Chapter 16 : Persahabatan

9 1 0
                                    

Le Yao Yao merasa seperti sedang bermimpi.

Tapi semua yang ada di mimpi terasa benar-benar nyata.

Pria tidak terduga itu, pembunuh yang dendam itu, dan terakhir, panah yang tidak berperasaan itu. Le Yao Yao mengingat darah yang berceceran dimana-mana.

Setiap adegan terus menerus bermain dalam ingatan Le Yao Yao. Ia sangat ketakutan sampai dia terbangun dari mimpinya.

Dia melompat dari tempat tidur saat jantungnya terus berdetak keras. Dia merasakan trauma dari apa yang dilihatnya.

Ada lapisan keringat di dahinya.

Dengan satu tangan, dia memegangi detak jantungnya. Le Yao Yao menarik nafas panjang hingga dia bisa tenang. Kemudian, dia bergumam pada dirinya sendiri.

"Wah... untung itu hanya mimpi... aku hampir ketakutan sampai mati.. eh... !?"

Awalnya, dia bernapas lega. Tapi setelah melihat sekelilingnya, Le Yao Yao benar-benar merasa seperti tersambar petir. Dia menjadi sekaku fosil.

Itu adalah ruangan sederhana dengan dinding putih, meja kayu sederhana dengan empat bangku. Dengan satu pandangan, jelas bahwa barang-barang itu sangat kuno.

Alih-alih kasur doraemon kesayangannya, dia tidur di atas kasur berisi rumput di tempat tidur kayu.

Meihat keseluruhan ruangan, Le Yao Yao merasa hampa lagi.

Jadi semua itu bukanlah mimpi. Dia benar-benar berpindah melewati waktu...

Ini adal dinasti yang bahkan tidak ada di buku sejarah mana pun; Dinasti Heaven Yuan!

Dia benar-benar tidak bisa kembali pulang...

Semakin Le Yao Yao berpikir tentang itu, dia merasa semakin depresi.

Mungkin karena ini di tengah malam. Saat kesunyian melanda, kesepian itu lebih tak tertahankan.

Dan lagi, berada di dinasti yang tidak dikenalnya ini berarti dia tidak punya seorang pun anggota keluarga.

Le yao Yao menjadi lebih dan semakin kecewa. Air matanya mulai mengalir keluar membasahi pipinya. Dalam waktu singkat, wajahnya penuh dengan air mata.

Pada waktu ini, sebuah suara yang terlihat cemas tiba-tiba terdengar.

"Xiao Yao Zi, mengapa kamu menangis?!"

Wajah khawatir Xiao Mu Zi masuk dalam penglihatan Le Yao Yao.

"Xiao Mu Zi..."

Xiao Mu Zi satu-satunya orang yang dia kenal di tanah asing ini. Kepeduliannya padanya membuat hati Le Yao yao hangta dan kabur.

Saat ini, Le Yao yao hanya ingin seseorang yang peduli padanya.

Setidaknya dia tidak sendiri di sini. Ada seseorang yang peduli padanya.

Karena Le yao Yao tidak ingin Xiao Mu Zi khawatir, dia menghapus air matanya dan menunjukan senyumnya.

"Aku hanya lapar."

"Oh kau gelandangan menyedihkan. Jika kamu lapar, beritahu saja aku! Ini. Ini roti kukus yang aku ambil dari dapur. Aku sengaja memberitahu Kakak Li untuk menyimpannya untukmu! Tidak ada yang tahu. Kala tidak, tidak akan ada makanan yang tersisa. Cepat, makanlah!"

Xiao Mu Zi yang cerewet mengingatkan Le Yao Yao tentang mantan teman sekamarnya.

Meskipun dia banyak mengomel, dia benar-benar peduli padanya.

Memikirkan hal ini, Le Yao Yao tidak berpura-pura sopan dan mengulurkan tangan untuk roti kukus dari tangan Xiao Mu Zi.

Roti kukus itu sudah dingin, tapi karena Le Yao Yao kelaparan, dia tidak peduli. Dia menggigit sati gigitan besar dan makan dengan cepat.

Tapi karena dia makan dengan cepat, dia berakhir dengan tersedak. Untungnya, Xiao Mu Zi sudah menyiapkan dengan baik dan dengan hati-hati membawakannya segelas air. Setelah Le Yao Yao dapat bernapas lega, dia melanjutkan lagi melahap roti kukus itu.

Namun, kali ini, dia mengabil gigitan yang kecil saja.

Roti kukus itu tidak terbilang besar, itu kecil. Benar-benar tidak bisa membuat Le Yao yao kenyang. Setelah dia selesai makan, Le Yao Yao menginginkan lebih. Dia menjulurkan lidahnya dan menjilat bibir merahnya.

Dia tampak seperti anak kucing rakus. Sangat lucu!

The Eunuch is PregnantWhere stories live. Discover now