Tidak ada angin, tidak ada hujan tiba-tiba saja Shirakawa ditelpon oleh bos yang mengatakan bahwa Shirakawa diliburkan hari ini. Awalnya tentu saja dia panik setengah mati karena takut dipecat mengingat kata yang digunakan oleh bossnya seperti memecatnya dengan halus.
“Tenang saja Shirakawa-kun, gajimu tidak akan kupotong.” mendengar itu tentu Shirakawa bernafas lega, ternyata hanya diberi cuti. Batinnya.
“Baik, terima kasih boss.” ucap Shirakawa.
“Selamat bersenang-senang dengan anakmu~” ucap boss lalu mematikan sambungan telpon.
'Eh? Anak? Aku tidak punya anak!' ketika Shirakawa menengok dia dapati wajah anak kecil yang sedang tersenyum lebar seperti sedang menantikan sesuatu.
“Oh.”
★★★★★
“Yeeey! Main sama mama!”
Akhirnya Shirakawa pergi dengan anak yang tidak dia akui itu. Padahal tadinya dia hanya ingin tidur seharian, tapi anak itu terus-terusan mengeluh bosan dan merengek.
'Aku akan pulangkan anak ini nanti ke pria tidak beralis itu!' gumamnya kesal.
“Mama, mama! Ayo main itu!” sementara anak bernama Kyoko itu terus-terusan menarik tangan mamanya membawanya ke stan permainan menembak dan dapatkan sesuatu.
“Kenapa kau mengajakku kesini--?” ucap Shirakawa dengan wajah tak minatnya, sudah tau dia tidak jago menembak tapi malah dibawa kesini. Nanti kalo ga dapet aja dia nangis lagi. Itulah keluhan Shirakawa selama seminggu bersama anak itu.
“Ayo bu! Dapatkan sesuatu untuk putri kecilmu!” ucap si penjaga stan berusaha menarik Shirakawa untuk main.
“Ya sudah, nih.” Shirakawa memberikan uangnya untuk mendapat 5 peluru.
“Kau mau yang mana?” tanya Shirakawa datar. “Mau yang ituuu!” tunjuk Kyoko ke arah boneka kelinci besar bertopi dan berdasi kupu-kupu.
Shirakawa mencoba menembak, ya walapun tidak jago setidaknya dia tidak pernah meleset dan mengenai beberapa barang.
“Uuuh mama payah!” Kyoko kecil mengeluh melihat mamanya yang menembak tapi tidak mengenai sasaran yang diinginkan.
“Hei, aku kan memang tidak bisa menembak!” ujar Shirakawa meninggikan suaranya tak terima diprotes anak kecil ini.
“Uuuh....” Kyoko yang dibentak pun mulai berkaca-kaca. “Ah! Iya iya! Aku akan berusaha mendapatkannya, jangan menangis!” hibur Shirakawa mengelus kepala anak itu.
“Momo-chann!!!” baru saja akan menembak tapi sebuah suara mengagetkannya, untung saja pelurunya belun tertembak. Kalau sudah, Shirakawa akan mencekik pemilik suara itu.
“Momo-chan! Aku sangat senang melihatmu disini!” seorang pria tiba-tiba datang dan memeluk Shirakawa, tapi dipukul olehnya karena dia merasa risih.
“Oya? Kau sedang mencoba stan ini?” Shirakawa mengangguk merespon, disaat dia akan mencobanya lagi, pistolnya diambil oleh pria itu.
“Ah!”
“Momo-chan mau yang mana?” kesempatan bagus! gumam Shirakawa dan dia menunjuk ke arah boneka kelinci yang coba dia dapatkan.
Pria itu mengambil ancang-ancang dan coba menembak. Tapi sayang peluru itu jatuh ke arah jepitan kelinci.
“Ah, sayang sekali.” ucap si penjaga stan, sementara Shirakawa hanya bisa menghela nafas. Dan dia melihat ke arah Kyoko yang sangat menginginkan boneka itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Time for the Moon Night
Short StoryBagaimana jika anak masa depan Akutagawa tiba-tiba datang ke masa yang sekarang ini? Dengan kekuatannya tersendiri yang tidak diketahui olehnya Pairing : Akutagawa x OC Terinspirasi dari lagu GFRIEND "Time for the Moon Night"