif karena dapat memajukan negeri. Sistem unggulan yang dimaksud adalah Study Abroad, tidak banyak siswa mendapatkan kesempatan untuk Study Abroad. Maka dari itu para siswa bersaing untuk menjadi salah satu peserta Study Abroad. Namun tak seperti yang terlihat, Study Abroad jauh lebih kejam dari politik masa kini.

Namaku Luna Gab-

Dug

Tanpa sengaja bahuku menabrak sesuatu yang keras, atau mungkin sesuatu itu yang sengaja menabrakku. Beberapa anak memang tidak suka kepadaku. Ditindas dan dibully. Benar-benar memuakkan. Ibuku jalang, ayahku pecandu narkotika yang sekarang sedang mendekam dipusat rehabilitasi.

"Kau!", Orang itu mengacungkan jari telunjuknya kearahku dengan menggeram marah, "Sialan, pakai matamu dengan benar, jalang!" lanjutnya berteriak. Namanya Amanda, dia selalu membully-ku. Aku hanya diam menatap kearah sepatu mereka.

"Apa kau lupa? Dia tidak punya mata", Salah satu teman Amanda menyela sambil menyilangkan tangannya, sekilas terlihat saat reflek aku menoleh kearahnya.

"Benarkah? Pantas saja dia tidak bisa melihat seberapa buruknya dia", Ujar Amanda dengan tatapan merendahkan,

"Menyingkir dari jalanku bodoh!", Bentaknya sambil mendorong kepalaku menggunakan telunjuknya. Amanda dan kelompoknya berlalu, dan aku bergegas menuju kelas.

Tidak ada yang bisa dibanggakan menjadi putri dari seorang pemuas nafsu dan pecandu. Aku tidak pernah mengetahui bagaimana alur mereka bertemu dan mengapa mereka harus saling mencintai lalu menikah? Tunggu apa tadi aku bilang cinta? Bahkan ayahku tidak mau menerimaku sebagai buah cinta. Sungguh ironis.

Ayahku hanya peduli dengan Amphetamine-nya tanpa menghiraukan kebutuhan rumah tangga yang harus terpenuhi. Karena ayahku, ibu harus kembali menjadi kupu-kupu malam, pekerjaan yang sudah ia tinggalkan ketika ayahku meminangnya dulu.

Menjadi seorang PSK sangat beresiko, terbukti ibuku mengidap AIDS lalu pergi meninggalkanku berdua dengan ayah.

Belum mengering tanah kuburan ibu, beberapa polisi menyergap rumah kami, menggeledah dan menemukan narkotika jenis ATS dalam kantung plastik kecil diatas kulkas. Aku sama sekali tidak berniat membantu ayah, karna aku sudah muak dengan kelakuannya yang menggila ketika tidak menyentuh barang haram itu.

Ah entahlah aku benar-benar muak.

---

"Selamat pagi semuanya, apa kabar? Saya harap kalian puas dengan liburan akhir semester kemarin", Seorang wanita paruh baya dengan postur tegap memasuki ruangan kelas. Pakaian yang digunakan bernuansa hitam, memberi kesan tegas.

"Pasti kalian sudah mengenal saya, saya Shanty wali kelas kalian tahun ini. Karena ini awal semester saya tidak akan memulai dengan hal yang berat. Seperti yang kalian tau visi sekolah kita adalah 'Mewujudkan insan muda yang Cerdas, berwawasan luas, unggul dalam prestasi, serta kompetitif dalam dunia global', hal tersebut harus dapat terwujud untuk membuktikan keseriusan sekolah kita dalam mendidik", Wanita itu berjalan menuju bagian belakang kelas, sambil memberi penjelasan dengan tenang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sirvats High School 2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang