Diandra yang manis

61 6 0
                                    

Keluarga itu kini tengah menikmati waktu santai disore hari, Hari ini Adinata pulang lebih cepat agar bisa meluangkan waktu bersama istri dan anak-anaknya. Khadafi tengah bermanja ria pada Baba nya dengan cara menidurkan kepalanya pada paha sang ayah yang tengah menonton TV bersama anggota keluarga yang lain. Ruang keluarga itu memang luas jadi lebih dari cukup untuk menampung seluruh anggota keluarga mereka yang terbilang banyak itu.

Keluarga Khadafi memang terbilang berkecukupan, Bahkan mungkin sangat berkecukupan. Ayahnya adalah seorang CEO yang perusahaanya   sudah banyak memiliki cabang yang tersebar di hampir semua provinsi di Indonesia. Lalu bundanya juga memiliki beberapa butik yang terkenal di Jabodetabek. Tapi dibalik kekayaannya Adinata dan Anita tak pernah mengajarkan anaknya hidup boros dan Lebih mengutamakan kesederhanaan. Bahkan rumahnya saja tidak dipekerjakan pembantu karena Anita masih mampu mengurus rumah besar itu, dan jangan lupakan Ketiga kakak perempuan khadafi yang setiap harinya mengerjakan pekerjaan rumah sesuai dengan tugas masing-masing. Keluarganya hanya mempekerjakan mang Asep selaku penjaga rumah ini, Karena tak jarang Adinata dan Anita harus bolak balik keluarga negeri maupun keluar kota, karena hal itu mengaruskan Adinta dan Anita mempekerjakan orang yang bisa menjaga rumah sekaligus Anak-anaknya.

" Baba Ayo latihan karate" Usul Khadafi sambil manarik tangan sang Ayah

"Yaudah ayo, Kamu juga Khaffa jangan main game online mulu sini ikut Ayah sama Dafi, kalian tanding dulu" Dengan senang hati Khaffa berjalan mengekori ayahnya sedangkan Khadafi malah kicep sendiri karna dia tau kalo dirinya tanding melawan Khaffa Sudah dipastikan bahwa dia yang akan kalah

Ketiganya berjalan ke halaman belakang rumah, halaman yang cukup luas dimana terdapat se pasangan ring basket yang berlawanan arah. Tak jauh dari lapangan basket itu terdapat kolam renang yang cukup luas dan ada juga taman kecil yang terdapat banyak bunga-bunga dan Sebuah Ayunan yang dirawat sang bunda.

Setelah melakukan pemanasan kini saatnya Khaffa dan Khadafi untuk bertanding satu lawan satu, dengan sang Ayah yang bertindak sebagai wasit. Pertandingan pung di mulai, Khadafi dan Khaffa sama-sama saling mengeluarkan gerakan karate yang selama ini diajarkan sang Ayah. Keduanya tak ada yang mau mengalah, hingga pertandingan itu berjalan lebih dari 15 menit keduanya berhenti karena Khaffa tidak sengaja memukul Ulu hati Khadafi yang berujung anak itu mengerang kesakitan.

Melihat Khadafi yang kesakitan itu, Sang Ayah dan Khaffa segera menghampiri Khadafi yang sudah berlutut sambil memegang perutnya yang terasa sakit.

" Daf maafin gue, Sumpah gue gak sengaja" Khaffa benar-benar merasa bersalah karena menyebabkan Sang adik kesakitan seperti itu

"Udah Khaf jangan minta maaf dulu bantu Ayah angkat adik kamu kedalam dulu, kasian kalo dibiarin disini" Ucap Sang Ayah sambil mengangkat anaknya ke pundaknya

Khaffa segera membantu Sang ayah menggedong Khadafi yang masih setia menjerit kesakitam. Adinata segera berlari ke dalam rumah diikuti oleh Khaffa. Dia meletakan Khadafi di sofa ruang keluarga dan segera mamanggil Sang istri untuk menghubungi dokter keluarganya.

Mendengar suara riuh dilantai bawah, Sontak mengundang kakak-kakak khadafi yang berada di kamar. Mereka semua panik melihat  Khadafi yang mengerang kesakitan sambil memegang perutnya.

Sang bunda yang panik segera menelpon  Bagas, Dokter keluarganya.
Selang 15 menit bagas datang lalu segera memeriksa pasien langganannya itu.

"Saya kasih infus ya Daf supaya obatnya bisa dikasih juga lewat infusnya" Bagas segera maraih tangan Khadafi guna memasangkan infus itu kepadanya

Khadafi hanya menurut saja, karena tak mungkin juga melawan yang ada dia dimarahi oleh Sang bunda dan kakak-kakaknya.

Setelah dipasangkan infus, Dokter bagas juga menyuntikan obat melalui infus itu. Setelah diberikan obat tak lama setelah itu khadafi pun tertidur.

KhadafiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang