Spoiler 1

52 10 4
                                    

"...aahhh...ssttt... ahhh... ahhh.."

Entah apa yang terjadi malam itu di sebuah kamar apartement mewah yang selalu tertutup rapat. Desahan-desahan lembut seakan terus terdengar dan bahkan mampu membangkitkan bulu kuduk bagi siapapun yang mendengarkannya.

Tak jarang suara decakan pun seolah bersahutan menyelingi desahan yang semakin lama semakin bergelora.

"...aaahhh .aahhh... emm..ssttt more honey. Ahh.."

Gelapnya kamar yang saat ini tengah di tempati dua manusia yang sedang bercinta ini. Seakan-akan menimbulkan hawa panas yang semakin membuat mereka berdua bergairah. Di tengah remang cahaya bulan. Masih nampak jelas siluet tubuh tanpa busana mereka menghiasi pemandangan. Keatas kebawah, seolah mereka benar-benar menikmati permainan liarnya.

"Ah..ah..ahh... ah..."

"Shiitt !! Ini bener-benar gila." Umpat seeorang yang bernama Felix Abraham.

Hembusan nafas yang terdengar begitu berat. Sudah dapat dipastikan betapa lama 2 insan ini memadu kasih malam itu.

"Aku puas dengan malam ini, honey." Bisik Katharina di telinga Felix.

Felix hanya menyunggingkan senyum, setelah itu menyalakan lampu yang ada di meja. Tanpa banyak bicara dia kemudian menghisap rokok sambil mengangambil beberapa lembar uang dari balik dompetnya.

"Ini bayaran lo malam ini." Ucapnya acuh

Kepulan asap pun seketika memenuhi kamar yang saat ini juga terdapat Katharina disana. Gadis yang juga sangat mencintai Felix ini. Hanya duduk terdiam sambil memandangi lekat tubuh polos Felix yang tengah berada di depannya. Air matanya jatuh saat melihat beberapa lembar uang yang saat ini ada di depannya.

Selimut yang sedari tadi menutup tubuh polosnya. Ia remas dengan kuat agar air mata itu tak sampai dilihat oleh Felix. Katharina pun beranjak untuk memeluk tubuh Felix. Saat ini, dia hanya ingin meraskan. Jika tubuh Felix masih menjadi miliknya.

"Menikahlah denganku?" Ucap Katharina sambil menggigit bibirnya.

Felix hanya tersenyum sisnis dan memilih menanggapinya dengan santai. Terlihat dia sama sekali tak terkejut dengan permintaan Katharina. Bukan yang pertama, namun ini adalah permintaan kesekian yang di lontarkan olehnya.

"Pernikahan? Anggaplah itu hanya anganmu. Karena sampai kapanpun itu tak akan pernah terjadi." Sahut Felix sambil berjalan meninggalkan Katharina yang masih terdiam mematung untuk kesekian kalinya pula.

Jawaban itu adalah jawaban yang selalu ia dengar. Tapi entah kenapa seolah tak ada kata bosan dalam kamus hidup Katharina. Air mata itu kembali berlinang. Saat melihat Felix mengacuhkan keberadaannya. Dan lebih memilih untuk menghubungi sahabatnya.

"Apa yang lo tahu?" Tanya Felix dibalik ponselnya. "Ok! Bawa ke apartement gue sekarang. Dan bawa semua apa yang gue minta sekarang." Sambungnya bengis.

Mata Felix pun mengarah pada Katharina yang masih setia menunggunya. Dia benar-benar sangat acuh. Bahkan jejak air mata yang ada di setiap sudut mata Katharina pun tak ia perdulikan.

"Jangan pernah meminta hal bodoh itu lagi. Karena gue anggap lo yang mau jadi pemuas gue. So ! Kalau lo masih mau merasakan kejantanan gue. Kubur dalam-dalam impian lo."

Katharina terdiam,

Dia sadar ini adalah kesalahannya yang dengan mudah menawarkan dirinya untuk Felix. Sambil meremas selimut yang menutupi sebagian tubuhnya. Matanya tak lepas memandang punggung Felix sampai hilang dibalik pintu kamar mandi.

Mungkin tak mudah, namun kesalahan yang telah dibuat oleh dirinya sendiri. Membawa dia masuk dalam jurang keegoisan Felix. Sekalipun air mata itu tak bisa berhenti. Felix tetap tak akan bisa merasakan kehadirannya.

The Pink Roses! (Spoiler)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang